✿ Irene ✿

8.1K 321 11
                                    

"Jadi cewek itu dikejar,
bukan mengejar."

Only You : 5

"Juan Alexander Hanif!!!" teriakan Bu Rosalina membuat kegentaran memenuhi ruangan kelas. Kecuali untuk beberapa anak badung. Alex, Kendall, Derek, Aiden dan Sara.

"Kamu kira dengan mengecat ulang kursi ibu bisa membuat ibu berhenti mengajar, hah?" seru Bu Rosalina yang bisa dibilang sedikit berteriak.

Itu bukanlah suatu hal yang patut di takuti. Alex yang sejak tadi tersenyum miring, teman-temannya yang langsung pura-pura tidak melihat dan Sara yang sudah menahan tawa semenjak guru killer itu berusaha melihat warna rok bagian belakangnnya membuat Bu Rosalina semakin panas.

"Masih mending cat biru laut bu. Kalo merah, malah dikira bocor, ntar." sindir Derek yang langsung membuat Kendall tertawa. Bu Rosalina melotot.

"Sembarangan kamu kalo ngomong!!!" bentak Bu Rosalina yang tidak sabaran.

"Kalian berdua, segera menghadap Pak Kiky, sekarang!" perintah Bu Rosalina. Untung saja Kendall dan Aiden berhasil menahan tawa dan menahan mulut mereka untuk mengejek Bu Rosa, dan Sara berhasil menutupi wajahnya.

Derek berjalan mengikuti langkah Michael Jackson, yakni berjalan mundur dan mengedipkan matanya kepada para cewek yang sudah kagum. Termasuk Rena. Tapi dia terlalu segan menunjukkannya. Sehingga gadis itu langsung mengalihkan pandangan.

Lain dengan Alex yang memasukkan kedua tangannya ke kantong celana, bersiul, dan melenggang ke luar. Bu Rosalina hanya dapat menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya.

"Cihuy!! Kiky Mariyaki!!, kita bertemu lagi di.... TALK SHOW!" seru Derek sesampainya dia di ruangan kecil bersuhu dingin itu.

Tidak disangka sudah ada Rafki dan Reyhan di sana. Ternyata mereka berbuat masalah di saat yang sama. Inilah yang dinamakan persahabatan.

"Duduk dan diam." ketus Pak Kiky yang sudah memegang red book. Red book ialah buku yang akan mencatat nama-nama pembuat onar, alias masalah di sekolah. Dan nama Alex beserta kawannya ditambah Sara sudah tercatat berulang kali disana.

"Kalo diam, ga napas pak. Anak orang ntar mati." celetuk Reyhan.

"Diam kamu!!" seru Pak Kiky. Alex memasang senyum kecil dan langsung duduk rapi di sebelah Rafki.

"Kita mulai. Dari penampilan. Derek, rambutmu sudah mulai panjang. Mau pangkas di salon, atau bapak yang botakin?" sindir Pak Kiky tajam. Derek langsung terbahak-bahak.

"Maunya botak setengah pak. Ala-ala Rock and Roll." respon Derek serius. Padahal teman-temannya sudah tertawa.

"Awas kamu!. Dan Rafki, saya masih menemukan rokok di tas-mu!" Pak Kiky menatap Rafki.

"Bapak ga sopan, nih. Buka tas orang sembarangan. Itu masih mending rokok. Kalo bapak kurang beruntung, bisa-bisa dapat majalah 18+" Rafki mengakui. Pak Kiky melotot.

"Saya akan merobek tas kamu kalau kamu tidak berubah!. Dan Reyhan, berhenti mengintipi ruang ganti cewek."
ucap Pak Kiky.

"Aduh, ga bisa pak. Itu salah satu hobi saya. Saya seperti mengintip bidadari kayangan yang lagi mandi. Bagian favorit saya kalo ada yang menggantung bra di loker." Reyhan menjelaskan. Derek, Rafki dan Alex tertawa terbahak-bahak.

Pak Kiky langsung mencubit pipi Reyhan sekencang mungkin karena geram. Sesudah puas, Pak Kiky mengalihkan pandangannya pada Alex.

Cowok berlesung pipi itu sejak tadi hanya duduk bersilang dan menopang dagu. Terlihat kalem, padahal sudah berhadapan dengan wajah geram Pak Kiky.

Only You [COMPLETED]Where stories live. Discover now