Anastasia Mysha: BULAN

1.9M 97.3K 6.9K
                                    

Buku pink tebal yang lusuh tersebut terbuka menunjukkan coretan dari jari tangannya yang lentik.

Ana tersenyum, di bawah cahaya bulan purnama penuh ia tetap menulis setiap kegiatan yang ia lakukan di hari ini.

Jendela yang terbuka mempersilakan angin untuk masuk, mengibaskan setiap rambutnya yang ikal dengan indah.

Ana menghirup dalam-dalam aroma malam yang tidak berubah, masih sama seperti malam-malam kemarin dengan angin kencang yang menyapu setiap inchi wajahnya.

Tok...tok...tok...

Terdengar seseorang mengetuk pintu, Ana yakin itu adalah ibunya.

"Masuk, Ma."

Pintu terbuka, seperti biasa. Diana membawakan anak kesayangannya itu segelas susu cokelat sebelum tidur.

Ia tersenyum kecil melihat pemandangan yang tidak pernah berubah. Ya, melihat anaknya, Anastasia Mysha menulis catatan hariannya di buku pink tua yang lusuh tersebut.

"Minum susunya, ya. Jangan tidur terlalu malem juga, nanti di sekolah ngantuk loh," ucap Diana seraya menaruh susu tersebut.

"Iya, Ma. Makasih ya."

Ana berhenti melakukan aktivitasnya, lalu mencium pipi Diana.

"I love you, Ma."

"Love you too, tidur nyenyak ya."

Ana mengangguk, tak lama Diana pergi meninggalkan kamar Ana. 

Dengan cepat ia segera menghabiskan segelas susu yang di bawakan oleh ibunya.

Perlahan matanya menatap jam berawarna pink yang ada di dinding. Ternyata sudah menunjukkan jam 8 malam. Ana menguap lalu menutup bibirnya dengan tangan kanannya. Ia memang sudah mengantuk sejak jam 7 malam tadi.

Satu hal yang ia tunggu, yaitu kehadiran bulan dan teman-temannya, bintang.

Ana mengambil pulpen pink-nya. Ia lalu menyelesaikan kalimat terakhir untuk malam ini yang akan ia tulis di buku pink nya.

Selamat malam bulan.
Sinarnmu sudah menyapa wajahku.
Terimakasih sudah menemaniku malam ini.
Jenguk aku setiap malam, ya.
Karena aku sangat merindukanmu kalau kau tidak ada satu hari pun.

Terimakasih.

Anastasia Mysha

Selesai.

Ana menutup bukunya, lalu menyimpannya di lemari. Ia mengunci rapat-rapat lemarinya, Ana tidak mau ada seorangpun yang melihat catatannya. Walau ibunya sekalipun.

Ia berjalan ke tempat tidurnya, tak lama ia lupa satu hal. Ya, ia lupa menutup jendelanya.

Sesaat sebelum menutup jendela rumahnya, ia menatap bulan sambil tersenyum.

Terimakasih sudah menjadi temanku satu-satunya, Bulan. Ucap Ana dalam hati.

Semuanya sudah selesai, ia kembali ke tempat tidurnya, lalu menarik selimut pink nya yang hangat.

Bulu matanya yang lentik kini tertutup, dengan dinginnya malam, ia tertidur pulas dan siap menyambut esok hari yang cerah.

Atau mungkin esok hari yang menyeramkan.

Love you readers...

Entah ada ilham apa aku pengen nulis teenfict.

Thankyou❤

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Where stories live. Discover now