[14] Rona Merah

6.4K 353 0
                                    

"Mungkin bukan elo nya yang hilang kalau gue lepas, tapi, mungkin aja hati lo yang bakal hilang kalo sekali aja gue kasih kesempatan buat bebas."


•••

Rosella memilih menunduk selama di perjalanan menuju rumahnya. Sejak kejadian tadi sudah cukup membuat Rosella melting sendiri akibat ucapan Pangeran.

Suara decitan motor membuat Rosella mendongak dan ia sudah berada didepan rumahnya. Buru - buru Rosella turun dari motor Pangeran.

Hampir saja Rosella akan memasuki rumahnya, tapi cekalan tangan Pangeran sukses membuat pergerakan Rosella terhenti.

Rosella membalikkan badannya dan menatap Pangeran penuh tanya. "Kenapa? Ada yang ketinggalan?."

Pangeran melepas cekalan tangannya. Lalu bersidekap dihadapan Rosella sambil menatap Rosella dengan intens.

"Senin berangkat sekolah bareng gue. Siapin sarapan buat gue. Pulangnya kita pergi." Ucap Pangeran datar. Rosella mengernyit bingung dengan ungkapan Pangeran tadi.

"Pergi kemana?." Tanya Rosella yang sama sekali tak diubris oleh Pangeran. Pangeran malah sibuk mengaitkan pengait helm yang ia pakai.

Merasa diabaikan membuat Rosella kesal lalu mencekal tangan Pangeran yang sedang mencoba menstarter motornya.

"Jawab pertanyaan gue, Pangeran Anthaniel." Tegas Rosella dengan penuh penekanan. Pangeran tersenyum miring lalu menepis cekalan tangan Rosella pelan.

"Kepo." Setelah itu, Pangeran pergi dari rumah Rosella. Meninggalkan Rosella yang bingung dan kesal setengah mati.

Rosella memilih memasuki rumahnya. Namun, ada yang aneh dari rumahnya. Mobil siapa yang berada di garasi rumahnya? Tamu kah?

Buru - buru Rosella memasuki rumahnya. Ia sudah penasaran dengan tamu yang datang kerumahnya sekarang.

Rosella membuka pintu dan mendapati ruang tamunya penuh dengan koper - koper besar. Rosella mengernyit bingung.

"Kok? Lah? Punya si--"

"ROSELLA!!."

Teriakan nyaring dari lantai dua membuat Rosella menoleh. Mata Rosella membulat sempurna saat melihat gadis cantik sedang berlari kearahnya.

"KAK ROW!!." Pekik Rosella senang. Ia langsung memeluk gadis berambut panjang seatas pinggang itu erat.

Putri Rowenna. Kakak perempuan Rosella. Cantik? Sudah pasti. Adiknya aja cantik apalagi kakaknya.

"Lo abis darimana aja?! Gue dateng kerumah kagak ada orang!! Gimana sih lo jadi adek?! Bukannya nyambut kedatangan kakaknya malah keluyuran kagak jelas lo!!." Omel Rowenna menyerang Rosella.

Rosella menghembuskan nafasnya jengah. Kebiasaan kakaknya itu belum juga hilang. Rosella memukul lengan Rowenna pelan.

"Bawel ah lo. Baru nyampe juga udah nyemprot gue kayak gitu. Kagak capek apa lo?." Sengit Rosella. Rowenna menatap sinis Rosella lalu langsung merangkul adik kesayangannya itu.

"Iya iya. Jadi, mana nih kamar gue?."

"Sok pikun dah lo." Canda Rosella. Rosella pun mengambil koper yang Rowenna bawa dari Amerika itu lalu membawanya menuju kamar Rowenna.

"Gue balik ke kamar ya." Pamit Rosella saat sudah mengantarkan Rowenna ke kamarnya.

"Makasih adik manis." Ucap Rowenna tulus walaupun dipendengaran Rosella malah sedikit menjijikan.

"Iya." Rosella pun langsung beranjak ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya diatas kasur. Lelah masih juga menghinggap di tubuhnya.

Rosella mengecek ponselnya. Takut - takut ada notifikasi dari Mohanka yang belum sempat ia buka.

BAD PRINCE ✅Where stories live. Discover now