Part 14

18.1K 1.8K 136
                                    

Jungkook tersentak mendengar perkataan Jimin. Apa maksud pria di depannya ini. Ia segera melepaskan pelukannya pada Jimin. Jungkook menatap Jimin dengan pandangan kebingungan.

"Ada apa denganmu Jimin-ah, ceritakan apa yang terjadi padamu." Jungkook mengusap pipi Jimin yang basah oleh air mata. pria tercintanya ini tampak kacau. Baru kali ini Jungkook melihat Jimin sekacau ini.

"A-aku hiks tidak pantas hiks untukmu huhuhu." Jungkook kembali memeluk Jimin dengan erat. Sepertinya Jimin tidak bisa diajak bicara untuk saat ini. Jungkook menggendong Jimin dan membawanya ke ranjang. Ia membaringkan badan Jimin di ranjang. Jungkook juga ikut membaringkan badannya. 

"Tidak apa, kau tidak perlu berbicara. Istirahatlah dulu." Jungkook mengusap rambut Jimin perlahan agar tenang. Jimin memeluk badan Jungkook dan menyembunyikan wajahnya di pelukan Jungkook.

Setelah hampir sepuluh menit dalam posisi seperti itu, Jimin kini sudah tenang di dalam tidurnya. Jungkook menatap wajah Jimin yang memerah karena terlalu banyak menangis. Mata Jimin tampak membengkak dan bibirnya terlihat pucat. Jungkook mengecup bibir pucat itu.

"Jangan menangis." Jungkook mengecup kening Jimin lalu secara perlahan melepaskan pelukan Jimin pada tubuhnya. Jungkook turun dari ranjang dengan hati-hati. Lalu ia menyelimuti badan Jimin.

"Tidurlah dengan nyenyak." Jungkook mengusap rambut Jimin sebelum meninggalkan kamar itu. 

Jungkook berjalan menuju kamar yang lain, ya itu kamar si kembar. Jungkook membuka pintu kamar itu dengan perlahan. Begitu terbuka, Jungkook melihat Hana sedang tertidur di ranjangnya sedangkan Jihyun tampak membaca buku cerita.

"Hyunie." Jihyun yang merasa namanya dipanggil segera menoleh. 

"Bisa ikut Appa sebentar?" Jihyun mengangguk sebagai jawabannya. Jihyun segera menutup buku ceritanya dan menyimpannya di meja. Ia lalu turun dari kursinya dan berlari kecil menuju Jungkook. Begitu sampai di depan Jungkook, Jihyun merentangkan tangannya. Jungkook segera mengangkat Jihyun ke dekapannya.

"Ayo." Jungkook membawa Jihyun meninggalkan kamarnya.

~

Jungkook mengambil ice cream dari dalam lemari es dan memberikannya pada Jihyun yang duduk di meja makan.

"Makanlah." Jihyun mengangguk, ia mengambil sendok kecil yang telah disiapkan Jungkook dan mulai menyendokkan ice cream ke dalam mulutnya.

"Enak?" tanya Jungkook.

"Heum, terima kasih Appa." Jungkook mengangguk sambil tersenyum.

"Hyunie boleh Appa bertanya sesuatu?" Jihyun mengangguk walau tatapannya masih fokus pada ice cream-nya.

"Jihyun tau kenapa Eomma menangis?" Jihyun menghentikan pergerakannya. Ia segera menoleh pada Jungkook.

"Eomma menangis?" Jungkook merasa pertanyaannya salah. Kini ia justru membuat Jihyun khawatir pada Jimin. Jimin pasti tidak ingin menangis di depan putri mereka.

"Hmmm maksud Appa, apakah terjadi sesuatu setelah Eomma ke sekolah kalian?" Jihyun mengangguk. 

"Pasti Eomma menangis karena Ahjumma nakal di sekolah," ucap Jihyun dengan wajah sedih. Jungkook jadi makin merasa bersalah melihat Jihyun juga bersedih.

"Memangnya ada apa di sekolah Jihyun? dan siapa Ahjumma yang Jihyun sebut?"

"Jihyun dan Hana bertengkar dengan Soojung. Ahjumma itu Eomma Soojung. Ahjumma itu marah-marah pada Eomma." Jihyun meletakkan sendoknya, ia sudah tidak napsu untuk memakan ice cream-nya lagi.

EommaWhere stories live. Discover now