Chap 30. Ketahuan 2

801K 54.2K 4.3K
                                    

Kesel banget, udah nulis panjang panjang terus batremya mati, terus datanya ilanng😭

Buat next chapter 550 komentar ya💕

Happy reading...

"Ana sayang, kamu udah tidur kan?" tanya Diana di balik pintu sambil membawa pemukul baseball.

Mereka berdua sangat terkejut mendengar suara Diana dibalik pintu.

"Lo buka kunci jendelanya, gue langsung naik ke atas atap."

"Di atas dingin, kenapa engga di lemari aja?"

"Dia masuk ke kamar terus buka lemari, mampus gue."

"Kamu bisa naiknya?"

Tangan kokohnya dengan cekatan menopang tubuhnya dan menariknya sampai ke atas atap, ini adalah hal yang mudah untuknya, tentu saja, ototnya yang kuat sangat terlihat dan tidak perlu diragukan lagi.

Ana yang melihat Alister sudah aman di atas sana dia langsung mengunci jendelanya.

"Ana, kamu belum tidur kan?"

Dengan tergesa-gesa Ana membuka pintu kmarnya dan tersenyum manis.

"Belum, Ma."

Tanpa meminta izin dia langsung membuka kamar mandi yang ada di kamar Ana. Kosong, tidak ada siapa-siapa di sana.

Setelah itu Diana membuka lemari, mencari-cari seseorang yang ingin ia pukul menggunakan pemukul baseball.

Tapi sayangnya tidak ada siapapun, di bawah kasurpun tidak ada apa-apa.

"Mama tadi denger suara cowok!" ucao Diana dengan tatapan menyelidik.

"Ta-tadi lagi denger drama korea, Ma."

"Beneran?"

"Bener."

Sebenarnya tubuh Ana bergetar hebat apa lagi melihat Diana membawa pemukul baseball. Mungkin saja Alister mati ditangannya.

Dia kembali mengajak ana berbincang-bincang, rasanya belum puas jika belum menyelidiki putri kesayangannya ini.

Setelah 15 menit berlalu, Diana merapikan rambut Ana lalu tersenyum manis.

"Tidur ya, udah malem. Besok kan sekolah. Jangan nonton film terus, mata juga perlu istirahat!"

"Iya, Ma."

"Awas kalo bergadang lagi, Mama sayang sama kamu, Ana."

Ana mengangguk setuju, lalu Diana keluar dengan tongkat baseball nya.

Di atas atap, Alister menatap langit-langit yang indah di mana bulan dan bintang menetap setiap malam. Begitu indah memang, tapi Alister tetap saja tidak mau menyamakan Ana dengan indahnya bulan.

Karena jika dilihat dari jauh bulan itu sangat indah, bahkan dengan cahayanya dia mampu menerangi seluruh dunia saat malam datang. Tapi jika dari dekat, bulan itu bolong-bolong tidak seindah aslinya.

Begitulah, semua indah pada tempatnya masing-masing.

Saat ia sedang melamun, terdengar suara jendela yang terbuka, munculah wajah Ana sambil tersenyum cerah.

"Lama ya?"

"Banget."

"Maaf, abisnya Mama aku nggak mau pergi."

Alister tentu saja tidak akan marah, lagi pula kenapa Ana harus minta maaf, semuanya sudah terjadi.

Saat Alister ingin turun dari atap rumah, Ana menhannya, dia malah membawa satu kursi lagi agar Ana semakin mudah untuk mengikuti Alister naik ke atas atap.

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Where stories live. Discover now