이십이

5.1K 760 199
                                    

Suga nampak gelagapan saat Jiseo meminta penjelasan tentang apa yang ia maksud dengan kata 'Boneka' yang baru ia ucapkan.

"Maksudmu—apa yang kau maksud dengan boneka huh?"tanya Jiseo sambil menyipitkan matanya.

"…"

"Suga-ya!!"

"Tidak."Suga menjauhkan wajahnya dari Jiseo. Ia melangkah pergi meninggalkan gadis itu, namun sayang langkahnya terhenti karena Jiseo berhasil memegang lengannya.

"Kau bisa jelaskan padaku?"paksa Jiseo.

"Menjelaskan apa?"tanya Suga.

"Suga—apa kau—"

"Satu hal yang kau tau, aku ini membencimu—"jawab Suga.

"Apa?"

"Tapi aku—aku sesungguhnya—"

"Jadi apa yang kita lakukan kemarin—"

"Woa, jangan—"

Tangan Jiseo mengepal kuat, ia memandang tajam Suga yang kini menyentuh kedua pundaknya.

"Kau brengsek! kau—arrgghhh!!!"

Jiseo menepis tangan Suga lalu pergi dengan menabrak lengan manekin yang kini panik setengah mati. Percayalah, Suga itu egois. Ia lebih memilih menuruti otaknya daripada hatinya. Kakinya ingin melangkah mengejar Jiseo namun otaknya mencegahnya berlari.

'Brak!!!'

"Sial!!!"pekik Suga setelah menendang tong sampah di sampingnya.

Sementara Jiseo, manik hazel itu sudah memanas dan berair. Ia menghampiri Namjoon hanya sekedar untuk merapikan sketsa yang ia rundingkan pada pria tampan pemilik dimple manis tersebut.

"Kau mau kemana?mengapa buru-buru sekali?"tanya Namjoon yang heran karena Jiseo tidak menjawab pertanyaannya.

"…"

"Jiseo-ssi?!"

"Permisi, aku harus kembali ke butik. Taera sendiran disana."jawab Jiseo sambil membungkukkan sedikit badannya pada Namjoon.

"Tapi hari sedang—"

"Tidak apa-apa, aku bisa memesan taksi."potong Jiseo cepat.

Namjoon berdiri dari tempat duduknya kemudian membantu Jiseo merapikan filenya.

"Apa perlu kau kuantar?"tanya Namjoon.

"Tidak usah, aku bisa sendiri."jawab Jiseo.

"Tapi hujan—"

"Aku permisi, Namjoon-ssi."kata Jiseo yang kemudian buru-buru pergi.

Namjoon tidak membiarkan gadis itu pergi sendiri, apalagi hujan kini masih mengguyur dan sepertinya akan enggan untuk berhenti. Ia bergegas mengejar Jiseo keluar namun ia tidak menyadari ada kaki yang tiba-tiba berhenti dan melihat Namjoon meraih tangan Jiseo dari dalam cafe.

"Jiseo-ssi?!"

Mereka berdua telah basah oleh hujan karena Jiseo menyebrang jalan tanpa menggunakan payung.

"Kau menangis?"tanya Namjoon.

"Ti—tidak, ini hanya air hujan."lirih Jiseo.

"Air hujan memang bisa menyamarkan air matamu. Tapi tidak dengan hatimu."kata Namjoon.

"Kau mengapa mengikutiku, Namjoon-ssi?"tanya Jiseo mengalihkan pembicaraan.

"Kau berlari begitu saja, aku khawa—"

우울한 인형 [Gloomy of the Doll] × SUGA [√]Where stories live. Discover now