[12] Perasaan Terpendam

6.8K 343 2
                                    

"Jangan bikin gue suka khilaf buat nyium pipi lo deh."

***

Rosella menatap sosok lelaki yang jauh dihadapannya itu dengan tatapan tajam. Ya. Rosella sedang mengamati Pangeran dari jarak radius yang cukup jauh.

Rosella fikir, semenjak kejadian kemarin, membuat belenggu es yang mengelilingi Pangeran akan hilang. Ternyata tidak.

Pangeran tetaplah Pangeran.

Rosella mengendus kesal lalu membalikkan tubuhnya hendak ke ruang OSIS. Tetapi, pergerakannya terhenti karna sepatunya menabrak sepatu lain.

Rosella mendongak dan mendapatkan Mohan sedang tersenyum manis. Sangat manis.

"Abis ngapain?." Tanya Mohan penuh selidik. Rosella sedikit gelagapan sekarang. Gak mungkin kan dia berkata jujur dihadapan Mohan?

"Oh, itu... anu... mmm... apa ya?." Rosella gugup. Melihat ekspresi itu, membuat Mohan langsung mencubit kedua pipi Rosella gemas.

Rosella yang mendapat perlakuan tak terduga itu hanya dapat mematung dan membiarkan pipinya menyemburkan semburat merahnya.

"Ngomong apa sih?." Tanya Mohan gemas. Rosella tersenyum kikuk sambil menggigit bibir bawahnya pelan. Tanda ia gugup.

"Hehehe. Gak jelas ya?." Tanya Rosella polos dengan cengiran tiga jari yang membuat wajahnya semakin imut dan membuat pipi yang sedikit tembam itu tampak menggemaskan.

"Duh, La. Jangan bikin gue suka khilaf buat nyium pipi lo deh." Ucap Mohan tak tertahan karna sudah tak dapat menahan hasratnya lagi untuk mencium dan mencubit kedua pipi Rosella itu.

Seketika, pipi Rosella memerah. Lebih merah hingga Mohan dapat melihat itu dengan jelas. Tanpa berdosa, Mohan tertawa melihat pipi Rosella yang memerah.

"Cie, blushing."

Dengan cepat, Rosella menutup kedua pipinya dengan kedua tangannya. Mohan terkekeh lalu mengacak puncak kepala Rosella gemas.

"Lo kok lucu banget sih? Rasanya pengen gue--"

"Mohan!!."

Teriakan nyaring seorang perempuan membuat perkataan Mohan terhenti. Pandangan Mohan pun langsung beralih ke sosok perempuan yang tadi memanggilnya.

"Eh, ngapah nad?." Ucap Mohan saat Nadia telah sampai di sebelahnya. Nadia datang dengan bibir yang mengerucut sebal.

Mohan tersenyum geli lalu mengacak rambut Nadia gemas sama seperti ia mengacak rambut Rosella tadi.

"Buku Kimia gue mana?!." Tanya Nadia garang. Mohan malah terkekeh tanpa dosa dan malah memajukan wajahnya mendekat kearah Nadia.

Reflek, Nadia memundurkan kepalanya dan berhenti ketika Mohan juga berhenti memajukan kepalanya. Jarak kepala mereka hanya tinggal sejengkal saja.

"Lo ganggu gue lagi pacaran. Ambil sendiri gih bukunya di tas gue atau lo gue cium disini sekarang?." Mohan menaik turunkan alisnya sambil tersenyum smirk, yang membuat Nadia langsung mengangguk patuh.

BAD PRINCE ✅Where stories live. Discover now