✿ Happier? ✿

5.6K 251 27
                                    

Saran author, kalo menurut
kalian moment-nya pas, dengerin lagu yang ada di atas yaa 👼👼.

_________________________________

Aku tidak pernah berpikir
kalau ini akan menjadi jalan
terbaik bagimu.
Aku mungkin emosional,
tapi dengan segala
keterbatasanku, aku melakukan
segalanya yang dapat
membuatmu bahagia.
Aku tidak perlu mengatakan
'i love you' karena menurutku, tingkahku sudah jauh melebihi kalimat tersebut.

Only You : 29

Kedua alis yang sempat hampir menyatu karena amarah itu kembali ke posisi semula. Melengkung dengan sempurna di atas kedua mata teduhnya, dan dalam sekejap kedua mata itu mengedip dua kali.

Did I really hurt her feelings? Atau gue doang yang mrasa kalo dia sakit hati? batin cowok itu yang kemudian berjalan ke arah pintu.

Sebelum membuka pintu, ia merapatkan telinganya ke pintu cokelat itu. Pintu yang sempat terbanting beberapa menit lalu itu. Kini ruangan terasa sunyi.

Perlahan ia membuka pintu dan mendongakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Mencari orang terakhir yang keluar dari ruangan itu. Dia tidak disana.

Cowok itu semakin penasaran dan melangkah ke luar. Berjalan dengan amat pelan, melewati suatu pintu yang berstatus sebagai pintu kamar seorang gadis. Pintu itu tertutup dan terasa hening juga.

Cowok itu kini berdiri di depan pintu itu, dan sudah mengangkat tangan kanannya yang terkepal. Siap untuk mengetuk pelan benda yang terbuat dari kayu itu. Ia merasa tidak nyaman. Sesekali dirinya mengurungkan niat hatinya, sesekali ia memajukan tangannya, bersiap untuk mengetuk.

Should I knock her door?

💀💀💀

Ia tidak pernah menyia-nyiakan air mata. Bahkan, ia selalu menjaga agar butiran bening itu tidak mengalir dengan puas membasahi pipi dan menyedihkan hatinya.

She hates drama, she hates pain, she hates tears.

"Hidup penuh dengan drama,"

Ucap pria yang berstatus sebagai ayahnya suatu saat.

"Tidak mungkin ada hidup tanpa senyuman, dan tidak mungkin juga ada hidup tanpa air mata."

Bahasa itu mudah di mengerti, mudah di cerna. Tapi gadis itu tidak pernah memercayainya. Menurutnya, hidup bisa berjalan tanpa air mata. Apa guna air mata? Sekalipun orang yang paling ia sayang meninggal suatu saat, menangis bukanlah jawaban terbaik untuk dilakukan, dan toh ga bakal ngembaliin sosok yang sudah pergi tersebut.

Entah mengapa semua prinsip itu lenyap dalam satu moment. Moment yang bahkan dia tidak mengerti, mengapa dia harus menangis. Bukankah seharusnya ia bahagia?

Cowok yang ia benci, akhirnya, akhirnya, AKHIRNYA, melangkah pergi dari hidupnya. Itu yang ia inginkan, itu yang ia impikan. Iyakan?

Meninggalkan seoranh Juan Alexander Hanif di masa lalu, membuka lembaran baru dan mengisi keindahan hidup dengan tawa dan senyuman. Di dampingi dengan Mika.

Kemana semua mimpi itu pergi?

"Mungkin kalo gue ngabisin waktu lebih sama Mika, gue bakal mrasa-- baikan? maybe?" gumam gadis itu pada dirinya sendiri.

Only You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang