Part 3

20.5K 2K 120
                                    

Jimin mengetik laporan yang harus ia berikan ke Jungkook sebelum pulang. Namun sepertinya Jungkook telat kembali ke kantor.

Harusnya setelah jam intirahat selesai, Jungkook sudah harus sampai di kantor. Namun, sampai sekarang ia belum kembali.

Jimin mendengar ponselnya berdering. Terlihat nama Yoongi terpampang di layarnya. Jimin segera menerima telepon itu.

"Ya Hyung?"

"Jiminie hiks Jihyunie hilang di taman hiks aku sudah mencarinya ke mana-mana tapi tidak menemukannya hiks." Jimin terdiam sejenak. Pikirannya tiba-tiba kosong dan ia tidak bisa mengeluarkan suaranya.

"Jiminie hiks maafkan Hyung."

"H-hyung d-di mana?" Jimin berbicara dengan terbata. Ia masih terkejut. Harta satu-satunya menghilang dan tidak tahu di mana sekarang.

"Aku di taman kota...dekat agensi X, mianhae Jiminie." Jimin langsung saja mematikan ponselnya lalu berlari dari ruangannya. Ia tidak peduli pekerjaannya. Jihyun-nya lebih berharga dari apapun juga di dunia ini.

Jimin naik taksi menuju ke taman. Ia meremas tangannya gelisah. Kepalanya penuh dengan pikiran-pikiran negatif.

Bagaimana jika Jihyun diculik, bagaimana jika Jihyun dijual, bagaimana jika Jihyun disakiti, bagaimana bagaimana bagaimana

Otak Jimin benar-bener penuh pikiran negatif, tanpa ia sadari pun air menetes dari matanya. Begitu sampai di taman, Jimin memberikan ongkos pada supir taksi lalu ia bergegas keluar dan mencari Yoongi.

"Hyung!" Yoongi menoleh menatap Jimin yang datang dengan kucuran air mata.

"Bagaimana ini Jiminie. Jihyun menghilang hiks aku hanya meninggalkannya lima menit untuk membeli es krim, tapi ia menghilang begitu saja hiks." Jimin memeluk Yoongi. Ini semua bukan salah Yoongi.

"Tidak apa Hyung, kita akan mencarinya bersama." Walau Jimin berusaha menenangkan Yoongi, nyatanya air matanya juga turun dengan deras.

"Ayo kita ke kantor polisi saja!" ucap Yoongi. Jimin menggeleng.

"Tidak bisa Hyung, Jihyun belum menghilang selama dua puluh empat jam."

"Lalu kita harus bagaimana?" tanya Yoongi dengan lesu.

"Kita bisa melihat cctv yang di pasang di dekat taman dan jalan raya. Kita bisa tahu kenapa Jihyun menghilang." Jimin menghapus air matanya. Ia sadar sekarang bukan waktunya menangis.

"Tapi setahuku kita tidak bisa melihat cctv tanpa surat dari kepolisian ataupun pemerintah. Kita juga tidak bisa menyogok mereka kita tidak punya wewenang." Jimin berpikir.

"Aku akan menemui seseorang. Hyung bawalah Taejun pulang dahulu, ia tampak lelah." Yoongi mengangguk.

"Cepat hubungi aku jika kau selesai menemui temanmu." Jimin mengangguk. Jimin segera berbalik menjauhi taman. Ia menatap ponselnya dan membuka buku telepon yang ada di ponselnya.

"Aku harus minta tolong ke Presdir."

Jimin menelepon Jungkook. Dalam deringan ketiga, Jungkook menjawab teleponnya.

"Ada apa?" tanya Jungkook tanpa berbasa-basi.

"B-bisakah saya meminta tolong?"

"Hmm?"

"Saya ingin meminta tolong sesuatu yang sedikit sulit pada anda, tapi ini benar-benar penting bagi saya."

"Datanglah ke rumahku, kita bicara di rumahku."

EommaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon