8. Menjahili

775 114 38
                                    

Keesokannya Jira sudah kembali seperti biasa. Namun ada bagian pada dirinya yang ingin dia rubah.

Dia ingin merubah tentang pikiran dan perasaannya. Mulai sekarang Jira ingin belajar musik. Dia ingin setidaknya bisa mengerti musik.

Bukan karena appanya. Bukan juga karena Jira menyukai musik. Tapi karena Jihoon. Jira ingin menyenangkan Jihoon. Jira ingin membanggakan perjuangan Jihoon yang mau bahkan berusaha dengan berbagai cara untuk Jira belajar musik.

Dia ingin memulainya untuk Jihoon. Bukan untuk siapapun. Bahkan untuk dirinya.

☆☆☆

"Jira-ya, kenapa kau melihat ke layar hpmu terus ?" Tegur Hwang Li. Memandangi Jira yang terus melihat layar hpnya tanpa menggerakan jarinya.

Tidak mendapat jawaban dari temannya itu. Hwang Li mengintip ke layar hp Jira. Dapat dia lihat sebuah kontak dengan nama Hoonie di sana.

Hwang Li tersenyum menggoda pada Jira yang belum menyadari keberadaannya. Rasa ingin menjahili pun muncul pada diri Hwang Li.

Diambilnya hp itu dengan cepat dan langsung mendapat amukan dari si pemilik hp. Buru - buru Hwang Li mencoba mengetikan pesan pada nomor tadi. Namun tinggi tubuh mereka yang berbeda jauh, Hwang Li dapat mengetik sampai mengirimkan pesan itu dengan mudah.

"Apa yang kau lakukan ?!" Teriak Jira setelah hpnya dikembalikan.

"Hanya mengirimkan pesan sapaan pada gebetanmu."

"Kau gila ! Dia bukan gebetanku !!" Tapi gebetanmu.

"Kalau bukan ?! Kenapa kau terus memandanginya. Bahkan kau sampai mengabaikanki."

"Itu karena..?" Aku tidak tau ?! Bingung Jira.

"Itu karena kau suka dengannya." Jawab Hwang Li.

"Ngaco. Apa yang kau tulis ?" Jira membuka pesan yang terkirim pada Jihoon.

Hoonie

Hoonie.. •
Apa kita bisa bertemu sepulang • sekolah ?
Bogoshipoyo

"KIM HWANG LI !!!" Teriak Jira mengangetkan seluruh penghuni kelas.

Malas mengejar Hwang Li yang kabur. Jira kembali duduk dengan gusar. Dia bingung harus membalas apa. Jika dia bilang ini hanya kerjaan temannya, apa dia akan merasa dipermainkan ? Tapi untuk apa merasa seperti itu ? Jihoon juga tidak mungkin berpikir seperti itu.

Baiklah. Lebih baik jujur.

Saat Jira mulai merangkai kata untuk mengirimkan pesan lanjutan itu. Lalu notifikasi muncul dari kontak yang sama.

Hoonie
• ???

Jira bingung harus merasa lega atau tidak dengan jawaban Jihoon. Jawabannya terlalu singkat, padat dan ambigu.

Hoonie

Mian Jihoon-ssi.. Yang mengirimkan • pesan itu temanku
Dia menjahiliku •

1 menit

Hoonie
• Ok

Jira menarik nafas lega. Harusnya dari awal dia tidak perlu khawatir dengan reaksi Jihoon. Pria itu bukan tipe yang mudah tertipu.

Di tempat lain yaitu atap sekolah. Jihoon menghembuskan nafas panjang. Merasa lega atas ketegangan yang sempat melandanya tadi.

"Ya !! Woozi-ya, kenapa pipimu memerah ?" Kata Wonwoo yang sekarang bersamanya.

PartitureWo Geschichten leben. Entdecke jetzt