O N E

610K 14.1K 1K
                                    

Author POV.

Claritsa Anandhira Maurer, gadis yang biasa di panggil Icha ini, baru lulus sekolah menengah pertama di SMP Sastradidjaya milik ayahnya, yaitu Ardiansyah Sastradidjaya. Ayahnya adalah pemilik Sastradidjaya Corporation.

Banyak yang bilang bahwa tubuh icha seperti model, yap memang benar. Icha memiliki tubuh yang sangat proposional. Ditambah dengan kecantikannya yang bisa membuat siapa saja iri dengannya. Walaupun ia baru lulus SMP, icha selalu menjaga penampilannya. Saat ini, icha sedang berdebat dengan orang tua nya mengenai SMA yang akan dipilih untuk icha bersekolah. Orang tua nya menyuruh icha bersekolah di sekolah milik sahabat papa nya, dengan alasan agar mudah memantau keseharian icha.

"Ma, pa, Kan yang sekolah icha. Icha gak mau sekolah di tempat milik sahabat papa. Icha gak mau" rengek icha.

"Cha, papa gak akan biarin kamu sekolah selain di sekolah milik sahabat papa. Papa gak mau ambil resiko kalau kamu sekolah di luar sayang" ucap ardi, papa icha.

"Ma, please dong bilangin papa, icha gak mau sekolah disitu ma. Ayolah ma, mama tuh cantik, baik, pengertian, pokoknya mama udah kayak bidadari deh" Rayu icha agar mama nya mau membela nya.

"Aduh sayang, maaf ya kalau soal ini mama gak bisa bantu. Soalnya benar kata papa kamu. Kami gak mau ambil resiko sayang." Ucap Reina, mama icha.

"Iiih icha kesel sama mama sama papa, kenapa sih kalian gak ngerti perasaan icha? Icha juga mau bareng-bareng sama temen icha yang dari SMP" kesal icha.

"Icha sayang, nanti kamu juga punya teman baru kok disana. Kamu harus pintar bergaul sayang, masa teman kamu itu-itu aja" sahut Ardi.

"Aku tau pa, tapi ya seenggaknya aku ada yang nemenin gitu pas MOS. Biar aku gak sendiri" lirih icha.

"Oke sayang, nanti papa coba ngomong ke orang tua Brenda agar brenda mau sekolah di SMA milik sahabat papa"
Yap, brenda adalah sahabat icha dari ia Sekolah Dasar. Brenda bukan orang indonesia asli, dia blasteran. Papa nya orang Belanda dan ibu nya asli sunda. Brenda juga sudah dari umur 5 tahun pindah ke jakarta. Yaa kalau dilihat-lihat brenda seperti bule gitu, hehe.

"Yang bener pah?? Gitu kek pah dari tadi, kalo gitu kan icha mau sekolah disana" ucap icha seraya memeluk orang tua nya.

"Iya sayang, ya udah sekarang udah jam sembilan kamu ke atas gih istirahat. Biar urusan brenda kita yang urus" Ucap Reina seraya mengelus rambut icha.

"Siap boss" Ucap icha sambil mengangkat tangannya seperti prang sedang hormat.

Icha berlari kecil kearah kamarnya yang berada di lantai 2 rumah nya. Ia sedang memikirkan bagaimana jadi anak SMA? Apakah disana seperti saat icha SMP? Tapi kata Reno, abang nya, SMA itu adalah masa-masa paling indah. Dimana kita merasakan cinta monyet, dan lain sebagainya.

Pada saat icha sampai di kamar, icha berniat menelfon abang nya yang tengah berlibur ke German bersama sepupu nya, Daren. Ia ingin memberitahu ia akan masuk SMA pilihan kedua orang tua nya. Icha pun segera merogoh handphone nya yang berada di nakas kamar nya. Ia segera menelfon abang nya melalui video call. Setelah menunggu, tak lama kemudian Reno menjawab telfon icha.

"Haiiii abang gesreekkk!! Gak kangen apa sama adek lo yang imut ini?" Icha mulai mengeluarkan suara cempreng nya.

"Anjirr gak usah teriak-teriak gitu bego. Panas kuping gue." Sahut reno dengan nada sewot.

"Yaudah sih biasa aja, gak usah sewot gitu napaaa." Sahut icha tak kalah sewot.

"Lo juga sewot onta. Ngapain sih telfon-telfon gue? Ganggu banget." Sinis Reno.

My Freak Husband?!  [ COMPLETED ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora