Chap 3. Dia lagi

1M 74.9K 11.2K
                                    

Ada typo benerin dong, plisssss masa ga ada yang benerin mulu-_-

Jangan lupa vote sama komentar ya, thankyou❤

Happy reading...

Beres. Ana menghela napas sejenak, tangan mungilnya terasa pegal karena membereskan kelas sendirian. Tapi tidak apa, ia bisa bernapas lega kali ini.

Ana langsung keluar kelas, ia berjalan menuju gerbang. Saat ini ia tidak mau langsung pulang ke rumahnya, ia menaiki bus kota.

Tapi setelah itu bus kota berhenti, ia mendapatkan Alister naik dari bus. Benarkah itu Alister? Sekali lagi, ia berusaha tidak peduli. Ia tidak mau ada keributan di bus.

Tapi... Kemana mobil Alister? Semua orang pasti tahu kalau cowok itu selalu membawa mobil.

Tiba-tiba seseorang duduk di samping Ana, dia yakin itu Alister, cewek itu terus mengalihkan pandangannya pada jendela, melihat mobil yang lalu lalang di kota ini.

"Lo pura-pura gak tau ya gue ada di sini?" tanya cowok itu.

Ana jelas sudah mengetahui suara itu, siapa lagi kalau bukan Alister Reygan. Perlahan wajahnya menatap Alister.

"Iya," jawab Ana singkat padat dan jelas.

"Ngapain lo pura-pura? Takut ya gue bully di bus?"

"Engga, bully aja gak papa ko."

"Gue duduk di sini bukan gue yang mau ya, inget! Gue duduk di sini gara-gara tempat duduknya penuh!" balas Alister yang di hiraukan oleh Ana.

Alister menatap Ana tajam, karena Ana hanya terdiam dan membuang muka darinya. Jangan-jangan ia mentertawakannya karena tidak memakai mobil.

"Lo mau bully gue kan, gara-gara gue nggak pake mobil?" tanya Alister membuat Ana menggelengkan kepalanya.

Sungguh, entah kenapa Ana ingin tertawa mendengar Alister berkata seperti itu.

Sedikitpun tidak terbesit dalam benak nya untuk mem-bully Alister.

"Banyak ko siswa yang nggak bawa mobil, itu bagus. Mereka taat aturan. Buat apa nge-bully orang yang taat aturan, terus..."

Alister mengangkat alisnya, ia penasaran dengan kata-kata yang akan diucapkan cewek ini.

"Aku gak mau nyakitin perasaan orang lain, karena aku tahu sakitnya kaya gimana."

Alister terdiam, ucapan Ana barusan sepertinya ditunjukkan untuknya. Apa Anastasia Mysha baru saja menyindirnya? Menyebalkan.

Dan tidak seperti biasanya. Alister kali ini terdiam tidak berkutik dan tidak membentaknya sama sekali.

"Cukup aku aja yang sakit, orang lain gak usah ikut-ikutan sakit juga."

Alister menatap Ana, cewek itu kini tengah tersenyum sambil menatap jalanan dan kembali menyingkirkan wajahnya dari tatapannya.

"Lo ngomong apaan sih?" tanya Alister.

Saat itu juga Ana kembali menatap Alister, mata cokelatnya kini menatap cowok itu dengan senyuman indah dari bibirnya.

"Ngomongin kamu."

Deg

Benarkan, Ana menyindirnya.

Tapi tiba-tiba Ana berdiri, hendak turun dari bus itu. Alister langsung menatap jalan, tunggu. Ini bukan perumahan ataupun jalan yang ramai. Lebih tepatnya ini seperti... hutan?

"Lo mau ke mana?" tanya Alister.

Ana tidak menjawab, bukan urusan Alister juga untuk mengetahui kemana ia akan pergi. Dan kenapa juga ia tiba-tiba jadi ingin tahu?

"Woy! Gue belum bully lo sama sekali, ngapain lo turun di sini?"

Ana tidak menjawab lagi dan lagi, ia langsung turun dari bus tersebut. Sementara Alister tidak bisa memalingkan pandangannya pada cewek itu.

Apa lagi saat Ana masuk ke dalam hutan itu. Membuat Alister terkejut, tidak mungkin rumahnya berada di sana kan?

Cowok itu tiba-tiba berdiri, tapi tak lama ia sadar. Apa yang akan ia lakukan? Mengikuti cewek cupu itu? Tidak. Ini bukanlah perilaku seorang Alister Reygan.

Ia kembali duduk, untuk apa juga ia memikirkan cewek itu? Tidak berguna sama sekali.

Lima belas menit kemudian, Alister sampai di rumahnya menggunakan bus tersebut. Seperti hari-hari kemarin, hanya ada bibi di rumahnya. Baik Mama ataupun Papanya tidak pernah ada saat ia pulang sekolah.

Entahlah, ia teringat dengan tugas yang diberikan Bu Ai. Besok bukankah pelajarannya lagi? Sebagai wali kelas juga guru BK dan Matematika, Bu Ai masuk seminggu tiga kali. Itu artinya ia akan di hukum tiga kali untuk maju ke depan.

Sial, sepertinya besok akan menjadi hari tersialnya sepanjang masa.

***

Keesokan harinya, alarm berbunyi jam 05.00 dari ponsel Alister, setengah sadar Alister mematikan Alarmnya lalu tidur kembali.

Jam 05.10 alarm berbunyi kembali, dan lagi Alister mematikan Alarmnya lagi. Begitupun seterusnya. Jam 05.15, jam 05.20 dan berakhir jam 05.30.

Saat ia menatap ponselnya, ia berbicara dalam hati. 'Masih ada waktu 30 menit lagi.'

Ia kembali tertidur pulas sampai tiba-tiba saja ia dibangunkan oleh alarm sejati.

"ALISTER BANGUN! UDAH JAM 7 CEPETAN!" ucap Marni Ibu Alister.

Alister terlonjak kaget, dan saat ia bangun lalu menatap jam di ponselnya ternyata baru jam 6 pagi, menyebalkan!

Ia mengacak-acak rambut frustasi.

"Argh! Mamaaa!" teriak Alister.

Sudah tidak bisa tidur kembali, ia langsung mengambil handuk lalu mandi menggunakan air hangat.

Setelah siap, ia menuruni anak tangga dan di sambut oleh Mama dan Papanya yang sedang sarapan. Mereka terlihat rapi, mereka sudah siap untuk bergelut dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Hmmm," gumam Alister yang melihat pemandangan itu setiap hari.

"Makan dulu sayang," ucap Marni sambil tersenyum manis saat melihat anaknya sudah siap.

"Males, nanti aja deh."

Tiba-tiba suara bariton itu mulai memancing keributan dengan Alister.

"Ke mana mobil? Bukannya kemarin kamu bawa mobil ke sekolah?" tanya Budi kesal karena melihat mobil anaknya tidak ada.

Alister tidak menjawab, ia langsung meminum segelas susu dan meninggalkan papanya.

"Jawab Papa, Alister!"

"Alister, jangan bikin kita khawatir," ucap Marni karena takut terjadi keributan antara mereka.

"Urusin aja pekerjaan kalian, ga usah sok khawatir!"

Bugh

Alister membanting pintu dengan keras dan langsung pergi berangkat sekolah. Budi dan Marni terlonjak kaget.

"Pa, kenapa Alister jadi kaya gini?" ucap Marni kecewa.

Budi menggelengkan kepalanya. "Papa bingung harus gimana lagi, Ma. Apa lagi buat misahin Alister dari temen-temennya yang nggak bener."

Sesikit kesal memang, lebih baik ia berangkat sekolah dari pada berdebat panjang dengan Papanya.

Tadi malam, ia tidak keluar, lebih tepatnya ia bermain mobile legend di kamarnya sampai larut, karena mobilnya tidak ada.

Jadi saat di bus sekolah ia sangat ngantuk dan tidak bisa menahan matanya.

Di sisi lain, Ana kesiangan. Ia lari sekencang mungkin agar tidak tertinggal bus sekolah ronde kedua.

Tapi saat ia naik bus, cewek itu melihat Alister sedang tidur sambil memakan headset di telinganya.

Alister? Lagi?

Love you readers...

Doain ya semoga bisa lancar terus update nya setiap hari😂

TELUK ALASKA [SELESAI] ✅Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz