Getting It Right

2.7K 340 28
                                    

Cahaya pagi mengintip melalui tirai jendela. Aku masih berbaring di tempat tidur seperti boneka yang tak bernyawa. Aku tidak ingin bangun dan aku tidak ingin melihat siapa pun. Aku hanya ingin sendiri. Aku ingin terus di kamar seharian tapi sialnya aku tak boleh melewatkan pekerjaanku lagi. Arghh... sangat menyebalkan!!

Aku mengambil hp ku diatas nakas. Tapi belum sempat aku meraihnya aku sudah teringat Yoongi lagi. Air mataku lolos begitu saja saat aku mengingatnya. Aku memejamkan mata berusaha menyingkirkannya dari pikiranku. Tapi semakin aku memejamkan mata semakin jelas dia hadir di pikiranku.

》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》

Jungkook: Hyung. Bagaimana? Apa diangkat?

Yoongi: Tidak.... (menghela napas)

Rapmon: Mungkin saja Yan masih tidur.

Taehyung: Hyung. Apa yang sebenarnya terjadi?

Yoongi: Semalam.... Nari mengatakan banyak hal pada Yan dan sekarang dia menganggap hubungan kami hanyalah kebohongan. Dia pikir aku hanya mempermainkannya. Aku.... aku tidak yakin dia akan percaya padaku lagi. Aku mengatakan kepadanya bahwa aku pernah menyukai Nari.

Jimin: Hyung! Kenapa kau mengatakannya?!

Taehyung: Aigoo.... pantas saja Yan noona marah besar.

Jin: Ck ck ck. Yoongi seharusnya kau tak membahas itu.

》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》

Aku bekerja dengan terpaksa. Tidak seperti biasanya karna aku akan selalu senang jika harus melayani customer yang baru datang. Tapi tidak dengan hari ini. Aku merasakan kekosongan. Aku melakukan banyak kesalahan hari ini. Kakiku tersandung meja, aku menumpahkan air minum dan yang lebih parahnya lagi aku mengantar pesanan yang salah yang mengakibatkan aku dapat ceramah gratisan dari boss ku.

Beruntunglah.... sekarang sudah jam pulang. Jadi aku tak perlu memikirkan customer lagi.

"Yan.... apa kau baik-baik saja?" Tanya seorang wanita yang statusnya sama denganku.

Tidak sama sekali.

Aku mengangguk. "Hmm aku baik-baik saja."

"Yan. Tidak biasanya kau seperti ini, apa ada masalah denganmu?"

Bahkan dia juga menyadarinya.

"Tidak ada. Tenanglah..." Aku pura-pura tersenyum dan bertingkah laku ceria seperti biasanya.

"Tapi... Yan wajahmu sangat pucat. Kau bilang tadi pagi kau tidak sarapan dan tadi siang kau juga tidak makan."

Benarkah?

Aku bahkan baru ingat aku tidak makan apa-apa dari tadi pagi.

"Ah iya. Aku akan makan dirumah saja nanti."

"Baiklah kalau begitu.... Aku pulang duluan ya. Bye..."

Aku hanya melambaikan tangan.

》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》

Aku berdiri didepan cermin. Mataku terlihat sangat bengkak akibat menangis. Berapa lama aku akan seperti ini? Seharusnya aku tidak boleh seperti ini. Aku meregangkan tubuhku. Aku merasakan lapar sekarang. Baiklah, kalau makan ramen pedas mungkin akan nikmat. Aku berjalan ke pintu depan. Mataku melebar saat melihat Yoongi.

"Kita perlu bicara."

Aku benar-benar tidak mau berbicara dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku benar-benar tidak mau berbicara dengannya.Aku masih ingat dengan jelas dia mengakui bahwa dia menyukai Nari dan kata-kata itulah yang benar-benar membuatku hancur. Aku ingin menentangnya dan menyuruhnya pulang tapi itu akan sia-sia karna aku terlalu lelah untuk berargumentasi dengannya. Aku  duduk di sofa dan menunggunya.

Dia menggengam tanganku dan menatapku dalam. "Yan. Kau menangis?"

Aku mengangguk. "Aku menangis lalu tertidur jadi aku akan lupa dengan semuanya tapi saat aku membuka mataku lagi, aku teringat semuanya."

"Aku yakin kau pasti membenciku?"

"Itu bagian terburuk, aku tidak membencimu, itulah yang paling menyakitkan. Terlepas dari semuanya aku mencintaimu. Aku tidak pernah mencintai seseorang seperti aku mencintaimu, tapi aku tidak tahu apakah kau dapat mengembalikan semuanya. Aku merasa seperti aku tidak mengenalmu, seperti aku jatuh cinta dengan orang asing." Ucapku.

"Yan.... semua yang ku katakan padamu benar. Segala sesuatu yang ku maksudkan setiap kata yang ku katakan, aku mencintaimu. Yan aku akan melakukan apapun untukmu... apapun. Nari hanya temanku tidak lebih. Yan aku minta maaf, aku marah padamu karena dia mengatakan kepadaku kalau kau bersikap kasar padanya." Ucapnya.

"Dan kau mempercayainya."

"Yan.... aku minta maaf. Tapi aku berjanji aku benar-benar mencintaimu. Kau adalah apa yang kuinginkan. Aku tidak akan berada di sini sekarang jika aku tidak peduli padamu." Dia mempererat genggamannya.

"Lalu bagaimana dengan apa yang dia katakan? Dia bilang-"

"Siapa yang peduli dengan apa yang dia katakan! Alasan dia mengejarmu adalah karena aku menyuruhnya untuk mengurus urusannya sendiri. Dia cemburu padamu. Yan kau harus percaya pada semua yang telah ku katakan padamu. Yan aku benar-benar mencintaimu, kaulah yang ku inginkan dalam hidupku. Kau tak tahu betapa putus asanya aku. Kupikir kau pergi dan membuatku sadar aku akan kehilangan hal terbaik yang pernah terjadi padaku. Sayang .. tolong aku kacau dan aku benar-benar minta maaf tapi aku membutuhkanmu dan aku mencintaimu." Dia menangkup wajahku. "Aku tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan tentangmu... tentang kita. Apa yang penting bagiku adalah bahwa kau mencintai aku dan aku mencintaimu."

Aku memeluknya.

Dia memelukku erat-erat. "Aku menyesal .... maafkan aku ...." Dia minta maaf.

Aku merasakan air mata mengalir di pipiku. "Aku mencintaimu." Ucapku pelan.

Dia mencium pucuk kepalaku." Aku mencintaimu lebih dari apapun."

》To Be Continued 《

Lucky Fan GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang