Cool Senior - 54

179K 12.9K 516
                                    

Saya mau minta komennya coba. Sekedar buat penyemangat aja sih hehe



Agatha tersenyum lebar ketika melihat Galaksi sedang menunggunya di depan pintu kelas setelah pulang sekolah. Cowok itu mencium keningnya sekilas dan membawanya ke parkiran sekolah.

Sudah dua minggu lebih Agatha kembali bersekolah, dan selama itu juga Galaksi lebih memilih membawa mobilnya agar bisa mengantar-jemput Agatha.

Seperti kini, Galaksi mengangkat tubuh Agatha ke dalam mobil dan menaruh kursi rodanya di kursi belakang.

"Mau makan?" tanya Galaksi.

Agatha menoleh dan mengangguk antusias. Galaksi mengacak rambut pacarnya itu dengan sayang, lalu menariknya ke dalam rangkulan hangatnya. Agatha membiarkan dan hanya menurut. Ia bersandar di dada Galaksi yang bidang.

"Hari ini kita jalan-jalan ya. Kamu mau kemana, hm?"

"Kamu emangnya gak cape? Gak mau istirahat?"

"Hari ini aku mau menghabiskan waktu khusus sama kamu."

"Yaudah deh, terserah kamu."

Galaksi berhenti di depan sebuah restauran yang terlihat sedikit sepi dari pengunjung. Dia keluar dari mobil dan berjalan cepat mengelilingi mobilnya.

Agatha memekik kaget ketika Galaksi langsung mengendongnya, padahal cowok itu belum mengambil kursi rodanya di kursi belakang.

"Ga, kursi roda aku masih di dalam mobil."

"Aku tau."

"Kok kamu gendong aku, sih? Kursi rodanya ambil dulu, dong."

"Gak perlu."

Pipi Agatha memerah ketika Galaksi berjalan memasuki restauran dengan dirinya yang berada di gendongan cowok itu. Posisi ini membuat perhatian semua orang tertuju kepada keduanya.

Dengan perasaan malu yang telah berada di ujung tanduk, Agatha menyembunyikan wajahnya di dada Galaksi.

Agatha bahkan lupa kalau mereka masih menggunakan seragam lengkap saat ini. Jangan sampai orang lain berpikir macam-macam tentang dirinya dan Galaksi.

"Ga, aku malu."

"Tenang aja."

"Tapi semua orang liat kita."

"Abaikan."

"Nyebelin!"

Galaksi terkekeh mendengar ucapan Agatha. Ia membawa pacarnya itu menuju meja yang berada di dekat jendela, letak kesukaannya dan Agatha.

Galaksi mendudukkan Agatha di bangku meja itu dan ia juga duduk dengan posisi berhadapan dengan Agatha.

Seorang pelayan menghampiri mereka dan menuliskan pesanan Galaksi dan Agatha. Sepeninggalan pelayan itu, Agatha mati-matian menahan malu ketika melihat sebagian dari pengunjung ada saja yang masih melihatnya dan Galaksi saat ini sambil tersenyum menggoda.

Galaksi yang menyadari tingkah Agatha pun tersenyum dan menggengam kedua tangan cewek itu. Galaksi terkekeh ketika merasakan tangan Agatha yang seketika menjadi dingin. Dengan tidak tahu malunya, Galaksi mengangkat tangan Agatha dan menciumnya.

Tanpa sepengetahuan Galaksi, detak jantung Agatha semakin bertambah, seakan siap untuk meledak saat ini juga. Sontak Agatha melihat kesekelilingnya ketika mendengar suara riuh para pengunjung.

"So sweet, banget!"

"Mereka serasi."

"Iri banget, aku."

"Gak lihat-ihat sikon banget mau romantis-romantisan."

"Yang jomlo mah, bisa apa atuh?"

"Astaga, ceweknya beruntung banget punya cowok kaya dia."

"Cowoknya ganteng, romantis lagi. Ceweknya pasti beruntung banget bisa dapetin dia."

Agatha menggigit bibir bawahnya. Terlalu banyak orang yang memuji mereka. Terlalu banyak perkataan yang membuat dirinya semakin gugup dan merasa ingin segera berlari keluar saat ini juga.

"Gak usah perduliin mereka."

"Aku malu."

"Anggap aja mereka gak ada. Cuma ada aku dan kamu saat ini."

"Ga..."

"Kamu dengar kata mereka tadi? Mereka bilang kamu beruntung punya aku. Tapi aku rasa mereka salah. Justru aku yang beruntung punya kamu dihidup aku. Tanpa kamu, aku gak tau apa yang bisa aku lakuin di dunia ini. Tanpa kamu, aku gak tau apa tujuan aku hidup di dunia ini."

Agatha terdiam. Perkataan Galaksi membuat bibirnya tertakup rapat seakan susah untuk digerakkan. Ia dapat merasakan belaian ibu jari Galaksi di tangannya.

"Kamu gak malu punya pacar cacat kaya aku?"

"Kenapa aku harus malu?"

"Aku gak bisa jalan lagi. Aku... gak sempurna."

"Aku gak akan ada di samping kamu saat ini seandainya kamu sempurna, Agatha. Aku memilih kamu bukan karena kesempurnaan. Tapi cinta kamu. Seandainya kamu sempurna, lalu bagian mana yang bisa aku isi untuk bisa menyempurnakannya? Untuk apa aku di samping kamu kalau kamu telah sempurna tanpa perlu aku menyempurnakannya?"

Agatha menatap manik mata Galaksi. Tidak ada setitik pun kebohongan yang tersirah dari mata tajam itu. Semuanya tulus. Tanpa sadar air mata keluar dari matanya. Betapa beruntungnya dia bisa memiliki Galaksi di sampingnya.

"Galaksi..."

"Hm?"

"Jangan tinggalin aku."

"Aku punya satu permintaan."

"Apapun untuk princess aku tersayang."

Agatha diam beberapa saat. "Jangan tinggalin aku."

●●●

Cool Senior [SUDAH TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant