Part 6

19.3K 1.9K 207
                                    

Jihyun melambaikan tangannya pada Jimin yang berjalan menjauhi rumah Yoongi. Hari ini kegiatannya kembali seperti semula sehingga ia harus kembali menitipkan Jihyun di rumah Yoongi.

Kalian penasaran tidak bagaimana Jimin bisa mengenal keluarga Yoongi, dan kenapa Jimin bisa menitipkan Jihyun ke Yoongi tanpa rasa ragu? Itu karena ada satu alasan kenapa mereka bisa dekat seperti sekarang ini.

Flashback

Jimin duduk di sebuah kursi tunggu sambil menatap kertas tagihan rumah sakit yang harus dibayarnya. Jimin menatap sedih kertas bertuliskan nominal uang yang tidak sedikit.

Jimin memang baru saja kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan. Mereka hanya bisa bertahan selama dua minggu. Saat itu Jimin juga ada di kecelakan itu, namun karena Jimin duduk di belakang, Jimin hanya mengalami luka ringan.

Keluarga Jimin hanyalah keluarga sederhana. Ia juga anak satu-satunya dan tidak mempunyai sepupu ataupun kerabat karena memang orangtuanya sudah memutuskan hubungan dengan keluarga besar mereka.

Jimin bingung harus membayar dengan apa. Ia benar-benar tidak punya uang.

"Jimin-ssi, Dokter Jo memanggil anda." Jimin berdiri dan mengikuti perawat itu.

Jimin duduk di depan seorang wanita yang sudah sekitar berumur 40 tahun. Wanita itu tersenyum ramah pada Jimin.

"Silahkan duduk." Jimin segera duduk di depan dokter itu.

"Begini dokter....eumm saya belum bisa melunasi biaya rumah sakit kedua orang tua saya, bisakah saya mendapatkan perpanjangan waktu?"

"Jimin-ssi saya punya solusi agar biaya rumah sakit yang anda tanggung bisa lunas tanpa perlu anda bekerja keras." Jimin terkejut mendengarnya.

"Apa itu dokter?" Dokter Jo mengeluarkan sebuah map coklat lalu memberikannya pada Jimin.

"Anda bisa melihat hasil pemeriksaan anda." Jimin membuka map itu dan mengeluarkan tiga buah kertas yang bertuliskan tentang rekam medisnya.

"Saat anda kecelakaan, kami melakukan rontgen pada anda, dan kami menemukan sesuatu yang hebat." Jimin membaca setiap kata dalam kertas itu.

"Rahim? Sel telur?"

"Ya, walaupun anda pria, anda memiliki rahim dan tempat pembuatan sel telur. Walau sel telur yang anda hasilkan tidak sebanyak sel telur wanita, namun saya yakin itu bisa dibuahi oleh sperma." Jimin diam karena terlalu bingung.

"Maksud dokter...saya tidak normal?"

"Bukan tidak normal Jimin-ssi, namun anda hanya berbeda. Dan satu hal lagi, sayang sekali, sperma anda tidak dapat bekerja seperti semestinya, sperma anda tidak bisa membuahi sel telur." Jantung Jimin berdetak keras. Ia sungguh tidak percaya apa yang baru saja di dengarnya itu. Maksudnya dia tidak bisa menikah dengan wanita karena dia tidak normal?

"Karena itu Jimin-ssi, saya punya solusi untuk anda. Anda bisa menjual sel telur anda untuk ibu-ibu di luar sana yang ingin mempunyai anak namun tidak bisa karena ada gangguan di proses produksi sel telurnya. Anda juga bisa melunasi semua hutang anda menggunakan ini." Jimin ragu apa yang harus ia perbuat, di sisi lain ia tidak mau melakukan apa yang Dokter Jo sarankan. Namun ia juga tidak punya uang lagi untuk membayar biaya rumah sakit. Jimin menghela nafas dengan berat.

"Akan saya pikirkan lagi. Terima kasih sarannya Dokter Jo."

"Saya harap Jimin-ssi memilih keputusan terbaik." Jimin segera pamit keluar.

EommaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ