3. Kapan Pindah Kelas?

280 2 0
                                    

"Ji, kapan nih kita pindah kelas?" Ella memutar tubuh dari tempat duduknya di depan pojok kanan sehinggak matanya menatap Kaji yang asyik bermain kartu bersama Rosidul, Robito, Takol dan Kak Amy di kursi belakang pojok kiri.

"Gue menaaaaaaaang." Kaji berteriak. Kedua tangannya terangkat keatas. Dia pikir dia sedang turnamen gitu ya.

Hepy yang sedang menelepon merasa terganggu denagn teriakan Kaji. "Kaji cocot lo!" Dia melanjutkan lagi teleponan dengan pacarnya.

"Heeeep lo enak aahh ahhh ahh." Teriakan Takol menggaknggu Hepy dengan kalimat ajaibnya. "Hep aduh enak banget ahh ahh ahh."

"Cok! Takol cocot lo!" Hepy menjauhkan handphone dari mulutnya. "Sekali lagi lo ngomong gue smash lo!" ancaman Hepy seorang atlet volly milik SMAN ESA yang bertubuh kecil tapi sexy. Dia diidolakan cowok-cowok sekolah karena keseksiannya. Sayang, dia punya pacar di sekolah sebelah, SMAN DWI.

"Gue tendang lo biar gol."

"Tendang aja kalo berani. Tangan gue lebih mantep buat ngesmash muka lo!"

"Ngeriiiii." Dery yang duduk di belakang Hepy memegang mukanya dan pindah ke tempat duduk Irham yang kosong. Kursi Dery dan Irham kebetulan bersebelahan.

Irham sedang menaruh mukanya di atas meja melihat Dery datang mengahmpirinya. "Lo lama-lama gila duduk di belakang Hepy."

"Emang." Sahut Dery yang masih melihat Hepy teleponan dengan pacarnya.

"Kaji, Ella tadi ngomong sama lo. Kok lo cuekin sih? Dihajar pakai rumus kimia lo!" Imas melempar tipe-X nya mengenai punggung Kaji membuat cowok itu menoleh kearahnya.

"Iya dengerin tuh Ji." Si Anjar tiba-tiba ikutan nimbrung. "Pasang telinga lo."

"Lha ngapssssss lo ikutan Njar?" Kaji menoleh ke arah Anjar yang berada dimeja samping meja tempat Kaji dan komplotannya bermain kartu.

"Lha gue kan punya mulut. Terserah gue dong."

"Ciat ciat ciat Anjar Imas ciat ciat ciat." Rosidul menggoda Anjar.

Alis Anjar terangkat mendengar kata asing yang dikeluarkan Rosidul. "Ciat ciat apaan?"

"Temennya cie cie. Sekarang tuh nggak jaman kali cie cie." Rosidul tersenyum lebar diikuti gerakan kepala yang mengangguk-angguk menjelaskan pengertian ciat ciat kepada Anjar.

Kaji memukul meja dan berdiri. Tangan kanannya terangkat lurus keatas. Matanya menyipit. "Oke kawan-kawan mulai sekarang cita ciat telah menjadi bahasa resmi IPA 1." Bibirnya menutup sejajar. Kepalanya mengangguk sekali. Sedikit gerakan, kepalanya sudah mengarah ke tempat duduk Ella. "El, lo tadi ngomong apaan?"

Ella memutar kembali badannya. "Nggak jadi. Gue lupa." Cewek rangking 1 paralel seangkatan kembali memutar tubuhnya menghadap buku yang dibacanya.

"Kawan-kawan seperjuangan. Marilah kita gunakan waktu sebaik mungkin agar kelak kita masuk universitas dengan selamat." Kaji masih memberikan pidatonya.

"Cok diem lo!"

Suara tepuk tangan terdengar begitu gue berkata kasar.

"Keren keren keren." Takol berdiri dari kursinya dan bertepuk tangan paling keras. "Coblos Citatos coblos!"

"Woy Citatos temennya Chiki Cheetos JetZ lo keren." Jempol Rosidul diangkat tinggi-tinggi.

Gue diam melihat kelakuan teman-teman gue. Di luar kelas, mereka terlihat cool. Kharismanya ada. Tapi di dalam kelas mereka nggak lebih dari sekedar cowok sampah. Pikiran tentang betapa nerakanya kelas XII IPA 1 gue buang jauh-jauh setelah tahu kelakuan mereka.

CLAXXONEजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें