✿ Forever Enemy? ✿

6.6K 274 7
                                    

"Air mata pun perlahan
menetes, senyuman pun
perlahan pudar. Hati yang
awalnya gembira, kini pun
ikut berseru. Berseru nyaring layaknya seekor kucing yang kehilangan anaknya. Seruan
hati lah yang  mengundang
air mata. Tubuh pun mulai
lemah tak berdaya, karena
kini secara keseluruhan ikut tenggelam dalam kepedihan."


Only You : 17

Kedua remaja itu sudah duduk berhadapan selama 15 menit. Tidak bicara, tidak bergerak. Hanya alunan lagu yang terdengar dari kamar sebelah yang mengisi suasana.

Sera, bocah yang berstatus sebagai adik Sara sedang melakukan girls time dengan teman-temannya, hingga hari ini rumah Sara terasa ramai.

Sepulang sekolah tadi, Alex dengan gentle langsung menyebrang ke rumah Sara untuk melakukan tanggung jawabnya. Bekerja sebagai tutor pribadi Sara, meskipun dia tau bahwa keduanya sedang dalam hubungan permusuhan. Ya, memang selalu bermusuhan. Tapi kali ini memang lebih parah semenjak kejadian yang terjadi di halaman rumah Derek.

"Lo udah ngerjain buku yang gue kasih?" Alex bertanya dengan nada datar. Membuka pembicaraan lebih dahulu, karena dia tau gadis di hadapannya masih trauma.

Sara menyodorkan buku tebal itu ke hadapan Alex, namun tidak bicara. Bahkan tidak menatap mata teduhnya. Membuat Alex merasa semakin tidak nyaman.

"Hm, nanti aja gue priksa. Sekarang gue mau ngajarin lo materi buat ulangan dulu. Soalnya besok kita ulangan, kan?"

Alex seakan bicara dengan tembok, karena Sara tidak merespon sepatah katapun. Meski begitu, cowok itu tetap mengajarkan Sara secara perlahan.

"Nah, ngerti ga?" tanya cowok itu sesudah mengajarkan suatu materi. Sara tidak merespon. Hanya diam sambil memandang tulisan rapih Alex yang terpapang di kertas kosong.

"Ngerti gak?" cowok itu mengulangi pertanyaannya. Masih saja ia tidak menerima respon.

Alex menghela nafas kasar. Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore, lalu kembali dia menatap murid-nya.

"Dengar ya, Lee. Gue tau kita bermusuhan, tapi untuk bidang ajar mengajar ini, TOLONG kasih respon apaaa... aja. Karena gue masih harus jalan ke rumah Kendall buat belajar bersama habis ini." kata Alex akhirnya. Sara memutar bola matanya.

"Ga. Gue ga ngerti." respon gadis itu akhirnya. Alex merapatkan kedua bibirnya.

"Ya udah, gue ulangin lagi, nihh yaa...." Alex menggantung ucapannya, kemudian mulai lagi mengajarkan. Lebih pelan, seakan mengajar anak TK yang baru mengeja.

2 jam berlalu, dan suara adzan sudah terdengar. Alex menyodorkan buku tulis yang sudah berisi dengan soal yang dituliskan tangannya.

"Kerjain nih. Besok dateng pagi-pagi, kita koreksi bareng. Soal buku ini, nanti langsung gue periksa. Gue nanti chat lo buat ngasih tau nilainya, ya?" ucap Alex sambil mulai membereskan barang-barangnya.

"Sejak kapan gue bisa datang pagi?" Sara menatap sinis. Alex tersenyum kecil dan mengangkat bahu.

"Usahain, lah." cowok itu berkata cuek, lalu melenggang pergi ke luar kamar.

Sara menatap geram. Ingin sekali dia membogem hidung mancung Alex agar patah sekalian. Tapi dia takut emosi dia tidak terhentikan. Dan saat ini, para sahabatnya tidak bisa menahan emosinya karena mereka tidak ada disisinya.

Sara berusaha mengurungkan niatnya dan langsung beranjak ke kamar mandi. Bermaksud untuk mandi, padahal dalam bathup, dia malah buka hp. Membuka group chat favoritnya.

Only You [COMPLETED]Where stories live. Discover now