21 - Painful Regret : 2U

2.5K 268 48
                                    

"Hoaamm!" aku menguap lebar meregangkan otot ototku setelah tidur. Rasanya malas sekali untuk bangun di hari minggu ini. Aku melirik jam weker dimeja. Pukul 8 pagi.

Aku bermalasan sejenak lalu ku niatkan untuk membersihkan diri. Setelah rapi aku keluar dari kamar dan menengok sebentar ke kamar Baekhyun.

Dimana Baekhyun? Bukankah ini hari libur. Kenapa dia pagi pagi sudah tidak ada dirumah? Batinku bertanya saat mendapati tak ada seorang laki laki itu.

"Ahjumma, dimana Baekhyun?" tanyaku sambil berjalan di tangga.

"Tuan Baekhyun dan tuan Chanyeol izin pergi keluar untuk jalan pagi," jawab Han Ahjumma.

Dia masih baru disini. Aku sengaja memperkerjakan dia agar meringankan kerjaku. Mengingat sebentar lagi aku akan memulai kuliahku.

"Begitu ya."

"Iya. Maaf, saya melanjutkan pekerjaan dulu," katanya sopan yang kuiyakan sebagai jawabannya.

Aku menyalakan televisi di ruang tengah. Memencet remote tv berkali kali. Acara drama, show tv, aku bosan. Aku terus mengganti channelnya berulang kali sambil menggerutu.

Sepersekian menit aku semakin bosan. Aku beranjak dari sofa disini, aku pikir aku perlu menyibukkan diri dengan mempersiapkan peralatan kuliahku nanti.

Cklek!

Aku membuka knop pintu kamarku. Aku berjalan ke arah meja belajar yang baru baru ini sengaja ku beli dan ku taruh dikamar. Aku bermaksud mengambil laptop dimeja. Hanya saja, sebuah kotak kecil mengalihkan mataku.

Aku belum membuka isinya. Pernah terpikir dalam benakku. Sepertinya aku tidak pernah menerima kotak ini. Kenapa bisa ada dikamarku?

Atau ini milik Chanyeol? Dulu dia sempat tinggal dikamarku. Tapi tidak mungkin Chanyeol diberi kotak kecil seperti ini. Jika dapat dari fans selalu buket bunga, bingkisan besar, boneka, kebutuhan mahal, dan lainnya.

Aku mengurungkan niatku untuk mengambil laptop. Tanganku meraih kotak kecil itu. Duduk ditepi ranjang dan membukanya.

"Memori?" aku mengernyit.

Lalu aku mencari kamera milik Baekhyun. Dengan cepat aku menemukannya dan segera kuganti memorinya.

Ku nyalakan dan mulai memutar video ini. Awalnya aku merasa asing dengan seseorang disini.

Seseorang memakai baju rumah sakit Haesung sedang duduk dikursi roda. Dengan selang yang banyak menyangkut disekitar tubuhnya, infus yang berada disisinya. Wajah pucat dan rambut yang ditutupi dengan penutup kepala. Tapi senyumnya,

"Jungkook?" aku menutup mulutku yang terbuka.

Jungkook's video

-2U-

"Yeon Hwa-ya. Bagaimana kabarmu? Aku harap baik baik saja. Kau mengenaliku? Ini aku Jeon Jungkook. Kau pasti kaget dengan keadaan ku seperti ini..."

"... Sebenarnya aku menderita penyakit Sirosis sudah cukup lama. Sejak depresi satu tahun lalu, tahun dimana pertama kali kita bertemu..."

"...Saat itu keadaanku cukup parah karena kondisi ku yang juga sedang depresi. Tapi kehadiranmu dalam hidupku mengubah menjadi lebih membaik..."

"...Hingga suatu hari kau amnesia dan benar benar melupakanku. Aku merasa sangat terpukul waktu itu. Sejak saat itu kau akhirnya pergi dari kehidupanku. Hilang..."

"...Sejak saat itu juga keadaan keluarga kembali memburuk. Aku depresi lagi. Tidak ada yang peduli, depresiku semakin menjadi. Hingga aku ingin cepat mati. Menyakiti diri ku sendiri dengan terus meminum alkohol, merokok, mempermainkan gadis-gadis rusuh..."

"...Tapi kau. Yang selama ini aku rindukan. Setelah satu tahun pergi. Kau kembali lagi. Awalnya aku kurang yakin, tapi peristiwa demi peristiwa membuatku percaya bahwa kau itu Sha..."

"...Tanpa dirasa kita itu menghabiskan waktu bersama yang cukup lama. Saat setelah maupun sebelum bermusuhan. Aku berhasil keluar lagi dari masa depresi ku lagi karena kau..."

"...Eum, apa begitu kisah kita? Pertemuan yang terduga yang berawal dari aksiku. Ah, kan aku malah jadi bercerita.."

"...Aku ingin memberi tahu bahwa aku tidak bermaksud menyembunyikan penyakitku darimu. Waktu kita bertemu di rumah sakit kala itu, kau ingat? Aku baru saja mengecek keadaan Sirosis ku. Tapi aku sengaja tidak memberitahumu..."

"...Karena aku tidak mau kau mengkhawatirkanku lebih dalam. Lagipula dokter bilang waktu itu keadaanku sangat berubah drastis. Aku cukup mengalami banyak perubahan. Tentu saja aku semakin membaik. Semua itu karenamu..."

"...Aku memelukmu. Aku menciummu. Kita melewati bersama. Menghabiskan waktu bersama yang sangat lama. Terimakasih untuk kenangan indah itu. Aku benar benar bersyukur Tuhan telah mendatangkan ku seorang gadis sepertimu..."

"...Hingga kecelakaan yang tak terduga menimpaku. Menimpa kita. Aku menyesal. Tapi ini semua telah digariskan. Sebuah pertemuan pasti ada perpisahan..."

"...Aku tidak tahu kenapa Sirosis yang aku derita tiba-tiba muncul lagi. Hingga membuatku mimisan waktu itu..."

"...Mungkin ini adalah saat perpisahanku dengan mu. Kejadian mimisan itu. Kejadian yang hangat terakhir kali yang aku rasakan darimu..."

"...Aku ingat sekali kau sangat panik waktu itu. Sha... Maafkan aku untuk semua ini. Karena aku kau jadi kehilangan matamu. Dan terimakasih untuk semuanya. Semuanya yang kau lakukan untukku..."

"...Mungkin sekarang dan seterusnya. Ragaku sudah tidak ada lagi disisimu. Tapi sebagian jiwaku masih ikut bersamamu..."

"...Sekali lagi aku benar benar minta maaf. Mataku? Kau pernah bilang mataku cantik. Sekarang, mataku adalah milikmu. Ini akan menjadi pemberian terakhir dariku..."

"...Jujur aku tak kuasa saat terakhirku genggam tanganmu. Namun, yang pasti terjadi kita mungkin tak bersama lagi. Bila nanti esok hari kutemukan dirimu bahagia. Izinkan aku titipkan kisah cinta kita selamanya..."

"...Yeon Hwa-ya... Selamanya aku akan tetap merindukanmu..."

"...Aku mencintaimu."

-End-

Aku memutar ingatanku dengan Jungkook. Setiap waktu bersamaku dengannya. Aku menangis sekencang mungkin. Kenapa Jungkook telah pergi?

Buliran kristal ini terus menerus mengalir di pipiku. Dan apa ini? Bagaimana bisa aku tidak mengetahui semuanya tentang Jungkook?

Aku bahkan begitu mudah percaya dengan penuturan orang-orang walau jika dipikir aku kurang yakin.

Aku bahkan selama ini tidak pernah berusaha mencari tahu tentang Jungkook. Aku bahkan tega mencoba untuk membencinya.

"Aku juga mencintaimu, Jungkook-ah," aku memeluk kamera itu penuh penyesalan. Penyesalan yang menyakitkan.

Aku berteriak dalam ruangan ini dan menaruh kamera ini lemas. Aku terus memukul mukul lantai yang ku pijaki. Aku memeluk lututku.

Aku menyembunyikan wajahku pada dekapanku sendiri. Aku berharap ini mimpi. Kenapa Jungkook tega meninggalkanku tanpa pamit? Bahkan aku baru tahu setelah 3 bulan kemudian?

"Aku ingin memelukmu, Jungkook-ah!!"

Aku terlarut dalam semua ini. Hingga aku tak menyadari bahwa Baekhyun sudah datang sedari tadi. Melihatku meraung tanpa peduli.

Tbc---

Kasian yeonhwa, baekhyun jg :') sorry kalo ada tipo or kesalahan lainnya. See u next chap!

2U; To You [End]Where stories live. Discover now