Chap 37. Perjuangan

783K 51.2K 7.1K
                                    

Mulai sekarang ga bakal di target-target lagi komentarnya, abisnya banyak yang protes hehe

Oke, ga ada triple up lagi dadah... Mulai sekarang updatenya gimana mood aja ya, maaf target target komentar terus🙏

Kalo ada typo kasih tau😍

Happy reading...

"Ana... Maafin gue, selama ini udah jahat sama lo."

"Nggak papa, aku paham kok."

Ana tersenyum hangat, senyuman itu adalah vitamin bagi Alister, dia sangat senang jika melihat Ana tersenyum, tapi hatinya terus teriris jika mengingat Ana menangis di masa lalu.

Alister memegang tangan Ana dengan kuat, lalu menatap matanya dengan dalam. Ya, kali ini dia ingin berkata serius.

"Gue sayang sama lo, tapi gue egois kalo ngebiarin lo terus-terusan bareng orang jahat kaya gue."

Batinnya langsung menjerit, perih menahan sesak yang teramat dalam karena ucapan Alister barusan.

Kenapa tega sekali?

Jadi... Selama ini dia diam bersabar dan takk pernahmelawan Alister karena rasa cintanya, masih tetap saja sia-sia untuk memiliki cowok itu?

Ana membeku bagai es, tubuhnya tidak bisa bergerak, hanya tetesan air mata yang berlinang turun dari kelopak matanya.

"Ana, lo nangis?" tanya Alister khawatir.

Ana seketika tersadar lalu menyeka air matanya dengan kedua tangannya.

"Aku nggak papa ko."

Sesak, dia ingin menangis sekencang-kencangnya. Padahal Ana sama sekali tidak marah, tidak tersinggung. Sakit memang ada, tapi tidak pernah menghapuskan perasaannya.

Saat Alister mau memeluk Ana, seketika Ana menahannya.

"Kamu tahu, Alister. Aku pengen kamu tarik perkataan barusan dan kembali ke lima menit sebelumnya."

"Ana, bukan gitu maksud gue. Gue udah jahat sama lo."

"Bukannya kita bisa perbaiki semuanya dari awal? Aku sama sekali nggak marah, aku sama sekali nggak pernah benci sesikitpun sama kamu. Tapi kenapa kamu nggak pernah ngerti?"

Ana mulai kesal, hatinya terasa tersayat. Perih sekali sampai ingin teriak sekencang mungkin.

"Gue nggak pantes buat lo!" Alister merunduk lemas.

Kalau memang suka, perjuangkan. Kalau tidak, lebih baik jangan memberi harapan palsu.

Cukup, Ana tidak mau mendengarnya lagi. Ini terlalu sakit untuk memendam rasa sekian lamanya dan berakhir tragis seerti ini.

"Oke, kalo lo nggak pantes buat gue. Berarti masih ada cowok lain di luar sana yang pantes buat gue!" ucap Ana dengan sarkas.

Alister kaget mendengar ucapan Ana, apalagi saat dia dengan lancar berkata lo-gue dengan nada lantang seperti itu.

Apa perkataannya barusan terlalu kejam?

"Jadi ini rasanya ditolak sebelum nembak?" tanya Ana pada Alister.

"Oke, aku bukan Tasya yang mohon-mohon sama kamu dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kamu, jadi... Aku pergi, Alister."

Ana berlari sekencang mungkin, dia tidak mau menatap Alister lagi. Tentu saja ini namanya ditolak sebelum bertindak, karena pada dasarnya Alister sangat paham apa dan bagaimana perasaan Ana.

Alister langsung mengejar Ana, tapi Ana terus menolak sekuat tenaga bahkan sampai mendorongnya kencang.

Mimpi apa Ana hari ini? Kenapa sakitnya bertumpuk menjadi satu, baik di sekolah maupun diluar sekolah, semuanya sama saja, hanya membuatnya perih.

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Where stories live. Discover now