Cool Senior - 37

192K 12.7K 91
                                    

Agatha membelalak lebar ketika mendengar kabar dari teman sekelasnya kalau Rhea sedang berada di ruang UKS. Demi apa coba?! Dirinya berkeliling seluruh sekolah hingga mendapatkan kejadian yang menyialkan, dan sekarang dengan entengnya ia mendapatkan kabar kalau Rhea berada di UKS?!

Dengan perasaan kesalnya yang sudah berada di ujung tanduk, Agatha berjalan menuju UKS ketika bel istirahat kedua berbunyi. Ia tidak menghiraukan tatapan aneh dari teman-temannya ketika melihat cewek itu menghempas keras buku pelajarannya ke atas meja sebelum keluar dari kelas.

Dalam hati, Agatha mengumpati Rhea dengan berbagai macam umpatan. Kenapa cewek itu tidak mengabarinya sih, kalau dia sedang ada di UKS? Apa dia tidak tahu kalau Agatha sudah sampai rela-rela memasang muka temboknya ketika memasuki toilet laki-laki hanya untuk mencari keberadaan sahabatnya itu?

Tapi sebenarnya itu tidak ada hubungannya juga, sih. Seharusnya Agatha dapat berpikir lebih pintar lagi, mana mungkin Rhea berada di toilet laki-laki sedangkan toilet untuk para perempuan telah disediakan oleh sekolah mereka.

Dasar.

Sesampainya di depan UKS, Agatha langsung membuka pintu coklat yang ada di hadapannya itu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Toh, UKS kan milik siapa saja. Tidak ada peraturannya kalau masuk ke UKS harus mengetuk pintu terlebih dahulu.

"RHEA!! KENAPA LO GAK KASIH TAU GUE KALO LO ADA DI UKS?! LO MAU BIKIN GUE-" mulut Agatha terbuka lebar dan perkataannya pun terhenti di tengah jalan ketika melihat pemandangan yang ia lihat di depannya.

Di sana, di ranjang UKS, Rhea dan salah satu senior mereka yang Agatha ketahui bernama Afkar, sedang telentang dengan Rhea di bawahnya. Entah apa yang sudah terjadi diantara mereka, yang pasti mata Agatha telah ternodai sekarang.

"RHEA!!!" jerit Agatha histeris.

Rhea mendorong tubuh Afkar hingga membuat cowok itu terjatuh ke sampingnya. Rhea segera berdiri dari posisinya, meskipun kepalanya masih terasa pusing.

"Rhe, lo gak papa?" tanya Afkar tanpa mengalihkan pandangannya dari Rhea yang kini sudah memerah karena malu.

"Tha, apa yang lo liat gak kayak yang lo pikirin. Gue sama Kak Afkar gak ngelakuin apa-apa, sumpah." Rhea mengangkat tangannya, membentuk huruf V menggunakan kedua jarinya. Ia mengacuhkan perkataan Afkar yang menanyakan keadaannya.

Afkar menatap kedua juniornya itu dengan alis bertaut. Ia bingung dengan situasi saat ini. Ia melihat mata Agatha yang berkaca-kaca dan wajah Rhea yang berubah menjadi panik. Hingga sebuah pertanyaan konyol terlontar dari mulutnya.

"Lo berdua pacaran?"

"Aduh!" ringis Afkar ketika Rhea menjitak keras kepalanya.

"Lo bisa diem gak, sih?! Dari tadi ngomong mulu. Gak cape tu mulut nyerocos aja kerjaannya? Iya kalo perkataan lo berfaedah, nah ini unfaedah semua," kata Rhea kesal.

"Aku kan cuma nanya, Yang," jawab Afkar memberikan cengirannya.

"Yang, yang, pala lo peang!" balas Rhea ketus.

Agatha hanya diam melihat Rhea dan Afkar yang berdebat di depannya. Dari apa yang ia lihat dan yang ia dengar, Agatha dapat menyimpulkan kalau ia telah melewatkan sebuah kejadiaan yang telah terjadi diantara sahabat dan seniornya itu.

"Kalian pacaran?" kini Agatha yang bertanya.

Afkar dan Rhea sontak mengalihkan pandangannya mereka ke arah Agatha yang masih berdiri di tempatnya. Mata Rhea mengerjap beberapa saat hanya untuk memastikan kalau ia tidak salah dengar. Sementara Afkar tersenyum sangat lebar mendengar pertanyaan yang juniornya itu lontarkan.

"GAK!"

"IYA!"

Agatha meringis mendengar jawaban yang di katakan dengan waktu bersamaan oleh sahabat dan seniornya itu. Ditambah lagi dengan suara Rhea yang lebih mendominasi diantara keduanya, membuat Agatha merasa kupingnya akan mengeluarkan darah seketika karena teriakan Rhea.

Sebenarnya yang benar yang mana?

"Yang bener yang-"

"GUE!"

"GUE!"

Lagi. Sepertinya Rhea dan Afkar memang ditakdirkan untuk berjodoh.

"Ish! Kita itu gak pacaran!"

"Lebih tepatnya belum, Rhea."

"Apaan sih, lo?!"

"Jangan marah gitu dong. Tenang aja, aku bakal cepetan nembak kamu kok. Kamu tunggu aja ya."

"Jijik, dodol!"

"Udah gue bilang jangan ngomong kasar lagi, Rhea. Atau gue..."

Menyadari ke mana arah mata Afkar memandang, Rhea jadi gelagapan. Apa coba maksudnya dengan melihat bibirnya?

"I-iya, iya. Astaga, ribet banget, sih."

"Gitu dong, jadi cewek itu harus nurut."

"Kayanya aku ganggu deh. Aku balik ke kelas aja ya. Bye, Rhe, Kak," pamit Agatha.

Afkar hanya tersenyum menanggapi Agatha. Sementara Rhea sudah bersiap-siap ingin mengejar Agatha yang telah keluar dari UKS. Namun tangannya di tahan oleh Afkar.

"Lo harus istirahat."

"Gue udah baikan."

"Muka lo masih pucat."

"Gue-"

"Rhea."

Melihat Afkar yang menunjukkan wajah seriusnya, membuat Rhea mau tidak mau menuruti cowok itu. Ia mengurungkan niatnya untuk mengejar Agatha dan berbaring di atas ranjang UKS dengan Afkar yang setia menjaganya.

●●●

Cool Senior [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now