T H I R T Y S E V E N

134K 4.8K 77
                                    

"Hari ini kamu harus banget ikut meeting nya ya?" Tanya icha ke radit yang sedang memakai parfum.

"Iya nih, kemarin kan kintan bilang kalo meeting ini penting." Jawab radit.

"Terus aku cek kandungannya sama siapa?"

"Sama bunda aja ya, soalnya kan mama kamu lagi ke singapur kan?" Tanya radit.

"Iya, yaudah deh."

"Aku minta maaf ya, kan sekali ini doang. Biasanya juga aku temenin." Ucap radit.

"Iya gak papa." Jawab icha.

"Yaudah aku berangkat ya, nanti bunda kesini jam 10."

"Iya hati-hati ya."

Sambil menunggu bunda nya radit datang, icha menyempatkan diri untuk menyirami tanaman di halaman rumahnya. Entah kenapa, itu menjadi kebiasaannya sekarang. Bangun pagi, dan melihat tamannya di penuhi bunga warna-warni membuatnya senang.

"Icha," Panggil seseorang.

"Eh bunda udah dateng." Icha lalu menyamperi ibu mertuanya itu dan cium tangan.

"Hati-hati sayang, perut kamu udah gede gitu juga." Peringat shafira, bunda radit.

"Hehe iya bunda, ayo bunda masuk dulu. Icha mau ganti baju dulu bun." Ucap icha dan memasuki rumahnya diikuti oleh shafira.

Setelah selesai berganti baju, icha dan shafira segera ke mobil dan pergi ke rumah sakit.

"Sekarang apa yang kamu rasain cha?" Tanya shafira.

"Sekarang bayi nya nendang mulu bun, apalagi kalo radit udah ngajak dia ngomong kalo pulang kerja." Cerita icha.

"Aduh bunda jadi inget dulu pas lagi hamil radit. Kalo ayahnya radit ngelus perut bunda pasti radit nendang-nendang perut bunda. Sakit sama geli gimana gitu. Haha." Shafira juga bercerita bagaimana dulu saat ia hamil radit.

"Bunda, icha bersyukur bisa jadi menantu bunda. Bisa jadi bagian dari keluarga nya radit. Makasih udah mau jodohin icha sama radit bun. Icha gak tau lagi kalo icha gak di takdirin sama radit bakal gimana."

"Iya sayang, dulu kamu inget gak kami pernah bilang kalo cinta itu datang karena terbiasa. Dulu kamu bener-bener nolak perjodohan ini. Tapi bunda juga mau bilang makasih kamu bisa jadi istri yang baik buat radit. Bisa beri dia keturunan. Terima kasih sayang." Ucap shafira. Icha pun langsung berhambur ke pelukan shafira.

Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya icha dan shafira sampai di rumah sakit. Mereka pun menunggu nama icha dipanggil.

"Bu, anaknya hamil di luar nikah ya?" Tanya seorang ibu yang sedang hamil kepada shafira.

"Maaf ya bu, bisa gak mulut ibu di jaga? anak saya sudah nikah." Jawab shafira kesal tidak terima menantu nya dihina seperti itu.

"Udah bun, gak papa. Udah biasa kok." Jawab icha masih dengan senyuman. Ia tidak masalah menjadi bahan omongan orang banyak. Asal jangan anaknya yang dihina. Kekuatan seorang ibu.

"Maaf ya dek, saya kira kamu hamil diluar nikah. Karena masih muda banget." Ucap ibu tadi merasa tak enak.

"Makanya bu, kalo mau ngomong dipikirin lagi ya." Ucap icha dan tetap tersenyum.

Setelah icha bilang itu, ibunya langsung pergi. Mungkin tak enak hati.

"Kamu gak papa? kamu sering ya di tanya kayak gini? emang orang-orang sekarang gak tau apa-apa udah sok tau duluan." Ucap shafira.

"Aku gak papa dihina, asal jangan anak aku nya bun hehe." Jawab icha.

"Panggilan untuk nyonya Claritsa." Panggil seorang suster di depan ruang praktek.

My Freak Husband?!  [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang