✿ Memori ✿

7.4K 314 10
                                    

"Dulu ya dulu.
Semakin ke depan,
semua berubah."

Only You : 6

"Ini kalung perjanjian. Perjanjian kalau suatu saat nanti kita akan bertemu lagi."

Ucapan cowok itu membuat cewek tinggi di hadapannya melampiaskan senyum lebar. Senyuman termanis yang selalu membuat hati cowok itu meleleh.

"Makasih Al. Aku akan selalu menunggu."

"Selalu?"

Cowok itu mengangkat kelingking kanannya.

"Selalu."

Alex termenung dan selalu saja merasa bingung jika ia mengingat itu. Apa gunanya ia berusaha mengalihkan perhatian pada cewek lain, jika hatinya sendiri hanya memilih satu cewek?

Disisi lain ia merasa kasihan dengan Irene yang hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia tidak menyukai Irene for real. Tapi disisi lainnya lagi, baginya Irene berlebihan jika gadis itu masih mengingat kejadian yang cukup lama itu.

Irene sudah mulai merasa nyaman, dan hal itu membuat Alex semakin tidak tenang, dan merasa kesulitan untuk menyelesaikan "permasalahan" (meskipun yang menyebut itu masalah hanya Alex) antara dia dan Irene.

Cowok itu membuang puntung rokok terakhirnya dan tidak habis pikir.

"Irene..." gumamnya. "Kalo gue ya bisa jatuh hati ke lo, gimana?"

💀💀💀

"Gue mau es krim!!!" teriakan Rena sungguh mengganggu ketenangan Sara yang sedang asik membaca novel.

"Ya udah!. Ambil di kulkas!" cetus Sara.

Kemudian gadis mini itu berjalan ke dapur dan mulai membuka kulkas. Mengambil es krim batangan yang memang selalu tersedia di kulkas Sara.

"Sar, jalan yok!" ucap Rena dari dapur. Gadis itu mulai menikmati es krim yang di genggamnya.

"Ah!. Lo ribet banget, sih. Mentang-mentang yang lainnya pada liburan, dan gue jadi korban gabut lo, gitu?!!" ketus Sara tidak sabaran.

"Hehe. Begitulah." Rena memasang puppy eyes dan tersenyum penuh harapan pada Sara.

"Mager." respon Sara cuek.

Rena mendengus dan langsung menyender di sofa empuk Sara.

"Kenapa lo ga chattingan sama Derek aja?, ga usah ganggu hidup gue?" tanya Sara.

Rena langsung cemberut dengan wajah yang menunjukkan ogah-ogahan.

"Heh!, gue sama dia itu ga ada apa-apanya!!" Rena kembali berteriak dengan mulut yang masih berlepotan oleh es krim.

"Halah, chat mulu lo di LINE." sindir Sara.

"Dia duluan yang kaya orang oon. SKSD. Lagipula dia kan playboy. Makanya gue ogah." Rena kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Sara.

"Kaya lo sama Alex aja. Secakep apapun Alex di pandangan lo, tetap aja lo benci kan?" bisik gadis itu. Sara langsung mendorong dahi gadis itu.

"Gue ga tertarik sama cowok." ucap Sara.

Only You [COMPLETED]Where stories live. Discover now