25 - Story in Menara Eiffel

2.9K 257 35
                                    

"Mianhe..."

"Jangan pernah seperti ini lagi."

Jungkook menghentikan langkahnya. Mencoba menatap lebih dalam Yeon Hwa yang sedang berjalan di sisinya. "Ada yang ingin aku tanyakan padamu."

Yeon Hwa membalas tatapan Jungkook yang ditujukan untuknya. Salah satu alisnya terangkat untuk pria ini. "Apa kau telah menikah dengan Baekhyun?" tanyanya pelan.

"Jika iya apa kau mau menerima ku lagi?"

---

Aku tahu ini konyol. Disaat aku sudah bersuami hatiku berpaling lagi untuk pria itu. Pria yang sempat membuatku tersiksa. Memang pernikahan ku sendiri adalah pernikahan bodoh. Kami tidak pernah tidur seranjang. Baekhyun belum pernah menyentuhku. Bahkan dia belum pernah menciumku meskipun saat menikah.

Aku menghembuskan nafasku. Menyenderkan kepalaku pada tembok bersih ini. Mataku menatap jendela dengan gemerlap bintang.

"Bagaimana kau masih hidup? Aku bahkan sudah berkunjung ke makam mu," tanyaku bingung.

"Saat akan berlangsung operasi, ibuku yang sedang berbincang dengan dokter mengenai operasiku tiba-tiba dipanggil oleh salah suster di rumah sakit ini..."

"... Ternyata kakak kembarku mengalami kecelakaan lalu lintas saat menuju ke rumah sakit. Otaknya mengalami pendarahan parah bisa disebut dia mengalami gegar otak berat. Ibuku sangat kacau ketika aku dan kakakku diambang kematian..."

"... Hingga seorang dokter mengusulkan daripada harus kehilangan keduanya eomma diberi pilihan untuk memilih aku atau kakakku yang akan diselamatkan. Karena ini hal mendesak jadi harus ada salah satu yang dikorbankan..."

"... Setelah mempertimbangkan akhirnya eomma dan dokter sepakat menyelamatkanku. Hati milik kakakku diperiksa dan hasilnya masih baik. Aku mengalami dua operasi sekaligus. Operasi cangkok hati dan pendonoran mata. Memang resikonya besar. Untungnya semuanya terkendali..."

"... Hatiku sudah 80% mengalami pengerasan dan itu tidak berfungsi lagi. Peran hati juga penting karena ketidakfungsiannya aku diambang kematian. Hingga hati kakakku berhasil dicangkokkan untukku. Dan mataku berhasil didonorkan untukmu
..."

"... Sebagai gantinya aku juga memperoleh sepasang mata dari kakakku. Dan seperti inilah aku masih bertahan hidup. Mungkin jika dipikir, itu sulit bagaimana bisa setelah operasi besar aku masih bertahan? Tapi inilah yang dinamakan takdir. Semuanya tidak dapat ditebak..."

"... Rujukan dari Korea untuk melakukan pemulihan secara maksimal dibeberapa negara luar negeri. Eomma memilih di Prancis berhubung Hwang Ahjussi juga tinggal disana. Tidak ada yang mengira ternyata eomma memilih tempat yang tepat. Di saat semua sudah pulih aku bertemu lagi denganmu di kota ini..."

Aku membasuh mukaku di wastafel apartement tempatku menginap selama di Paris. Aku memandangi pantulan diriku dicermin.

Senyumanmu bahkan aromamu. Aku selalu menunggu, menghitung mundur dengan jari-jariku. Tak peduli dimana aku. Hanya dirimu.

"Apa ini mimpi?"

Plak!

"Aw! Tidak. Ini bukan mimpi," aku menggosok pipi kananku yang sempat ku tampar sendiri.

Aku berjalan menuju kasurku hendak tidur karena hari yang cukup melelahkan. Namun sebuah pesan singkat mengganggu waktu istirahatku. Sedikit menggerutu saat aku meraih ponsel.

Besok aku sampai di Prancis. Kirim alamat apartementmu.

"Baekhyun?"

---

2U; To You [End]Where stories live. Discover now