Chap 10. Malu untuk mengakui

988K 66.1K 5.9K
                                    


Happy reading...

Waktu berjalan dengan cepat, mentari masih malu-malu untuk memperlihatkan cahayanya yang indah. Atau sepertinya tidak akan ada matahari pagi ini.

Langit pagi yang harusnya penuh kehangatan kali ini sangat dingin dan gelap. Tapi itu tak menyurutkan semangat Ana untuk pergi sekolah.

Seperti biasa, saat ini Ana sedang menunggu kedatangan bus sekolah di depan rumahnya dengan santai.

Tiba-tiba saja, ada sosok pria yang selalu datang tak di undang muncul di hadapannya.

Dia membawa motor ninja merah lengkap dengan seragam sekolah yang diselimuti oleh jaket hitamnya.

"Ali?" tanya Ana bingung.

Alister membuka helmnya, dan menatap Ana dengan tajam. Tapi sepertinya Ana kali ini tidak takut dengan tatapan itu, dia malah tersenyum kecil kepada cowok itu.

"What? Lo panggil gue apa?"

"Ali?" Ana mengulanginya lagi.

"Lo pikir gue mang-mang bakso!"

"Oke, oke. Alister. Mau ngapain pagi-pagi gini?"

Alister tidak mengucapkan apapun lagi, dia langsung memberikan helmnya pada Ana.

"Gue sedikit gak enak sama lo, soal semalem, soal dulu-dulu juga." Ana masih terdiam mendengar ucapan Alister.

"Woy!"

Alister membentak Ana saat cewek itu terdiam seribu bahasa. Bukannya diam, Ana saat ini hanya menunggu Alister mengajaknya, bukan basa-basi seperti itu.

"Jadi?"

"Eh, gue mau tanggung jawab. Buruan tangan gue pegel nih!"

Ana tersenyum kecil seraya menggelengkan kepalanya. Sepertinya Alister memang tidak berbakat untuk menunjukan caranya memohon, mengajak, dan meminta tolong pada seseorang.

"Iya. Iya. Aku mau ko dianterin kamu." Ana langsung mengambil helmnya.

"Eh siapa juga yang mau nganterin lo, orang gue kasian liat lo diem dipinggir jalan!"

"Oke, makasih udah mau nganterin aku."

Ana memakai helmnya sementara Alister terdiam dengan sumpah serapah di hatinya. Beberapa detik kemudian, Alister menjalankan motornya dan pergi menuju sekolah sebelum hujan lebat.

Di dalam perjalanan hanya ada keheningan, baik Ana maupun Alister tidak ada satupun diantara mereka yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Ana merunduk, dia perlahan membuka jaket pink-nya lalu menutup helmnya hingga menutupi wajah cantiknya.

Bukan, Ana berniat menutup wajahnya bukan karena ingin terlindung dari angin kencang. Tapi Ana tidak mau ada yang melihat Alister tengah bersamanya.

Sepertinya dia tahu diri, siapa Anastasia dan siapa Alister. Jika ada seseorang yang melihat mereka pasti akan membuat satu sekolah heboh.

"Lo kenapa buka jaket? Dingin tau."

Ana diam tak menjawab, karena jika dia memakai jaket pink, semua orang akan mengetahui kalau Alister sedang bersamanya.

"Nggak papa."

Alister menatap kegelisahan Ana di balik kaca spion. Ada apa dengannya?

"Em, Alister. Mendingan aku turun di sini deh."

"Lo kenapa sih?" tanya Alister heran.

"Nggak papa kok."

Alister menghela napas kesal, rasanya dia sangat frustasi menghadapi cewek yang ada di belakangnya yang tidak mau mengaku tentang perasaannya.

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Where stories live. Discover now