23 - The Letter From Paris

2.3K 250 22
                                    

  Aku senang jika akhirnya kau bisa membaca surat ini. Ini artinya kau sudah bisa melihat lagi. Maafkan aku tidak berjuang lebih lama untukmu. Maafkan aku menutupi semuanya darimu. Aku tidak bermaksud membuatmu menderita. Mungkin karena Tuhan tahu bahwa aku sudah lelah dengan semuanya. Jadi ini adalah akhir bagiku.

  Akhir yang terbaik tentunya. Akhir yang terbaik dari tuhan untukku. Agar aku tidak menderita lebih lama lagi karena penyakitku. Terimakasih, kau telah mengisi hari hariku lebih berharga. Kau yang membuatku hidup lebih lama. Jika tidak ada kau, mungkin aku sudah mati sejak dulu. Saat aku akan bunuh diri waktu itu.

  Sekarang, hiduplah bahagia dengan pasanganmu. Aku akan menunggumu disini. Datanglah kemari untuk menemuiku suatu saat nanti. Mari kita membuat kisah cinta lagi di kehidupan selanjutnya. Sha, aku tidak pernah membencimu. Aku selalu mencintaimu.

I Miss You, Yeon Hwa-ya.

-Jeon Jungkook

  Setelah sekian lama aku dibuat bingung dengan alasan kepergianmu. Kini aku tahu. Ini alasan sebenarnya. Sekarang, aku memenuhi permintaanmu untuk kembali semangat menjalani hidup baruku tanpamu. Bagaimanapun juga aku harus merelakanmu. Ini memang takdir bagi kita.

  Bila ini yang terbaik. Aku akan tetap menjalani nya. Kau memang telah berbeda dunia denganku. Tapi bagiku, sebagian darimu masih tetap dalam jiwaku. Kisah cinta kita akan selamanya terukir dalam dunia ini. Aku berharap kita akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya, Jungkook-ah.

Aku akan selalu merindukanmu...

-Park Yeon Hwa

Aku sedang membalas pesan Jungkook yang ia tulis sebelum pergi. Kini aku disini. Di Kota Paris. Satu minggu setelah hari itu aku memutuskan untuk ikut orangtuaku di Paris dan melanjutkan kuliahku di sini.

Ya, mungkin Baekhyun di sana akan kesepian. Tapi rencananya dia akan melamar kerja di Paris setelah menyelesaikan kuliahnya sebentar lagi. Hanya butuh beberapa minggu lagi.

Aku meminum Milk Shake Chocolate yang sudah tersaji di depanku. Mataku memandang pemandangan di sini. "Sha, temani ibu belanja beberapa baju," seketika aku menoleh.

Aku menaruh gelasnya dan kubereskan yang berserakan di meja ukiran berwarna hitam ini. "Baiklah aku bersiap dulu."

---

Aku memasuki sebuah mall besar di sini. Mengitarinya. Seperti ingin patah kakiku terus mengikuti eomma yang sibuk mencari baju. "Eomma kapan selesai? Aku lelah. Aku masih banyak tugas, hm?" aku memasang aegyo di depan ibuku.

"Baiklah baiklah sebentar lagi."

Selang beberapa menit. Aku dan eomma keluar dari mall besar ini. Dan berjalan disekitar trotoar melihat-lihat keramaian. Turis-turis yang berlalu lalang. Kedai-kedai yang menawarkan minuman segar.

Mataku tertarik dengan kedai satu itu. Kedai Ice Cream. "Eomma, aku ingin beli itu!"

"Kau sedang tidak boleh makan ice cream, Sha."

"Ayolah eomma sekali saja. Aku janji ini terakhir kali," aku kembali melancarkan aegyo ku didepannya.

"Aish! Iya ya silahkan beli, tapi eomma tidak mau membayar."

"Jadi apa aku perlu mencuri?"

"Ya! Dasar bocah!"

Aku menghampiri kedai itu. Memesan satu Ice Cream perisa Chocolate. Perlu tahu aku penggemar bintang dan coklat.

2U; To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang