16 - Mistake

2.8K 299 8
                                    

Aku membiarkan hatiku hancur. Membiarkanmu dimiliki oleh orang lain. Membiarkan kesempatan memilikimu hilang untukku; meski sesungguhnya aku tidak bahagia dengan keputusan itu.
--


"Eum.. Aku-- Jungkook menciumku. Semalam kamu berciuman," ucapnya excited.

---

Senyum yang sedari tadi aku ukir untuk menyambut Yeon Hwa kini pudar dengan sendirinya.

Lilin-lilin yang sudah kutata rapi sedemikian rupa diatas kolam renang itu dengan tiba tiba tertiup angin. Seolah begitu mendukung dengan keadaanku.

Awalnya aku pikir ini akan menjadi momen yang tak pernah kulupakan.

Aku mengucapkannya spontan, menunjukkan lilin-lilin itu dari atas yang sudah kubentuk menyerupai gambaran cantik. Aku menciumnya dan dia menjadi milikku.

Tapi salah. Aku terlambat. Aku menyesali, tapi harus bagaimana lagi? Aku mencoba mengucapkan selamat dan mempertahankan senyumku.

Aku membiarkan hatiku hancur. Membiarkanmu dimiliki oleh orang lain. Membiarkan kesempatan memilikimu hilang untukku; meski sesungguhnya aku tidak bahagia dengan keputusan itu.

Jika itu yang terbaik, aku akan menurutinya. Ini momen yang tak terlupakan seperti yang aku kira. Hanya saja jalan ceritanya berbeda.

"Baekhyun-ah, apa yang akan kau bicarakan padaku tadi?" tanyanya sumringah.

Aku begitu tersenyum getir, "Itu, aku hanya mau bilang-- eum aku akan segera membuat skripsi, yeayy!!" dan bersorak seolah gembira.

"Apa senangnya membuat seperti itu?"

"Itu artinya aku akan segera wisuda, dan mendapatkan gelar sarjana," aku mencubit pipinya, walau tanganku kaku. Aku mencoba tetap bersikap hangat.

"Jadi, kau berbuat seperti ini hanya karena kau akan membuat skripsi?" tanyanya dengan mulut terbuka.

Aku mengangguk cepat, "Aku akan mentraktirmu apa saja hari ini."

"Wahh, kau sangat tampan!"

Mulai hari ini aku akan merelakanmu. Bersenanglah dengan Jungkook. Aku tahu dia yang terbaik.

"Eoh, ini juga untuk merayakan hari mu dengan Jungkook. Selamat Yeon Hwa-ya!" ucapanku sedikit bergetar.

"Kenapa matamu memerah? Kau menangis?" kedua tangannya menangkup kedua pipiku. Sorot matanya terlihat butuh penjelasan.

Aku ingin sekali menangis ditangkupan tangannya. Tapi tidak, aku tetap tidak bisa.

Aku mengucek mataku yang kurasa memang sudah memanas, "Aku hanya terharu, sebentar lagi aku sarjana. Aku akan tumbuh dewasa dan bekerja, lalu menikah."

"Jangan berbohong."

"Aku tidak berbohong. Percayalah, Yeon Hwa-ya."

Yeon Hwa tersenyum dan menjauhkan tangannya dari wajahku.

***

Yeon Hwa berjalan dikoridor sekolah. Hari ini dia berangkat diantar oleh Chanyeol. Pagi pagi buta Baekhyun mengiriminya pesan singkat, dia bilang dia tidak bisa mengantar jemput lagi.

Yeon Hwa pun mengiyakan walau dia sebenarnya sedikit sedih. Tapi Yeon Hwa mengerti, ini semua karena Baekhyun akan mulai disibukkan dengan tugas kampusnya.

Jangan lupa kita akan bertemu dilain waktu. Kita harus seperti waktu itu lagi ya. Aku akan merindukanmu Baekhyun oppa.

Yeon Hwa membaca pesan singkat terakhir yang dikirimnya kepada Baekhyun. Dia bisa menebak setelah ini Baekhyun pasti akan jarang berkomunikasi dengannya lagi.

Dia benar benar akan menjadi orang sibuk nanti.

Tak lama, merasa tangannya digenggam oleh seseorang, Yeon Hwa mendongakkan kepalanya. Di dapatinya seorang laki laki yang mulai sekarang menguasai penuh isi pikirannya.

Dia sedang menatap kedepan lurus dengan arah pandangannya. Tapi senyumannya terukir jelas. Sampai akhirnya dia menolehkan kepalanya untuk menatap Yeon Hwa.

"Kemarin tidak berangkat kenapa?" tanya Yeon Hwa spontan.

"Belum mengerjakan tugas dari Guru Oh," jawabnya singkat.

Yeon Hwa mempoutkan bibirnya, "Tidak menjemputku kenapa?"

"Kau sudah berangkat dengan Chanyeol hyung," ucapnya datar, tapi genggamannya semakin erat.

Yeon Hwa menghentikan langkahnya, begitu juga Jungkook. Mereka saling berhadapan.

"Aku akan memasangkan gelangnya nanti."

Jungkook tersenyum.

"Masuklah ke kelas, nanti kita bertemu di rooftop," ujar Jungkook mengusap pelan pipi Yeon Hwa.

Yeon Hwa tersenyum. Dia mengangguk lalu membalikkan badan. Dia berjalan menuju ke kelasnya tapi sangat pelan. Langkahnya sengaja dibuat-buat layaknya anak kecil yang sedang belajar berjalan.

Jungkook yang melihatnya hampir tertawa. Tetapi sedetik kemudian dia kembali kehadapan Jungkook lagi.

"Ada ap--"

Cup

Jungkook kosong. Diam. Ketika Yeon Hwa menciumnya sekilas lalu berlari terbirit birit memasuki kelasnya.

Jungkook hanya mampu menahan senyumnya. Dia geli dengan perlakuan Yeon Hwa. Namun dia akui dia menyukai hal itu.

---

Gelap.

Kamar Baekhyun sangat gelap. Sedari malam dia tidak keluar kamar.

Dia hanya bermain gitar tapi penuh emosi. Menciptakan lirik tapi tidak bisa. Dia terus memaki. Sejak malam itu Baekhyun selalu begini.

Dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Padahal dia berusaha untuk menenangkan diri nya tapi tidak bisa. Sekuat apapun dia, dia tetap merasakan betapa sakitnya seperti ini.

Dia tidak berangkat kampus, hanya karena alasan malas. Alasan yang sangat tidak masuk akal.

Baekhyun memandangi foto Yeon Hwa dan dirinya yang terpajang sempurna di pigura sedang miliknya. Dia menangis tersedu lagi, kenapa dia harus sesakit ini?

Perasaanya yang tersimpan sudah amat dalam. Sejak pertama kali bertemu saja dirinya sudah tertarik dengan Yeon Hwa.

Otaknya memutar ingatan dimana Baekhyun pertama kali dengan Yeon Hwa. Bagaimana Baekhyun bisa sedekat itu dengan Yeon Hwa. Bagaimana dirinya bisa jatuh cinta dengan Yeon Hwa.

Dan bagaimana dirinya bisa hancur seperti ini karena Yeon Hwa.

Baekhyun mengacak acak rambutnya kasar. Dia memecah pigura itu lalu memeluk lututnya sendiri.

Dia butuh seseorang untuk saat ini. Dia tidak bisa terus menerus mengurung diri. Menyakiti diri melihat Yeon Hwa bahagia dengan yang lain. Dia membutuhkan seseorang lain. Seseorang lain yang mampu mengembalikan dirinya sendiri.

Tidak ada yang tahu, dibalik humorisnya Baekhyun. Dia terlalu rapuh. Hanya ruangan gelap ini yang menyaksikan kerapuhan seorang moodbreaker seperti Baekhyun.

Baekhyun-ssi? Bisakah kau kesini? Aku perlu bicara denganmu
-Hyujin-

Baiklah. Kirim alamatnya aku akan segera kesana.

"Mungkinkah aku harus mencoba mencintai orang lain?"



















Merelakanmu adalah hal terbodoh yang pernah aku lakukan -Baekhyun-

Tbc---

Ngga tau kenapa gue pengen cepet cepet ngelarin ini:))

2U; To You [End]Where stories live. Discover now