Part 2

24.9K 2.1K 179
                                    

Ting tong

Seorang pria berkulit putih pucat berlari menuju pintu. Ia segera membuka pintu melihat tamu yang datang kerumahnya.

"Annyeong Yoongi Hyung."

"Ah Jiminie, mau menjemput Jihyun ya? Masuklah, Jihyun baru saja selesai menonton kartun dengan Taejun." Jimin tersenyum, ia pun masuk ke rumah Yoongi.

"Maaf ya Hyung, aku merepotkan Hyung."

"Tidak masalah, aku tidak ada kerjaan jadi aku bisa menemani anak-anak di rumah."

"Apakah Hyung tidak bekerja?" mereka berjalan memasuki rumah Yoongi yang lumayan besar itu.

"Aku kan penulis lagu dan komposer, aku bisa mengerjakan itu semua di rumah, aku juga bisa menjaga Taejun di rumah, karena itu aku tidak keberatan jika kau menitipkan Jihyun di sini, Taejun jadi ada teman bermain." Jimin mengangguk paham.

"Di mana Taehyung?"

"Dia sekarang bekerja di pusat perusahaan keluarga, jadi ia sibuk di kantor." Jimin mengedarkan matanya di rumah besar Yoongi. Yoongi dan Taehyung memang termasuk orang kaya. Bahkan mereka dengan mudah menemukan rumah yang besar di Seoul, sedangkan Jimin hanya bisa tinggal di apartemen kecil bersama putrinya.

"Jihyunieee papamu datang." Terdengar suara langkah kaki yang berlari menuju tempat Jimin.

"Hyunie tidak boleh berlari di rumah orang lain, itu tidak sopan, dan bagaimana jika terjatuh? Nanti pasti merepotkan yang punya rumah." Jihyun memeluk kaki Papanya.

"Mianhae Papa." Jimin mengelus rambut Jihyun.

"Minta maaf pada Yoongi Ahjussi." Jihyun mengangguk, ia lalu menghadap Yoongi dan membungkukkan badannya.

"Ahjussi, Mianhae, Jihyun janji tidak akan lari-lari lagi di dalam rumah."

"Tidak apa cantik." Yoongi menepuk pelan kepala Jihyun dengan sayang.

"Kalau begitu kami pamit pulang dulu Hyung." Yoongi mengantarkan Jimin dan Jihyun ke pintu utama.

"Hati-hati di jalan, besok Jihyun kalau pulang harus menemui Taejun Oppa dulu ya?" Jihyun mengangguk patuh mendengar perkataan Yoongi.

"Iya, sampai jumpa Ahjussi." Jihyun melambai pada Yoongi, Yoongi juga melambai pada Jihyun.

~

Jimin terburu-buru karena setengah jam lagi dia harus sampai di kantornya.

Ia tersenyum saat melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh. Jimin beruntung tidak telat datang ke kantornya.

Pria itu segera naik lift dan menuju lantai tertinggi di perusahaan ini. Di sana hanya ada ruangannya dan ruangan presdir-nya.

Jimin melirik ruangan atasannya yang tampaknya masih sepi.

"Sepertinya belum datang, lebih baik aku memeriksa jadwalnya." Jimin segera menghidupkan komputernya dan dengan serius mengerjakan pekerjaannya.

Beberapa menit kemudian Jungkook datang, namun sepertinya Jimin tidak menyadarinya.

Ruangan Jungkook memang ada di dalam ruangan Jimin tentu saja Jungkook melewati Jimin. Ia menatap Jimin yang tampak tidak menyadari kedatangannya. Pria itu sibuk menatap komputernya. Jungkook segera memasuki ruangannya.

Jungkook duduk di kursinya lalu mengambil telepon dan mendial nomor satu yang langsung terhubung ke telepon di meja Jimin.

Jimin dengan segera mengangkat teleponnya.

EommaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang