[27] deg - degan

6K 312 9
                                    

Gue selalu sayang lo, bahkan hingga nanti gue gak ada di dunia ini, gue akan tetap milih dan sayang sama lo.

•••

Pangeran menggenggam tangan Rosella erat dengan senyuman lebarnya. Bahagia? Tentu siapa yang tidak bahagia saat seperti ini? Siapa yang tidak bahagia saat sudah mendapatkan apa yang diinginkan?

Rosella hanya terdiam sambil terus menatap genggaman tangan mereka dengan pipi memerah dan senyuman manisnya.

"La," panggil Pangeran sambil melirik kearah Rosella sekilas lalu kembali memandang jalannya.

"Apaan?," Rosella pun mendongak, memberanikan diri menatap wajah tampan pangeran-nya itu.

"Besok hari apa?,"

"Emang lo ga tau?,"

"Tau sih, cuma nanya aja,"

Rosella tersenyum tipis. Pangeran aneh. Tapi Rosella suka.

"Besok hari Sabtu,"

"Ada jadwal OSIS?,"

Rosella menggeleng pelan sambil berusaha mengingat apakah ada jadwal rapat OSIS atau tidak.

"Enggak deh enggak ada," Rosella meyakinkan pangeran.

"Bagus, besok jalan yuk?," Pangeran menoleh kearah Rosella dan menatap gadis nya itu lembut.

Rosella mengerutkan dahinya. Mereka sampai di parkiran, Rosella memperhatikan sejenak pangeran yang memakai helm sambil berfikir ia harus mau atau tidak.

"Emang mau kemana?," Tanya Rosella kepada pangeran yang tengah berusaha mengaitkan kaitan helm nya.

"Kemana aja asal sama lo," jawab pangeran sambil menaiki motornya. Rosella tersenyum bisa - bisa nya pangeran malah menggombalinya.

"Ya kalo gitu ga ada tujuannya dong kita jalan?," Rosella pun menaiki motor pangeran saat pangeran menyuruhnya untuk menaiki motornya.

"Ada lah kan tujuannya kita yang penting jalan - jalan berdua," pangeran menarik tangan Rosella yang bertengger di bahunya membawanya ke perutnya.

Blush.

Pipi Rosella memerah. Ia memeluk pangeran walau harus dituntun dahulu oleh pangeran. Namun, ia senang. Ah, pangeran kenapa bisa semanis ini?

Pangeran mengelus tangan Rosella pelan sambil tersenyum. "Besok besok kalau naik motor sama gue harus kayak gini terus,"

Ah, lagi - lagi pipi Rosella memerah. Justru semakin memerah. Rosella mengiyakan dalam hatinya karna lidahnya sudah kelu tak dapat berkata kata lagi.

Setelah siap, pangeran pun melajukan motornya. Melewati kota Jakarta yang ramai seperti biasanya. Rosella melirik kearah jalanan dan gedung gedung tinggi disamping nya.

Karna terpaan angin membuatnya hampir mengantuk namun ia tahan. Tanpa ia sadari, ia telah meletakkan kepalanya di bahu kokoh pangeran. Tanpa suruhan lagi, Rosella sudah tertidur dengan lelapnya karna terpaan angin.

BAD PRINCE ✅Where stories live. Discover now