19. Rekan

679 95 33
                                    

Pagi cerah ditemani bisikan ramai dari anak - anak dorm memenuhi rumah kecil itu. Hari ini mereka tidak memiliki jadwal, kegiatan ataupun pekerjaan rumah yang harus dikerjakan.

Saat seperti inilah yang sangat ditunggu - tunggu mereka. Mereka sangat jarang memiliki waktu bersantai seharian di rumah tanpa kegiatan di luar mereka. Walau belum terkenal dengan nama mereka sendiri, dengan kata lain terkenal karena nama orang tua, jadwal mereka cukup dikatakan padat.

Ada saja beberapa dari mereka yang memiliki acara keluarga atau mengisi sebuah acara di saluran televisi. Sehingga untuk berkumpul utuh seperti sekarang sangatlah langkah dan berharga bagi mereka.

Namun jika bukan karena status mereka, mungkin Jihoon tidak akan berkumpul dengan yang lain sekarang. Dia hanya akan mengunjungi sebuah rumah untuk melakukan jadwal mengajarnya sesuai kontrak. Atau mendaftar ke sebuah agensi untuk menjadi produser di sana.

Tapi sepertinya kegiatan bersantai ke 13 pria itu harus terusik dengan telepon yang tertuju untuk Jihoon. Seungcheol membawakan handphone Jihoon yang kembali tertinggalkan di kamar dan memberikan pada pemilik sebenarnya.

"Yeoboseyo hyung ! Ada apa meneleponku." Sapa Jihoon.

"Aku hanya ingin menanyakan kapan kau akan mengambil pesananmu itu."

Jihoon menepuk jidat karena melupakan permintaannya itu. "Mianhada. Aku melupakannya. Bagaimana kalau hari ini? Aku akan menyusul ke studiomu."

"Baik ku tunggu kedatanganmu. Kebetulan aku juga akan ke studio hari ini."

"Ok. Annyeong." Jihoon memutuskan sambungan, beranjak dari kursi untuk mengambil topi dan kunci mobil.

"Kau mau ke mana?" Tanya Soonyoung.

"Aku akan ke studio Chanyeol untuk mengambil barang."

"Di saat bersantai seperti ini kau malah ada pekerjaan. Hidupmu terlalu berat." Oceh Soonyoung.

"Berkacalah. Kau sendiri juga sedang membuat koreografikan." Kata Jihoon sambil melihat kertas - kertas yang dipenuhi pola - pola berantakan yang tidak dimengerti Jihoon.

"Aku hanya sedang menggambar." Ngeles Soonyoung.

"Sudahlah ! Aku pergi dulu." Pamit Jihoon pada semua penghuni dorm yang mendengarnya.

☆☆☆

"Produser Woozi. Bagaimana keadaanmu ?" Sambut Chanyeol.

"Idol Chanyeol. Baik. Bagaimana dengan hyung ?"

"Sibuk seperti biasa. Tapi kebetulan hari ini jadwalku kosong. Jadi aku bisa menemuimu."

"Sepertinya hari ini orang - orang sedang bersantai. Aku juga tidak ada jadwal apapun." Kata Jihoon.

"Begitukah !? Duduklah !" Persilahkan Chanyeol.

"Ini barang pesananmu." Chanyeol memberikan sebuah paperbag sebelum dia duduk. "Kau harus tau bagaimana karyawanku mempertahankan ini untukmu. Sepertinya dia lebih menurut denganmu." Canda Chanyeol.

"Tidak juga. Saat itu karyawanmu cerita padaku jika dia menyukai Ailee. Dia juga tau aku pernah membuatkan lagu untuk Ailee, jadi dia ingin menitipkan salamnya untuk Ailee noona." Cerita Jihoon.

"Bujukanmu hebat juga." Puji Chanyeol. Dibalas kekehan dari Jihoon.

"Ngomong - ngomong, aku penasaran hadiah itu untuk siapa ? Apa untuk gadis yang kau bawa saat itu?"

"Hmm.. Awalnya aku ingin memberikan ini padanya. Tapi aku sedang berpikir 2 kali untuk memberikannya."

"Waeyo ? Kau menyukainya kan? Aku juga yakin dia menyukaimu. Siapa yang tidak menyukai seorang Woozi ?!"

PartitureWhere stories live. Discover now