Part 12

19.4K 1.9K 304
                                    

Setelah naik bianglala, keempatnya memutuskan menuju ke stan-stan makanan yang berjajar. Namun sepertinya dua bocah cantik itu lebih tertarik pada istana balon yang tepat berada di depan stan makanan.

"Papa, Hyunie dan Hannie boleh bermain di sana?" tanya Jihyun pada Jimin. Jimin melirik Jungkook.

"Coba tanya Jungkook Ahjussi." Jihyun menoleh ke Jungkook. Mata bulatnya menatap Jungkook dengan tatapan berharap. Jungkook mengangguk.

"Ayo Hyunie!" Hana menarik tangan Jihyun.

"Hannie." Hana menoleh dan menatap Jungkook.

"Kalian boleh bermain di sana tapi ingat harus saling menjaga satu sama lain. Appa dan Jimin Ahjussi akan menunggu dan mengawasi kalian dari sini."

"Ne!" Jihyun dan Hana segera berlari menuju istana balon itu. Jimin hanya tersenyum menatap keduanya.

"Jimin-ssi...bisakah aku memanggilmu Jimin-ah?" Jimin terkejut dengan pertanyaan Jungkook, namun ia tetap mengangguk dengan malu.

"Kau juga harus memanggilku dengan informal."

"Heum baiklah Jungkook-ah." Jungkook tersenyum mendengar Jimin memanggil namanya dengan akrab.

"Aku ingin berbicara serius denganmu."

"Hmm? Berbicara tentang apa?"

"Kau tahu kenapa Hana dan Jihyun sangat mirip?" Jimin menggeleng.

"Mungkin hanya kebetulan saja."

"Itu bukan kebetulan Jimin-ah, itu sebuah takdir."

"Maksudnya?" Jimin menatap Jungkook kebingungan.

"Mereka anak kita berdua."

"Eh?! Kita baru bertemu baru-baru ini, bagaimana mereka anak kita. Jangan mengada-ada Jungkook-ah."

"Aku tidak mengada-ada, kenyataannya memang begitu. Kau ingat enam tahun lalu kau menjual sel telurmu." Jimin terkejut mendengar perkataan Jungkook.

"Jangan-jangan..." Jungkook mengangguk membenarkan perkataan Jimin.

"Apa yang kau pikirkan benar. Mantan istriku yang membeli sel telurmu. Itu karena baik diriku ataupun dia tidak mau terlibat hubungan badan, namun kami harus menghasilkan seorang penerus keluarga Jeon."

"Jadi kau tahu semua selama ini?" tanya Jimin memastikan. Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Aku sama sekali tidak tahu jika mantan istriku membeli sel telurmu. Aku berpikir ia memakai sel telurnya sendiri, namun nyatanya ia pun tidak mau mempunyai keturunan dariku." Jimin menatap Jungkook prihatin. Jimin berpikir kenapa mantan istri Jungkook terlihat begitu membenci Jungkook, padahal Jungkook terlihat sangat baik.

"Lalu kau sendiri kenapa bisa hamil Jihyun? Ku pikir mantan istriku hanya memakai sel spermaku untuk membuat Hana." Jungkook bertanya karena penasaran.

"Saat itu kedua orang tuaku meninggal, aku hanya sendiri di sini. Saat dokter berkata sel telur yang dibuahi masih tersisa aku berpikir jika Tuhan mengizinkan benih itu akan tumbuh dan menemani hidupku, dan semuanya terkabul. Aku sangat berterima kasih pada Tuhan karena memberiku Jihyun." Jungkook bisa melihat ketulusan di wajah Jimin.

"Pasti berat hamil seorang diri, apa Jihyun merepotkanmu?" Jimin menggeleng, ia tersenyum mengingat masa-masa kehamilannya.

"Jihyun sangat tenang di dalam kandunganku. Aku sangat bersyukur dia tidak membuatku kesulitan. Apakah Hana menyulitkan mantan istrimu?"

EommaWhere stories live. Discover now