13. Nyolong

88 2 0
                                    

Di awal gue sudah ngomong kalau sekolah gue sekolah yang unggul dalam IMTAQ dan IPTEK kan?

Speaker yang terpasang di pojok masing-masing komplek kelas berbunyi 'ASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH.. ANAK-ANAK JANGAN LUPA MENJALANKAN IBADAH SHOLAH DHUHAH AGAR DIMUDAHKAN URUSAN DUNIA DAN AKHIRATNYA.. BAGI YANG BELUM SHOLAT DHUHAH SEGERA MENUJU KE MUSHOLLA... AYO ANAK-ANAK MENGERJAKAN PERINTAH ALLAH..'

Ya, itu suara Pak Munhasim guru agama gue sewaktu kelas X. Beliau selalu mengingatkan murid-muridnya untuk sholat dhuhah. Bukan itu saja, beliau berjaga di musholla untuk menjaga absensi muridnya yang sholat dhuhah. Tentu saja didampingi oleh Bu Ratna guru kelas XII IPA 6 sekaligus guru agama kelas XII IPA 5-7.

Aneh, memang! Sholat dhuhah itu sunnah tapi di sekolah gue wajib. Bahkan ada absensinya.

Nah, nakalnya gue dari kelas X gue pura-pura haid kalau lagi malas sholat. Sebagai ganti nggak sholat diharuskan membaca syahadat baru boleh tanda tangan.

Kalau yang cowok, kayaknya nggak bisa deh pura-pura haid. Hehehe

"Ayo ayo sholat. Alarmnya sudah bunyi!" ajak Irham kepada teman-temannya yang masih riweh dengan urusan masing-masing di kelas. "Der Derry ayo sholat! Fred Fredy ayo sholat! Ah Takol musyrik dia."

Takol yang dibilang musyrik, menyudahi chatingan dengan makhot dan bangkit dari duduknya. Cowok hitam itu berjalan keluar kelas dan mencari sandal swallow kelas, "OI SANDALNYA ILANG!" teriaknya sambil membongkar almari kelas, "KITA KEMALINGAN!!"

Anggi yang merasa terganggu dengan teriakan Takol marah-marah, "Takol berisik lo!"

Cowok itu menoleh ke arah Anggi yang asyik mendengarkan lagu dengan headset, "Eh lo kan pake headset ngapain protes gue."

Derry berjalan bolak-balik di depan papan tulis, dahinya berkerut. "Kemarin masih ada kok sandalnya. Kemana ya?"

"Duh, tinggal nyeker aja ke musholla apa susahnya?" kata Fredy setelah itu dia meninggalkan kelas dan berjalan ke depan kelas X7.

Derry melihat kepergian Fredy tanpa memakai alas kaki. Bola matanya berputar, "oi Kol gimana kalo kita nyolong sandal?"

Sebelum Takol memberikan jawaban, cowok kurus berkulit putih dan berambut keriting itu mengikuti Fredy tanpa memakai alas kaki. Takol dan Irham yang kebingungan melihat dua temannya pergi sholat dhuhah tanpa alas kaki akhirnya mengikuti.

Sementara mereka berempat pergi sholat dhuhah, penghuni kelas masih riweh dengan urusan masing-masing.

Derry, Takol, Irham dan Fredy berlarian sambil tertawa.

Kaji bingung melihat tingkat temannya, dia berpikir temannya kesurupan di musholla. "He datang-datang cekikikan kesambet lo?"

Fredy terhuyung berjalan menuju mejanya smabil memegangi perut. "Aduh perut gue sakit. Derry goblooookkkk."

"Napa hee?" Rosidul juga kebingungan.

"Anjir lo tau nggak sih, Si Derry nyolong sandal anak kelas sepuluh. Anjir perut gue sakit," jelas Irham dengan mata berair akibat tertawa.

"Takol juga kali," bela Derry. Kemudian cowok itu menyadarkan diri dari tertawanya dan mengambil spidol di dekat papan tulis, "Gue mau beri nama swallow colongan gue."

Dia menuliskan JOGER JELEK di swallow warna kuning dan hijau. "Nah, udah kek joger belum?" diangkatnya sandal itu dan dipamerkan ke teman-temannya.

Begitu pula Takol dia menuliskan RIGHT LEFT pada sandal swallow berwarna biru merah dan memamerkannya pada Derry, "Eh bagus warna swallow gue. Kek barca." Matanya melirik Anjar yang ngefans team sepakbola barcelona.

"Eh eh ngapain nyebut barca segala," seru Anjar dari tempat duduknya. "Seenggaknya barca semalam menang daripada MU." Suaranya dikeraskan agar Ariyanto yang sedang bermain PS dibelakangnya mendengar.

"Kalah gue kalah," dibantingnya stik PS oleh Ariyanto yang gendut. "Iya iya gue kalah."

Anjar menoleh ke belakang. Sudut bibirnya terangkat keatas.

"Fred, Fredy masukin sandal lo. Nanti dilihat sama orangnya," perintah Irham. "Lo tuh kalo nyolong yang kelasnya agak jauhan dikit kek. Masa nyolong depan kelas sendiri."

"Sssttt... " telunjuk cowok penyuka manga ditempelkan dibibirnya. Dia kembali ke depan kelas dan mengambil sandal hasil colongan dari kelas X7.

Kaji mengelus dadanya, "Istighfar banget gue punya temen hobby nyolong."

Norma yang sedari tadi memperhatikan percakapan teman-temannya mengacungkan jempol ke arah Derry, Takol, Irham dan Fredy. "Kalian tuh pengertian banget sama gue. Kan kalo gini nggak perlu beli sandal lagi." Tangannya kini membentuk tanda hati kecil ala drama korea.

CLAXXONEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora