6. Sendirian

710 121 9
                                    

Siang hari di hari libur. Jira dipanggil appanya untuk menemuinya di kantor. Dengan langkah gontai, dia berjalan ke kantor appanya yang ada di lantai bawah. Tepatnya sebelah studio musik rumahnya.

Saat membuka pintu kantor itu. Jira dapat langsung melihat appanya dari meja kerja di seberang pintu.

Tidak ada sapaan dan yang lainnya. Appanya hanya fokus pada sebuah tumpukan kertas hingga tidak menyadari kedatangan Jira.

Karena tidak ingin berlama - lama di tempat pengap itu, Jira hendak membuka suara terlebih dahulu. Walaupun ruangan itu cukup luas untuk dikatakan kantor pribadi, tapi Jira sangat tidak nyaman di sana.

"Kenapa appa memanggilku ?" Kata Jira.

"Bagaimana lesmu beberapa hari lalu ?" Tanya appa Jira tanpa mengalihkan pandangannya.

"Cukup baik." Dan membosankan. Lanjut Jira dalam hati.

"Ku dengar 3 hari kemarin kau ke rumah produser Woozi ?"

"Rumah ??" Gumam Jira sangat kecil.

"Nde." Kata Jira tidak mengatakan jika yang dikunjunginya adalah sebuah dorm kecil.

"Lalu apa saja yang kau lakukan ?"

"Membicarakan musik, mengajariku ornamen tentang producing dan memberikanku tugas untuk mengaransemen lagu buatannya."

"Jadi kau tau lagu yang sedang dibuat Woozi ?" Pertanyaan appanya sukses menautkan alis Jira.

"Apa maksudnya ini ??" Tanya Jira.

"Appa bermaksud menggunakanku untuk menyabotase lagu - lagu Jihoon ?!" Sebelum appa Jira menjelaskan. Jira sudah lebih dulu berteriak.

Appa Jira akhirnya mengalihkan pandangan dari kertas - kertas ditangannya untuk memandang anak gadis satu - satunya yang tiba - tiba berteriak. "Kenapa kau jadi marah seperti itu ?"

"Karena pertanyaan appa itu mengandung maksud lain."

"Aku hanya menanyakan apa Woozi membuat lagu baru. Bukannya meminta kau mengatakan bagaimana bentuk lagu itu." Kata appanya tetap tenang sedangkan tangan Jira sudah mengepal di sisi dress yang diremasnya.

"Jika Jihoon memberitahu lagu terbarunya pun, appa akan menanyakan padaku juga bukan ?!" Sinis Jira.

"Apa salahnya ?! Aku hanya bertanya."

"Pertanyaan appa tidak masuk akal." Kata Jira.

"Pertanyaan appa seakan ingin meniru lagu buatan Jihoon." Tambah Jira.

"Kenapa kau jadi berani membentak ?" Appanya mulai naik darah.

"Aku bukan membentak. Tapi aku mengatakan semua yang aku pikirkan."

"Jaga ucapanmu. Aku ini appamu."

"Appa yang ku kenal adalah orang yang perhatian, tidak memaksa anaknya dan tidak menggunakan cara curang untuk menjatuhkan lawannya." Teriak Jira.

"Appa tidak pernah berubah !!"

"Appa berubah. Appa berubah sejak eomma pergi."

Appa Jira terdiam.

"Mungkin kau perlu menjernihkan pikiranmu. Sekarang kau boleh pergi." Kata appa Jira.

"Dengan senang hati." Jira membanting pintunya.

Appa Jira kembali duduk dan memijit pelipisnya. "Apa yang sudah dilakukan Woozi pada Jira ?"

Di lain sisi Jira berlari ke kamarnya dengan cepat. Mengunci kamarnya setelah sampai dan duduk dibalik pintu sambil memeluk kakinya.

Dia menangis sekuat dan selama yang dia mau. Dulu keadaannya tidak seperti ini. Kelam dan sepi. Akan ada saja kejadian menyenangkan yang membuat suasana bahagia. Walau hanya 3 orang dengan beberapa bawahan, rumah besarnya tetap terasa menyenangkan.

Sosok eomma Jira yang hangatlah yang membuat suasana menjadi hidup. Jira merindukan suasana itu. Sejak kepergian eommanya, semua mulai berubah. Dari rumah yang mulai sunyi. Appa Jira yang hanya memprioritaskan pekerjaannya. Hingga sekarang menjadi appa yang memaksa kehendak anaknya.

Dulu sebelum eommanya pergi. Jira diperbolehkan menggambar yang merupakan profesi eommanya. Tapi sekarang, jika Jira membeli buku sketsa, buku itu akan langsung dimusnahkan oleh appanya. Jira tidak membenci appanya. Tapi dia tidak menyukai sikap appanya. Jira merindukan kehidupannya yang dulu. Dia merindukan eommanya.

Dulu jika Jira menangis, eommanya akan mengusap rambutnya, memeluk dan menyanyikan sebuah lagu yang menenangkan. Tapi kali ini tidak ada seorang pun yang menenangkan dirinya. Tidak ada seorang pun yang mendengarkan dirinya. Tidak ada seorang pun yang ada di dekatnya. Dia sendirian.

☆☆☆

Pendek ya ??
Mian.. sudah pendek gak ada Woozi atau Sebong, lama update lagi 😂
Tapi aku akan secepatnya update lagi hari nanti.
Semoga aja bisa lebih panjang 😂

PartitureDonde viven las historias. Descúbrelo ahora