T H I R T Y

148K 5.5K 125
                                    

Setelah selesai rapat OSIS, radit ingat kalau icha pasti tidak langsung pulang. Ia pasti akan menunggu radit selesai rapat seperti biasanya. Radit mencari icha ke kelasnya, namun icha tidak ada disana. Lalu ia ke lapangan, namun icha juga tidak ada disana. Langit pun sudah mulai gelap. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Sekolah pun sudah sangat sepi. Teman-teman radit pun sudah pulang duluan. Radit sudah mencari icha ke seluruh penjuru ruangan, tetapi tidak menemukan icha disana. Jujur, hal itu membuat radit panik. Ia pun mengeluarkan ponselnya, berniat untuk menelfon icha.

"nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. cobalah beberapa saat lagi"

"Shit! kok gak aktif sih hp nya?" Umpat radit.

Radit pun mencoba menelfon brenda, siapa tahu aja icha ada di rumah brenda.

"Halo," sapa brenda.

"bren, lo sama icha gak?" Tanya radit to the point.

"Nggak tuh, bukannya tadi icha nungguin lo di sekolah ya?" Brenda balik bertanya.

"Seriusan lo?"

"Iya serius. Emangnya kenapa sih? Icha ngilang?" tanya brenda yang ikutan panik.

"Nggak, gak papa. Udah dulu ya, thanks." Radit pun memutuskan sambungan telefon secara sepihak. Karena ia tidak mau banyak orang yang khawatir.

Sekarang ia sudah benar-benar panik. Ia takut akan terjadi hal-hal yang buruk menimpa icha. Waktu pun terus berjalan. Dan sudah semakin malam.

"Den radit? kok belom pulang? bukannya rapatnya sudah selesai dari tadi ya?" Tanya pak Asep (satpam sekolah).

"Pak, tadi lihat icha gak?"

"Neng icha? Aduh, pak asep gak lihat atuh. Tadi bapak lagi keluar sebentar den. Ada apa emangnya?" Tanya pak Asep.

"Iya pak, tadi saya suruh icha tunggu sebentar di sekolah karena saya mau rapat OSIS dulu. Tapi gak tau deh, pas saya selesai rapat, dia gak ada. saya udah cari kemana-mana." Jawab radit khawatir.

"Atau mungkin neng icha nya sudah pulang?"

"Hmm mungkin kali ya pak?" Tanya radit masih belum yakin.

"Den radit pulang aja dulu ke rumah, siapa tau neng icha sudah pulang." Usul pak Asep.

"Ya udah deh pak. Makasih ya sarannya. Saya pamit pulang dulu." Ucap radit sopan.

Radit pun segera mengambil tas nya yang berada di pinggir lapangan. Dan segera pulang ke rumahnya. Walaupun ia masih belum yakin icha sudah pulang.

"Semoga icha baik baik aja." Ucapnya dalam hati.

•••

"TOLONGG!! PLIISS GUE TAKUT BANGET DISINI. SIAPAPUN TOLONGIN GUE!!" Sudah berulangkali icha berteriak seperti itu. Tapi tidak ada satu pun yang mendengar icha.

"Dit, tolongin gue.. gue takut banget disini." Ucap icha sambil sesenggukan dan menutup matanya.

Icha mengambil hp nya yang ada di saku seragamnya, ia berniat untuk menelfon radit. Tapi hp nya lowbatt. Ia melihat jam tangan nya, sekarang sudah pukul 7 malam. Bisa dipastikan sudah tidak ada murid di sekolah ini. Icha sangat takut kegelapan. Dan di gudang ini sangat gelap. Mengingat waktu sudah menunjukkan malam hari.

"Kenapa sih gue harus di pertemukan sama orang-orang kayak mereka? Salah gue tuh apa sih sebenernya? Ya tuhan, tolong. Dit, gue mohon bantuin gue." Ucap icha dengan air mata yang kembali membasahi pipi nya.

"TOLOONGG!!! SIAPAPUN TOLONGG!!" Icha masih terus berusaha berteriak. Ia harus berusaha keluar dari gudang itu. Apapun caranya.

Pak Asep sekarang sedang patroli malam. Seperti biasa, pak Asep akan selalu berkeliling sekolah setiap malam untuk menjaga keamanan sekolah. Saat sedang berpatroli, pak Asep mendengar suara perempuan minta tolong. Tapi ia masih belum yakin. Akhirnya, pak Asep terus berjalan tanpa menghiraukan suara tadi.

My Freak Husband?!  [ COMPLETED ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ