T W E N T Y F I V E

151K 5.1K 193
                                    

05.00 AM

Icha terbangun saat mendengar suara alarm di nakasnya berbunyi. Icha mengerjapkan matanya dan menguap. Icha melihat disampingnya, ternyata radit sudah pulang. Jujur, ia tidak tahu kapan radit pulang. Mungkin karena terlalu lelah menangis seharian, icha jadi sangat pulas tidurnya. Sebenarnya, ia masih sangat kecewa dan penasaran apa yang dilakukan radit kepadanya kemarin. Ia sangat ingin marah kepada radit saat ini bahkan ia sampai tidak mau berbicara pada radit. Tapi ia tidak akan melakukan itu. Ia percaya, bahwa suaminya itu tidak akan mengkhianatinya.

"Gue percaya lo gak akan ngerusak kepercayaan gue dit." Gumam icha sambil mengelus lembut rambut radit.

"Dit bangun, udah subuh. Kamu gak mau sholat?" Icha mengguncangkan tubuh radit agar suaminya itu segera bangun.

"Loh kamu udah bangun?" Tanya radit sambil mengerjapkan matanya.

"Hmm udah."

"Ayo sholat berjamaah." Ajak radit.

"Hmm aku lagi gak sholat." Jawab icha canggung.

"Oh, ya udah aku sholat dulu ya" Ucap radit sambil mengecup puncak kepala icha.

Radit pun beranjak dari kasur dan segera mengambil wudhu. Daripada icha diam menunggu radit sholat, ia memanfaatkan waktu untuk segera mandi.

"Dit," Panggil icha saat ia sedang mengeringkan rambutnya karena ia habis keramas.

"Kenapa?" Sahut radit sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

"Hmm, aku kangen sama rumah aku dit. Sama mama, papah dan bang reno." Ucap icha sambil menundukkan kepalanya.

Radit pun menghampiri istrinya dan mengangkat dagu icha agar dapat menatapnya.

"Kamu takut aku gak bolehin kamu pulang ke rumah kamu?" Tanya radit lembut.

Icha menganggukkan kepalanya kikuk.

"Kenapa kamu mikir gitu sih cha? Emang kamu pikir kamu disini itu lagi di sandera gitu?" Tanya radit.

"Iya iya maaf."

"Kamu gak salah cha. Dan kamu gak seharusnya minta maaf." Radit mencium pipi icha sekilas dan segera masuk ke kamar mandi.

"Gue harap kita selalu kayak gini ya dit." Lirih icha.

Icha turun ke lantai satu untuk menemui ibu mertuanya. Karena memang biasanya setiap pagi icha akan membantu untuk menyiapkan sarapan.

"Pagi icha," Sapa freddy ( ayah radit ) yang sedang menyeruput teh nya di meja makan.

"Pagi yah." Ucap icha sambil tersenyum dan pergi menuju dapur yang letaknya tak jauh dari meja makan.

"Pagi bun," Sapa icha kepada shafira yang sedang menyusun buah-buahan.

"Pagi juga sayang." Ucap shafira sambil tersenyum ke arah menantu kesayangannya itu.

"Biar icha aja bun yang nyusun buah nya." Ucap icha sambil mengambil alih pekerjaan shafira.

"Oke, kalo udah di taruh meja makan ya cha. Bunda tunggu di meja makan." Ucap shafira sambil membawa sarapan yang sudah di masak menuju meja makan.

My Freak Husband?!  [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now