2. Hari Cuek Sedunia

344 3 0
                                    

Hari kedua menjadi senior. Dan hari pertama jomblo setelah kemarin diputusin Jongsuk padahal baru pacaran 21 hari. Udah kayak Rina Nose kan? Yang nikah cuma 21 hari. Gue putus gara-gara Bintang Minhoya, mantan gue. Kalau nggakk takut dosa, sudah gue santet anak itu. Sayangnya gue takut dosa.

Seperti biasa, gue nggak betah duduk lama di kelas. Gue belum akrab sama semuanya. Melancong ke kelas XII IPA 6 setiap jam kosong. Untungnya genk gue juga jam kosong. Gue main lama disana. ketawa-ketiwi ngegibahin orang sampai lupa waktu. Bel pergantian pelajaran gue abaikan. Guru yang mengajar kelas XII IPA 6 memasuki kelas. Senyum manis gue keluarkan agar guru itu nggak marah gue klayapan di kelasnya. Semua siswa-siswi mengikuti pelajaran di kelasnya.

Bu Masriah memasuki lab kimia. Matanya diedarkan ke meja-meja yang tanpa penghuni. Penghuni kelas XII IPA 1 sebagian tidak ada di kelas.

"Kemana teman kalian?" Suaranya yang menggelegar membuat siswa XII IPA 1 yang berada di kelas menoleh.

"Cari teman kalian sampai ketemu! Kalau belum lengkap tidak akan saya mulai!" Selesai memberikan perintah, Bu Masriah keluar lab kimia. Melangkah menuju ruang guru. Kalau sudah begini tandanya beliau ngambek.

Jan menghampiri gue yang duduk di kursi depan kelas XII IPA 6. Kaki gue silangkan diatasnya. Kedua telapak tangan gue rapatkan di depan dada. Menutup mata dan merasakan hembusan smeilir angin yang berkejar-kejaran di sekolah. Gue sedang bertapa. "Woy Cit! Masuk!"

Gue menoleh kearahnya. Alis gue terangkat ke atas.

"Bu Masriah marah! Ayo!"

Mata gue melotot dan segera mengekori Jan. Gue berhenti di kelas XII IPA 5. Mata gue berputar mencari Imas dan Mellen. "Woy coy masuk!" teriak gue yang berhasil bikin Imas dan Mellen mendongahkan kepala dari bawah kursi.

Tak perlu waktu lama, mereka mengekori gue masuk ke dalam kelas. Setelah kelas penuh, Jan memanggil Bu Masriah yang ngambek di ruang guru.

Bu Masriah memasukki lab kimia. Wajahnya garang. "Kalian itu udah kelas duabelas. Bukannya belajar malah main-main. UN di depan mata!"

Bu Masriah duduk di kursinya. "Siapa sekretarisnya?"

Ella dan Imas mengangkat tangan.

"Gantian nulis ini dipapan. Semuanya tulis di buku masing-masing."

Ella beranjak dari kursinya dan mengambil buku di hadapan Bu Masriah. Untungnya di lab kimia sudah ada papan tulis spidol jadi masih berasa di kelaslah. Kalimat per kalimat mulai memenuhi papan tulis. Ketika papan sudah penuh tulisan dan Ella mau melanjutkan kalimatnya, ia menoleh ke arah kami. "Sudah belum?"

"Yang atas hapus aja." Seru Irham.

"Iya yang atas sudah selesai." Timpal Evita.

"Banyakkah El? Gantian deh sama gue." Imas beranjak dari kursinya berjalan ke arah Ella yang memegang buku di depan papan tulis. "Nanti kalau sudah sampai ini biar gue yang lanjutin ya." Kemudian Imas kembali ke kursinya dan melanjutkan menulis di buku.

Ella menulis lanjutan kalimat di papan tulis. Ketika sudah sampai kalimat yang dimaksud Imas tadi, dia menuju ke kursinya Imas menyerahkan buku yang dipegangnya. Gadis bergigi gingsul melangkah menuju papan tulis dan menghapus tulisan Ella.

"Woy belum kelar!" seru Rosidul.

Tanpa menoleh ke cowok yang ngomong, Imas melanjutkan menghapus tulisan Ella.

"Woy!"

Imas menoleh ke teman-temannya yang berteriak bilang belum selesai menulis padahal waktunya mau habis. "Cepetan rek!"

CLAXXONEWhere stories live. Discover now