Chap 18. Tamu tak Diundang

843K 60.5K 4.2K
                                    

Selamat malem jumat. Oke, sebelum baca aku kasih peringatan dulu ya.

Bacanya pelan-pelan oke, biar kerasa panjang wkwk

Jangan lupa vote sama komentar biar semangat, kalo ada typo benerin ya😍

Happy reading...

Alister menatap jam yang ada di tangannya, lalu memainkan ponselnya untuk beberapa saat, setelah itu kembali menatap jam. Menyebalkan, kenapa Ana masih saja tidak keluar dari toilet?

Entah sudah berapa lama Alister menunggu Ana, bahkan beberapa kali di telpon masih tidak menjawab.

Kesabarannya kali ini sudah habis, persetan dengan toilet wanita.

Alister langsung memasuki toilet wanita, untungnya tidak ada siapa-siapa. Mungkin masih pagi, jadi restoran masih sepi.

"Ana..." panggil Alister.

"Iya?" tiba-tiba seseorang menjwab dengan polosnya.

"Kalo niat sembunyi ngapain jawab bego!"

Ana keluar dari toilet dengan hati-hati, ia merunduk malu. Menyebalkan, kenapa di saat tidak ada Tasya dan Alana cewek ini masih mematuhi peraturannya?

"Kenapa tahu kalo aku lagi sembunyi?"

"Gue tahu, Ana. Gue tahu semuanya."

Alister langsung memegang tangan Ana menuntunnya agar segera memasuki mobilnya sesegera mungkin.

"Aw, Alister sakit. Iya maaf," ucap Ana dan seketika itu juga Alister melepaskan cengkramannya.

Apa yang sudah ia lakukan?

Jangan. Jangan terulang lagi, Alister tidak mau mengulangi sikapnya yang dulu kepada Ana. Dia bisa sekasar ini karena terbawa emosi.

Saat ini dia masih tidak percaya, yang membuat Ana seperti ini tidak lain adalah sahabatnya sendiri, sampai emosinya meluap dan mencengkram Ana sekencang itu.

Alister menatap Ana dalam-dalam, "Gue yang harusnya minta maaf," ucap Alister sambil merunduk.

"Kenapa? Kamu nggak salah apa-apa."

Alister membuka pintu mobilnya untuk Ana. Tanpa menunggu aba-aba, Ana langsung masuk pada Mobil Alister.

Setelah itu, Alister duduk dikursi kemudinya. Dia menjalankan mobil menuju ke sebuah mall. Persetan dengan peraturan itu, yang pasti, dia ingin melanggar semua peraturan yang ada di buku sialan itu.

Semuanya, dimulai dari sekarang.

"Jangan ke mall, please."

"Gue mau langgar semua peraturan di buku itu, kayaknya seru," ucap Alister pada Ana.

Sontak ucapannya itu berhasil membuat Ana merinding, melanggar semua? Ana hanya bisa terdiam seerti patung, entah apa yang akan terjadi padanya besok.

"Nanti camping lo udah persipan?" tanya Alister.

"Belum."

"Oke, kita siap-siap sekarang."

Ana masih kaku, rasanya dia ingin kabur dari mobil ini sekarang juga, tapi bagaimana bisa?

Tak butuh waktu lama, mereka sampai di mall. Ana peertinya hanya bisa pasrah pada keadaan yang menjebaknya seperti ini.

"Ayo turun," ucap Alister. Dia bisa melihat ketegangan di wajah Ana, tapi...demi rencananya, dia hanya bisa pura-pura tidak melihat itu semua.

Ana terpaksa turun dari mobil, mereka berjalan menuju tempat belanja yang ramai.

"Udah dong jangan tegang gitu, nggak seru nih."

Ana mengangguk, tapi tetap saja hatinya merasa tidak enak.

"Itu jaketnya lucu loh," ucap Alister sambil menunjuk jaket berwarna baby pink dibalur dengan warna hitam.

"Aku masih ada kok jaket."

"Itu kan warna pink, kesukaan lo. Gue beliin ya."

Jaket tersebut memang lucu, tapi di peraturan Ana tidak boleh menerima pemberian dari cowok manapun.

Habis, itulah yang ada dipikirannya. Hatinya terus berkecamuk saat ini. Beli sendiri? Tentu saja, tapi Ana pikir Alister hanya mengajaknya ke tempat rahasinya, jadi dia tidak persiapan uang sepeserpun.

Menyebalkan!

"Nggak usah repot-rep-"

"Oke dengan senang hati." Alister langsung memasuki toko tersebut, Ana menganga keheranan.

Sedikitpun Ana tidak diberikan waktu untuk menjawab atau bahkan menolak permintaan Alister, kali ini rencananya harus berhasil.

Setelah sekian lama berkeliling di dalam mall, mereka duduk di foodcurt hanya sekedar untuk membeli sulebuah minuman.

Ana berdecak kesal sambil memegang ice tea miliknya. "Jadi kita kapan pergi ke tempat rahasianya?" tanya Ana frustasi, karena pada kenyataannya Alister hanya membawanya keliling mall saja.

"Tar, agak sore."

Ana melihat jam yang ada ditangannya sudah menunjukkan jam 1 siang. Waktu mengalir begitu cepat, rasanya Ana sudah lama tidak menghabiskan waktu ke mall dengan seseorang.

"Ayo sekarang aja."

Alister menggelengkan kepalanya, tanda kalau ia enggan meninggalkan mall ini. Entahlah, radanya duduk diam di depan cewek itu sudah cukup untuknya.

"Ya udah aku pulang sendiri."

Ana berdiri dan langsung meninggalkan Alister. Sementara Alister hanya terdiam, dan menghitung dalam hatinya, dia yakin beberapa detik kemudian Ana akan berbalik dan kembali duduk.

Satu.

Dua.

Tiga.

Dan Ana masih tidak berbalik, dia malah berjalan lebih cepat dan menjauh dari pengelihatan Alister, sial!

Sungguh, Ana sudah tidak ingin lagi berada di mall. Dia tidak mau terjadi hal yang tidak-tidak padanya di sekolah.

Sudah cukup. Seperti ini saja rasanya sudah cukup sakit. Jangan tambah lagi.

Dan...

Bugh!

Ana menabrak seseorang. Pikirannya pada buku peraturan begitu menyakitkan sampai dia tidak fokus pada apapun lagi.

"Maaf," ucap Ana pelan sambil merunduk, tak berani menatap sosok pria yang ada di hadapannya.

"Ngapain lo ke sini?" suara Alister begitu menggema. Terdengar jelas kalau Alister tidak suka dengan keberadaan orang itu.

"Jawab! Ngapain lo ke sini?!"

Di mall yang ramai, penuh dengan suara musik, langkah kaki dan oranv yang mengobrol, Ana dapat mendengar jelas suara Alister yang begitu tinggi.

Lantas, Ana mendongak menatap sosok pria yang kini memegang kedua bahunya.

"Iqbal?" ucap Ana tegang.

Alister rasanya tidak suka melihat ada seseorang yang terang-terangan memegang bahu Ana di depannya.

Tidak bisa menahan lagi, Alister langsung menarik tangan Ana agar lepas dari cengkraman Iqbal fan beralih di sisinya.

"Jangan pegang-pegang. Dia ounya gue!" ucap Alister pada Iqbal dengan tatapan penuh kebencian.

Love you readers...

Ada yang mau ditanyain? Oh iya, kalo menurut kalian cast yang cocok buat Ana sama Alister siapa ya?

Line: ekaaryani01
Ig: ekaaryani01

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Where stories live. Discover now