EPILOG

5.7K 201 21
                                    

• • •





Gadis itu termenung dalam lamunannya. Berkelana dalam ruang fatamorgananya yang semakin terasa semu. Lamunannya tersadar ketika ponselnya berdering, tanda ada panggilan masuk.

"Halo?"

Gadis itu bangkit dari duduknya di kursi yang dulunya terbuat dari kayu kini menjadi terbuat dari besi. Berjalan santai menyusuri lorong - lorong penuh kenangan ini.

"Iya, aku sebentar lagi pulang kok."

Gadis itu berhenti sebentar di depan perpustakaan. Tangannya bergerak ingin membuka kenop pintu ruang tersebut namun tak jadi. Karena ia rasa, hari sudah semakin sore mungkin akan terlalu seram di dalam sana.

"Aku juga udah gede kali, tenang aja."

Setelah cukup lama berdebat dengan seseorang yang berada di seberang sana, gadis itu pun mematikan ponselnya dan memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celana.

Kakinya akhirnya pun melangkah hingga ke luar gerbang. Berhenti sejenak dan menatap papan nama sekolahnya itu dalam diam.

Sekolah yang begitu banyak menyimpan kenangan baginya. Dari awal ia masuk hingga terpaksa ia harus keluar dari sekolah ini, sekolah kesayangannya.

Senyum getir menghiasi bibir sang gadis yang sudah menjadi salah satu mahasiswi. Rasanya, air mata ingin membanjiri pipinya namun tertahan karena ia tak ingin dikira gadis lemah.

Langkah kakinya pun kembali bergerak, menyusuri jalan yang rasanya sudah lama sekali tak ia tapak. Rindu sekali wajahnya diterpa hembusan angin yang lembut ini.

Kling!

Suara lonceng bel berdenting kala gadis itu memasuki kedai kopi yang sangat terkenal dahulunya. Bahkan hingga sekarang pun rasanya masih terkenal.

"Mas, americano satu ya?"

"Loh, dek Rosella?"

Iya, gadis itu Rosella. Ia hanya tersenyum menanggapi dugaan salah satu pelayan yang sangat akrab dulu dengan Rosella. Tangan pria itu terulur kearah Rosella yang langsung dibalas olehnya.

"Iya nih mas, hehe."

"Kemana aja dek? Lama loh mas gak liat kamu," ucap pria yang memakai nametag bernama Juna itu. Lalu, ia pun berlalu untuk membuat kopi pesanan untuk Rosella.

"Aku kan pindah mas ke Jerman," jawab Rosella sembari melihat dekorasi kedai kopi sekarang. Sungguh jauh lebih bagus dari yang lalu.

"Oalah, lima tahun gak ketemu kamu masih tetep cantik aja, dek?"

"Eh, mas Juna bisa aja."

Tak lama, pesanan Rosella pun siap yang langsung Rosella sesap rasanya. Sore ini, Rosella rasanya hanya ingin di temani hangatnya kopi dan perbincangan ringan bersama Juna.

Walau di dalam hatinya ada rasa rindu yang meluap ingin bertemu dengan kekasihnya.

Ah maaf, sang alumni hati maksudnya.

Lima tahun tak bertemu dan tanpa kepastian, bukankah itu berarti sudah tak ada lagi hubungan di keduanya?

"Nih mas Juna duitn—"

"Gak usah dek, mas bayarin aja. Toh, anggap aja sebagai kopi selamat datang kembali."

Rosella tertawa singkat dan memasukan kembali uang yang baru saja ingin diberi. Rosella tersenyum manis lalu bersalaman kembali dengan Juna.

"Makasih ya mas, nanti kapan - kapan aku kesini lagi ya!"

"Sering - sering kesini ya, La?"

Rosella mengangguk semangat, lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan kedai kopi tersebut. Alasan Rosella ke kedai tersebut sebenarnya bukan karena ingin meminum kopi.

BAD PRINCE ✅Onde histórias criam vida. Descubra agora