F O U R T E E N

161K 6.2K 50
                                    

Icha POV.

Hanya tinggal menghitung hari radit dan icha akan menjadi sepasang suami dan istri. Hari-hari yang icha jalani sekarang jadi tidak semangat. Karena ia terus saja memikirkan hal itu. Coba bagaimana rasanya kalian akan menikah dengan orang yang jelas-jelas tidak kalian cintai? Plus yang kalian benci pula. Aaahh bikin pusing aja.

Belum lagi, brenda. Icha tengah bingung sekarang. Akankah ia membicarakan semua yang terjadi? Atau tidak. Entahlah, ia bingung.

"Ma, icha mau tanya." Ucap icha kepada reina yang tengah mempersiapkan sarapan.

"Tanya aja cha." Jawab reina.

"Ma, kalau seandainya aku kasih tau brenda kalo aku bakal nikah gimana?" Tanya icha.

"Hmm kalo menurut mama sih gak papa. Kamu nya gimana? Kan yang bakal nikah kamu bukan mama." Jawab reina.

"Iya, aku minta saran sama mama. Aku bingung ma. Aku mikirin ini terus dari kemarin."

"Ini saran dari mama ya, mending kamu kasih tau aja brenda. Toh, brenda udah deket banget kan sama kamu? Kalaupun kamu mau diam-diam aja dan gak kasih tau brenda yang sebenarnya, mama yakin suatu saat nanti brenda akan tau. Dan itu akan mengancam persahabatan kalian." Saran reina.

"Iya juga sih, aku juga pengen brenda datang di acara pernikahan ku." Ucap icha.

"Ya udah kasih tau aja dia."

"Iya ma."

Selesai sarapan, seperti biasa icha di jemput oleh radit.

"Nih pake jaket gue, biar lo gak masuk angin." Ucap radit seraya memberikan jaketnya untuk icha.

"Boleh gak sekali ini aja gue gak pake jaket lo?" Tanya icha.

"Kenapa emang? Lo malu pake jaket gue?" Radit balik bertanya.

"Ya bukannya malu, tapi gue lagi gak mau pake jaket."

"Gak! Lo harus pake jaket gue. Kan gue udah sering bilang, kalo masuk angin nanti kentutnya bau. Lo gak malu gitu? Di sekolah lo kentut bau jengkol." Radit memulai ceramah tidak bermutu nya.

"Enak aja!! Kentut gue wangi. Lagian kenapa lo selalu ngatur hidup gue sih?" Kesal icha.

"Karena gue bakal jadi imam lo. Gue juga bakal jadi calon ayah buat anak-anak 'kita'. Dan lo jadi tanggung jawab gue." Ucap radit.

"Gue belom jadi tanggung jawab lo sekarang. Nanti kalo lo udah baca ijab qobul baru gue jadi tanggung jawab lo." Sinis icha.

"Ciee mau buru-buru di halalin ya? Hayo ngaku. Sabar ya cha, bentar lagi kok. Pasti lo ga sabar di gituin lagi ya sama gue?" Goda radit.

"Digituin apaan?" Tanya icha polos.

"Yang pas pagi-pagi lohh. Yang gue bangunin lo. Inget ga?"

Icha berusaha mengingat kejadian apa yang pernah terjadi pada radit dan icha.
'Oh iya!! Yang radit cium gue maksud nya? Iiiiihhhh dasar cowok aneh!! Freak!!' Teriak icha dalam hati.

"Loh kok merah-merah gini pipinya? Udah inget ya?" Radit mencubit-cubit pipi icha.

"Serah lo deh ah!! Nanti kita kesiangan! Udah sini jaket lo. Kelamaan!!" Bentak icha.

Akhirnya mereka pun segera berangkat ke sekolah. Berhubung waktu masuk sekolah sebentar lagi.

"Belajar yang bener ya. Biar anak-anak gue bangga nanti punya mama yang pinter." Ucap radit sambil melepas helm nya.

My Freak Husband?!  [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang