18. Bucin

88 2 0
                                    

Gue mendengus, melipat kedua tangan depan dada memandangi layar handphone. Dengan Mellen disisi kanan yang asik memakan pizzanya. Serta Tamara di sisi kiri sibuk chating dengan Angga. Nah, depan gue siapa lagi kalau bukan Imas dan Anjar yang bermesraan.

"Kok Jongsuk nggak chat gue ya," kata gue serius, "duh kalo gini mah mending putus. Punya pacar berasa jomblo."

Mellen menghentikan aksi mengunyahnya dan menatap gue, "Yakin mau putus?"

"Lo sama Farid aja kan dia suka sama lo," kata Anjar yang bikin gue kaget.

Mata gue melebar, "Yang bener lo kalo ngomong!"

"Lo nggak nyadar? Semua orang juga tau kalo dia suka sama lo Ciiit."

"Ih Anjar paan sih, kan Cuma temen," gue mengelak sekuat tenaga, "lagipula gue kan udah punya Jongsuk."

"Coba lo chat Farid suruh dia kesini, kalo dia mau fix dia suka lo," tantang Anjar ke gue yang masih merenungkan ucapannya. Karena sesungguhnya Farid pasti akan datang kalau gue suruh.

Tamara menyenggol tangan gue, "Udah buruan lo chat."

Mellen juga menyenggol tangan gue, "Mau gue chatkan?"

Paan sih sengol-senggol gue.

Dengan kecepatan penuh, handphone gue diambil Kaji. Mata gue melebar saat jari Kaji mengetikkan pesan kepada Farid. Cowok yang disebut Anjar suka sama gue anak XII IPA 6 sekelas sama geng gue. Perawakannya hitam manis, kurus dan tinggi. Gue sebimbel dengannya. Dan semenjak itu, gue kemana-mana sama Farid. Nggak di sekolah, nggak di bimbel.

Gue juga lebih sering ngehabisin jam istirahat sama Farid meskipun Cuma ngelihatin dia main DoTA. Lagipula kalau sama dia duit gue nggak keluar sih. Apa-apa dibayarin. Tugas seni budaya juga dibikinin dia. Fyi, gue nggak jago ngegambar sedangkan sekolah gue hobbinya ngasih tugas ngegambar. Pernah, waktu tugas gambar prespektif 2 titik, gue minta tolong gambarin Farid. Malamnya gue udah ngomong kalau jam pertama dikumpulin eh buku gambarnya nggak dibawa. Kampret. Iyalah, gue marah. Terus, dianya ngajak gue lari ke kosannya 10 menit sebelum gerbang ditutup. Sedangkan jam pertama di kelasnya biologi yang gurunya killer gila. Selama dia lari, gue tungguin aja di alfamart depan sekolah. Faridnya lari ke kosan yang butuh 10 menit kalau jalan. Alhasil, dia berhasil ngambil buku gambar gue 10 detik sebelum gerbang tertutup rapat. Hehehe

Gue nggak pernah dapat nilai dibawah 90 kalau digambarin Farid.

Tapi,





Dia pernah dapat nilai 80 sedangkan gue 90. Hehehe

Pernah juga, gue belum selesai gambar tapi Farid sudah selesai. Gue tipe-X namanya ganti nama gue. Ya gimana yaa jadwal seni budaya kelas gue senin, kelasnya kamis. Hehehe

Jongsuk marah nggak kalau gue deket sama Farid? Nggak!

Gue cerita semua sama Jongsuk. Mau keluar sama Farid gue bilang. Gue juga ngasih tau alasan kenapa gue deket sama Farid.

Itu karena ulahnya!

Tiga bulan pacaran sama Jongsuk, hidup gue lurus. Nggak noleh kanan kiri cari cowok sampingan. Sampai akhirnya, chat gue nggak dibalas dia. Namanya cewek kalau chatnya nggak dibalas cowoknya pasti gegana kan ya. Gue minta tolong ke Wildan, pacarnya Dinda temen segeng gue yang kebetulan masih saudaraan sama Jongsuk. Chatnya nggak dibalas juga permisaaa. Yang bikin gue bener-bener kecewa, Jongsuk ngebalas chatnya Ciwa, pacar temennya dan geng gue. Ck!

Semenjak saat itu, gue bertekad nggak setia. Gue ngebalas semua yang Jongsuk lakuin ke gue. Gue mulai deket sama Farid. Terang-terangan gue deketnya gaes. Guru-guru yang tahu kedekatan gue sama Farid ngira kita pacaran. Farid juga tahu kalau gue punya pacar.

CLAXXONEWhere stories live. Discover now