Part 18

16.4K 1.5K 50
                                    

Semua rencana Jungkook dan Jimin sudah mereka lakukan. Tepat setelah selesai bulan madu, keduanya mengajak kedua putri mereka menuju Jepang dan mereka berlibur seminggu di sana.

Ini sudah sebulan sejak liburan keluarga mereka berakhir. Jungkook sudah sibuk dengan seluruh pekerjaannya. Si kembar pun sibuk dengan kegiatan sekolah mereka. Jimin kini bersiap-siap membuka usaha sendiri. Tentu saja Jungkook membantunya, kata Jungkook ia adalah investor untuk usaha Jimin. Jimin bekerja sama dengan Seokjin membuka sebuah cafe. Setelah mengenal Seokjin di pesta perusahaan, Jimin dan Seokjin menjadi dekat karena mereka sering bertemu berkat Yoongi. Sayangnya Yoongi sibuk dengan pekerjaannya, jadi dua pria yang merasa bosan itu memutuskan membuka usaha bersama.

Jimin saat ini sedang mengecek tempat yang akan digunakan sebagai cafe dan juga mencatat apa saja yang perlu ia beli untuk dekorasi cafenya. Dirinya dan Seokjin memang sudah membagi tugas. Jimin mengurus tempat juga semua dekorasi yang dibutuhkan, sedangkan Seokjin mengurus alat-alat untuk cafe juga memilih menu dan mencari pekerja untuk cafe. Keduanya tampak menikmati peran masing-masing.

"Tolong hubungi pemilik tempat ini, kita akan segera menyelesaikan pembayarannya." Jimin berbicara kepada seseorang yang nantinya akan bekerja di cafenya. Seokjin bilang, gadis itu adalah salah seorang kenalannya.

Jimin merasa ponsel di dalam sakunya bergetar. Ia segera mengambil ponselnya dan melihat nama yang muncul di layar. Ia tersenyum melihat nama suaminya yang muncul di layar ponsel. Jimin segera menggeser tombol berwarna hijau.

"Halo."

"Kau sedang apa sayang?"

"Mengecek tempat untuk cafe, kau sedang apa?"

"Aku baru selesai rapat, sudah selesai mengeceknya?"

"Sudah."

"Ingin makan siang bersama?" Jimin menjauhkan ponselnya dari telinganya dan melihat jam di layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul sebelas.

"Baiklah, aku akan ke kantormu."

"Aku tunggu, hati-hati di jalan."

"Ya." Setelah itu Jimin mematikan sambungan telponnya lalu kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Hyunra-ssi aku harus pergi, bilang ke pemilik tempat jika sudah sepakat aku akan mentrasfer uangnya. Nanti hubungi aku lagi ya." Gadis bernama Hyunra itu mengangguk.

"Ne Jimin-ssi." Jimin tersenyum lalu segera keluar dari tempat itu dan menuju ke mobilnya. Oh ya, setelah liburan di Jepang, Jungkook membelikan mobil baru untuknya. Jimin menyukai hadiah dari suaminya itu. Jimin segera menjalankan mobilnya itu.

~

Hana dan Jihyun duduk sambil menatap teman mereka yang masih menangis sesenggukan. Mereka bingung harus melakukan apa agar teman mereka itu tidak menangis lagi.

"Nari ada apa?" Jihyun mencoba memberanikan diri bertanya ke temannya itu. Mereka bertiga kini sedang duduk di taman bermain. Anak-anak lain juga ada di sana, namun mereka asik bermain sendiri.

"Hiks Eomma Appa jahat hiks." Teman si kembar yang bernama Nari itu mengusap air matanya yang mengalir deras.

"Nari tidak boleh berkata seperti itu pada Eomma dan Appa Nari." Hana memberi nasihat pada temannya itu.

"Kalian tidak tahu hiks Eomma dan Appa sudah tidak sayang padaku lagi, mereka lebih sayang adik bayi." Keduanya berpandangan. Mereka bingung karena mereka tidak tahu masalah Nari.

"Memangnya Eomma dan Appa Nari kenapa?" Nari tampak menghentikan tangisannya, namun nafasnya masih terdengar pendek-pendek.

"Eomma memarahi Nari saat Nari menumpahkan susu dari botol adik bayi, tapi saat adik bayi merusak kertas gambar Nari, Eomma tidak memarahi adik bayi," jelas Nari dengan wajah yang cemberut. Jihyun dan Hana tampak berpikir.

EommaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang