Cool Senior - 2

421K 20.8K 871
                                    

Kedua cewek itu duduk di salah satu motor matic yang terparkir di parkiran sekolah, tidak tahu milik siapa.

Masa bodoh itu milik siapa, yang terpenting sekarang Agatha dan Rhea bisa beristirahat sejenak sambil menetralkan pacuan jantung mereka yang berdetak begitu cepat.

Bukan, bukan karena habis melihat cogan alias cowok ganteng, tapi karena habis lari marathon di sepanjang trotoar jalan yang begitu sepi dari para makhluk hidup lainnya.

Mungkin karena jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh menit yang artinya jam kantor sudah masuk saat ini, makanya kendaraan tidak terlalu memadati jalanan lagi.

Mengingat para penghuni jalan yang biasanya berderetan di sepanjang jalan itu sebagian besar adalah para karyawan kantoran dan para murid sekolahan.

Ngomong-ngomong kalau jam begini semua murid sudah masuk sekolah, bagaimana kabarnya dengan acara MOS mereka yang masuk lebih cepat 20 menit dibanding para murid tetap SMA Harapan Jaya?

Agatha dan Rhea menatap jam tangan yang terlilit di pergelengan tangan mereka. Sedetik kemudian, kedua cewek itu menepuk jidat mereka secara bersamaan.

Mereka sudah terlambat tiga puluh menit, entah hal buruk apa yang akan mereka dapatkan nanti.

Tidak mungkin kan, kalau mereka memilih untuk kembali ke rumah? Yang ada mereka akan di diskualifikasi oleh para senior mereka nantinya karena tidak mengikuti MOS atau Masa Orientasi Siswa.

Kalo itu sampai terjadi, habislah mereka kena amuk Ibu tercinta yang ada di rumah. Pasti akan ada ceramah tujuh hari tujuh malam jika mereka sampai kena diskualitifikasi.

Agatha dan Rhea menggeleng-gelengkan kepala membayangkan bagaimana nasib mereka selanjutnya jika hal itu benar-benar terjadi. Membayangkannya saja sudah membuat mereka bergidik ngeri.

"Rhe, kita gimana ini?" tanya Agatha nada panik.

"Jangan nanya sama gue, bego. Ini juga karna elo yang bangunnya kesiangan. Segala pake acara nangis segala lagi di jalan, udah kaya bocah kehilangan orangtuanya aja," jawab Rhea, yang tak kalah paniknya dengan Agatha.

"Lo kok malah jadi nyudutin gue, sih?"

"Lah, kenyataannya emang gitu, nyonya Agatha."

"Lo-" perkataan Agatha terhenti seketika setelah mendengar suara cempreng milik senior mereka yang terkenal kejam.

"WOE LO BERDUA! KE SINI SEKARANG JUGA!" teriak Nisrina atau yang sering dikenal dengan sebutan Rina.

Nisrina Putri, senior perempuan yang terkenal dengan kegalakannya sekaligus kesangaran wajahnya yang selalu membuat murid lain takut dibuatnya, tidak terkecuali Agatha dan Rhea pastinya.

Agatha dan Rhea berjalan ragu-ragu mendekati Kakak senior mereka yang tengah menatap tajam ke arah keduanya itu.

"Perlu gue patahin dulu itu kaki biar jalannya cepet?" Agatha dan Rhea bergidik ngeri.

Agatha dan Rhea menundunduk takut saat berada di hadapan Rina yang hanya berjarak satu meter dari mereka berdiri saat ini.

Ya, Allah... Agatha masih mau hidup. Iyakali Agatha mau mati sekarang. Agatha belum ngerasain gimana rasanya pacaran sama cogan-cogan yang ada di sekolah ini. Tapi kalau udah berhadapan dengan kak Rina sekarang, Agatha nyerah deh. Ampunilah dosa-dosa Agatha yang cantiknya sejagat raya ini, jauhkanlah Agatha dari api neraka jahanam-Mu, berikan salam selamat tinggal dari Agatha buat Mama, Papa, sama Kak Dilan yang laknat itu. Aminn... batin Agatha.

Sementara di sisi lain, Rhea juga sibuk bergulat dengan pemikirannya sendiri.

Ini Kak Rina bisa gak sih, mati suri untuk sehari aja? Biar gue gak lihat dia selama MOS. Liat muka dia yang nyeremin nauzubillah gini bikin gue mau jantungan aja, batin Rhea.

"Kenapa kalian terlambat? Terus tadi bukannya masuk ini malah nongkrong di parkiran. Yang nyuruh kalian nongkrong di sana siapa?" tanya Rina dengan aura dinginnya yang mampu membuat siapa pun menciut di buatnya.

Agatha maupun Rhea tidak ada yang menjawab atau sekali pun menoleh kepada senior mereka itu.

"Ngapain diam, hah?!" bentak Rina lantaran tidak ada satu pun dari juniornya itu yang menjawab pertanyaan yang ia ajukan, sontak membuat Agatha dan Rhea terkejut bukan main.

"Karna kita diam, Kak," jawab Agatha polos.

Dasar kembaran kuntilanak total! Ngapain pake acara dijawab segala, sih? Makin rumit ini masalahnya, Agathaaa!!! Jerit Rhea dalam hati.

"Kamu berani jawab saya, ya?!"

"Kan kakak lagi nanya, ya Agatha jawab lah. Kata Mama kalo ada orang lagi nanya itu di jawab, jangan diem aja, gak sopan tau."

"Kurang ajar kamu!"

"Karena kurang ajar itulah kenapa Agatha sama Rhea mau sekolah di sini, Kak. Kita kan emang cuma baru lulusan SMP, makanya kurang ajaran."

Ini mahkluk apaan, sih? Nyebelin banget jadi cewek! Batin Rina.

"Sekarang pergi kelapangan kalian berdua!" titah Rina.

"Ngapain, Kak?" tanya Agatha.

"Tha, mending lo diem deh, gak perlu di jawab," bisik Rhea pada sahabat kelewatan dongonya itu.

"Lari sepuluh kali lapangan," kata Rina sedikit bentakan.

Setelah itu mengucapkan kalimat itu, Rina pergi meninggalkan Agatha dan Rhea ke aula untuk mencari keberadaan Afkar, salah satu temannya yang akan mengawasi Agatha dan Rhea nantinya.

"Lo, sih, pake acara dijawab segala perkataan Kak Rina, jadi gini kan akhirnya!" ucap Rhea kelewatan kesal setelah perginya Rina.

"Perasaan gue gak ngadain acara apapun tadi," jawab Agatha polos hingga saking polosnya membuat Rhea hampir saja mematahkan leher cewek itu dan membuangnya ke Samudra Pasifik jika saja ia tidak mengingat kalau cewek itu sahabatnya sendiri.

●●●

Cool Senior [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now