Chap 22. Untuk Cinta Pertamaku

837K 59.6K 11.5K
                                    

Happy reading...

"Ini enak banget, makasih banyak, ya." Ana tersenyum manis membuat semua orang terpana menatapnya.

Tak mengerti lagi, hari ini sangat membahagiakan untuk Ana. Tentu saja, Bulan sejak tadi mengajaknya bercanda dan membuatnya tertawa riang, dia bahkan mengajak Ana untuk memakan jagung bakar dan berkumpul ria dengan anak lainnya.

"Gitu dong, ketawa," ucap Riana anak kelas lain yang menemani mereka memakan jagung bakar ditengah api unggun.

"Iya, gue kira Ana itu jutek loh orangnya, ternyata baik banget," ucap Melody.

"Kalian aja kali yang takut sama genk sok berkuasa itu, makanya nggak tau kalo sahabat gue ini super super baik."

Ana tersenyum sambil menatap Bulan lalu kembali menggigit jagung yang ada ditangannya.

Sungguh, ini baru pertama kali Ana bisa berbincang hangat dengan seseorang selain Bulan.

Dan ini cukup membuatnya bahagia, tidak tahu seberapa lama kehabahagiaannya ini bertahan, dia tidak peduli. Yang dia inginkan hanyalah menikmati moment yang sangat langka ini.

"Maaf..." ucap mereka sambil merunduk malu.

"Eh, nggak papa kok, ucap Ana.

Tiba-tiba perhatian mereka teralihkan saat ketua osis membuka acara. Kali ini, akan ada banyak persembahan dari tiap kelas yang akan menampilkan bakatnya.

"Udah pada siap kan? Siap dong, persiapan sebulan lebih untuk acara ini pasti pada semangat banget buat menampilkan bakat terbaik kalian." Ketua osis cukup membuat anak-anak teriak histeris, menandakan kalau mereka sudah siap.

Tapi...tunggu. Tiap kelas?

Ana berpikir sejenak lalu berkata, "Kelas kita emang persiapan apa ya?"

Bulan pun baru menyadarinya, kelas mereka sama sekali tidak mengadakan latihan apapun, yang ada mereka sibuk membully Ana dan tidak pernah peduli dengan kegiatan apapun.

"Eh iya ya, kalo kelas kita dipanggil gimana?" Bulan mulai gelisah dan mencari-cari di mana anak kelas berkumpul.

Ana dan Bulan menemukannya, anak kelas sedang berkumpul, raut wajah mereka terlihat tegang dan kebingungan.

Mereka langsung menghampirinya, di mana Tasya dan Alana sudah berkacak pinggang menatap Ana dengan sinis.

"Gimana sih lo, anak kelas lagi pusing lo malah asyik makan jagung bakar sama kelas lain!" ucap Tasya sambil menggertakkan giginya kesal.

"Najis, nggak ada tanggung jawabnya banget," balas Alana.

"Heh remah micin, dari pada ribut mending fokus aja sama kelas kita mau tampil apa!" balas Bulan sambil memegang tangan Ana.

Napasnya yang menggebu menandakan jika Tasya sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.

Melihat Bulan murid baru yang sok akrab dan sok pahlawam ini begitu lancang padanya.

"Eh lo murid baru-"

"Udah. Berisik, Tasya. Sekarang kita latihan dadakan!" bentak Alister tiba-tiba sontak membuat hatinya tertohok.

Alister langsung mengambil gitar dan memainkannya, mencoba agar chord gitar nya sesuai dengan lagu yang akan ia bawakan.

Sementara itu semua orang terdiam, karena kejadian ini sangat jarang atau lebih tepatnya tidak pernah terjadi.

Saat-saat Alister tidak membela genk nya itu mampu membuat orang menganga tak percaya.

Tapi di sisi lain, Ana tersenyum kecil sahabatnya di bela oleh Alister dengan terang-terangan.

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon