Cool Senior - 57

170K 11.6K 488
                                    

Agatha menatap hamparan bintang yang berkerlap-kerlip di atas langit. Warnanya begitu indah, namun tidak terlalu terang. Langit terlihat sedikit berawan malam ini.

Angin malam menampar pelan permukaan kulitnya. Membuat tubuh cewek itu sedikit gemetar. Dengan sigap, Agatha semakin mengeratkan jaket yang ia kenakan di tubuhnya.

Taman di belakang rumahnya terlihat tenang dan damai. Orang-orang rumah sudah terlelap dari beberapa jam yang lalu. Entah kenapa Agatha belum merasakan kantuk melandanya.

Agatha memilih duduk di kursi yang panjangnya hanya satu meter, di taman itu. Kakinya yang menjuntai ke bawah bergerak maju-mundur seakan berayun.

Oh Seoul, geurae na I goseseo oh oh

Modeun geol junbihae neoneun gidaehae

Haengbokhaejil tenikka

Oh Seoul, geurae na i goseseo

O eonjena neoreul deudgo

Barabogo aneulge

Bibir Agatha bergerak mengalunkan lagu With Soul yang dinyanyikan boyband asal Korea Selatan yang bernama BTS.

Tanpa Agatha sadari, sedari tadi gerak-geriknya tidak pernah luput dari pengamatan seseorang yang kini tengah berdiri tepat di belakangnya.

Galaksi tersenyum tipis, lalu memasukkan kedua tangannya ke saku celana. "Bagus."

Agatha terkesiap. Dengan gerakan refleks ia membalikkan badannya ke belakang. Matanya membulat lucu ketika melihat keberadaan Galaksi di sana.

Galaksi mengambil duduk disebelah Agatha tanpa memperdulikan tatapan tajam cewek itu. Galaksi menyandarkan tubuhnya ke belakang sambil menghembuskan napas pelan.

Agatha mematung di tempatnya ketika Galaksi menghadap ke arahnya. Dengan jarak yang tergolong dekat, mata mereka saling bertemu. Dengan bantuan cahaya bulan membuat mata Agatha terlihat lebih indah bagi Galaksi.

Sudut bibir Galaksi tertarik hingga membentuk sebuah lengkungan indah, dan Agatha tidak dapat memungkiri kalau ia merindukan senyuman itu selama beberapa tahun terakhir ini.

"Hai," sapa Galaksi.

Alih-alih menjawab, Agatha malah memalingkan wajahnya. Agatha menghadap lurus ke depan dengan sesuatu yang terasa aneh di dalam dirinya. Seperti gejolak amarah dan kerinduan yang menumpuk.

Agatha tau kalau ia begitu merindukan sosok yang selama tiga tahun belakangan ini menghilang dari pandangannya. Tapi egonya lebih besar, menghalangi keinginan Agatha untuk bisa memaafkan Galaksi.

Masih menatap Agatha, Galaksi kembali berujar, "Apa kabar? Gimana sekolah kamu?"

Lagi-lagi Agatha hanya diam menanggapi pertanyaan yang diajukan Galaksi, dan anehnya cowok itu masih saja tersenyum walau tidak mendapatkan balasan dari lawan bicaranya.

"Gimana nilai kamu? Gak ada yang anjlok kan? Tadi aku sempat ketemu Rhea, katanya nilai kalian memuaskan, bener?" tanya Galaksi.

Tidak ada respon sedikitpun dari Agatha. Tidak dalam perkataan maupun gerakan fisik, dan jujur, itu sedikit membuat Galaksi kecewa, melihat perubahan yang Agatha berikan padanya.

"Bintangnya indah ya, kerlap-kerlip," Galaksi kembali berucap. "Kamu suka?"

Galaksi menghembuskan napas pasrah ketika tidak kunjung mendapatkan balasan dari Agatha. Tanpa ragu Galaksi mengulurkan tangannya mengusap kepala Agatha.

Galaksi tersentak kaget ketika tangannya ditepis kasar oleh Agatha. Mata cewek itu memerah seperti menahan sesuatu yang ingin keluar dari dalam sana.

Agatha bangkit dari duduknya, matanya menatap tajam Galaksi. "Jangan pernah sentuh gue! Gue gak kenal sama lo, dan mending sekarang juga angkat kaki dari rumah ini. Jangan pernah kembali lagi ke sini ataupun memperlihatkan diri di depan gue!"

Galaksi menatap lirih Agatha yang terlihat emosi di depannya. Dari sorotan mata coklat itu, Galaksi dapat menangkap kesedihan dan kekecewaan Agatha pada dirinya.

"Gak ada tempat untuk cowok kaya lo di rumah ini," lirih Agatha.

Baru saja Agatha ingin melangkahkan kaki menjauh, Galaksi dengan cekatan mencekal pergelangan tangannya, menahan cewek itu untuk pergi.

Tarikan Galaksi membuat Agatha terhuyung kebelakang hingga menabrak dada bidang Galaksi. Kesempatan itu tidak disia-siakan Galaksi untuk mengunci Agatha dalam pelukannya.

Galaksi memeluk Agatha erat. Matanya terpejam ketika menghirup aroma harum rambut Agatha yang hanya seperkian detik dapat membuat hatinya tenang.

"Lepas!" Agatha mencoba berontak.

Galaksi hanya diam tanpa berniat melerai pelukannya. Masih dengan kerinduan yang mendalam, dan rasa penyesalan yang mengusik hati, ia semakin mengeratkan pelukannya.

"I miss you." ucap Galaksi pelan.

Galaksi merasa dadanya basah. Sesuatu telah membasahi kemejanya, diiringi suara isak tangis dari sosok cewek yang saat ini berada dalam dekapannya.

Agatha menyandarkan kepalanya ke dada Galaksi, namun masih belum kunjung membalas pelukan cowok itu. Pertahanannya runtuh seketika ketika Galaksi mengucapkan tiga huruf itu.

Jangan tanyakan lagi bagaimana perasaan Agatha saat ini. Kerinduan yang mati-matian ia simpan akhirnya meluap hanya karena ucapan tulus seorang Galaksi.

"I miss you, Agatha." Galaksi
kembali berucap.

Agatha semakin terisak, perlahan namun pasti tangannya terulur membalas pelukan Galaksi. Galaksi yang merasakan pelukan erat Agatha hanya bisa menghela napas lega.

Agatha memukul belakang Galaksi pelan seakan tenaganya telah hilang entah kemana. "Jahat!" kata Agatha hampir tidak terdengar.

Galaksi hanya bisa diam, membiarkan Agatha melampiaskan kekecewaannya. Yang hanya bisa ia lakukan adalah mengelus sayang rambut dan bahu Agatha.

Sesuatu terasa sakit ketika mendengar suara tangis Agatha. Galaksi merasakan jantungnya seakan teriris sesuatu yang tajam.

Begitu banyak makian yang Agatha ucapkan, dan hanya satu kata yang dapat Galaksi katakan untuk membalasnya.

"Maaf."

※※※

Cool Senior [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now