Prologue

8.8K 819 32
                                    

Mark memandang harap-harap cemas pada pintu unit gawat darurat yang terbuat dari kombinasi kaca transparan dan translusen. Pantatnya tidak betah duduk di kursi tunggu yang serasa membakarnya alih-alih rasa empuk dari material kursi rumah sakit mewah itu. Kakinya yang dibalut sepatu bot hitam bersol tebal mondar mandir di lorong UGD yang tampak lenggang di malam hari. Bunyi ketukannya dengan lantai beresonansi di dinding-dinding putih bersih koridor yang tampak kontras dengan jaket kulit hitamnya.

Jari-jari putihnya yang dibalut ormano half mengetuk-ngetuk cemas lemari pendingin berisi minuman yang berada di ruang tunggu.

"Idiot. Kau benar-benar ceroboh Mark," ia bergumam pada dirinya  sendiri. Kali ini punggungnya ia rebahkan pada sandaran sofa yang empuk. Matanya menerawang skylight sembari mengutuk kebodohannya malam ini yang merupakan alasan utama ia berada di lobi rumah sakit ternama di Seoul.

Ia menegakan tubuhnya begitu melihat pintu yang sedari tadi dipandanginya terbuka dan seorang perawat laki-laki dengan name tag 'Kim Doyoung' berjalan menghampirinya.

"Hyung--"

"Tuan muda Lee."

Shit. Kalau orang-orang, terlebih Doyoung--demi tuhan, Doyoung--sudah memanggilnya seperti itu, dia dalam masalah besar. Tapi dari skala makro keseluruhan skenario ini ada masalah yang kebih besar menunggunya. Untuk saat ini, Mark memilih mengabaikan tatapan menghakimi dari laki-laki berseragam serba putih itu.

"Bagaimana keadaannya?"

"Kakekmu tidak akan menyukai ini."

"Bagaimana keadaannya?"

Huh. Dasar keras kepala.

"Tidak ada masalah serius sampai-sampai harus dilarikan ke ICU."

Mark menghela nafas lega, namun hal itu berjalan singkat saat papan berisi data yang ditenteng Doyoung mencium kepalanya cukup keras.

"Jangan senang dulu, Mark, Minhyung, siapapun namamu. Aku mungkin tidak akan menyampaikan hal ini pada siapa pun tapi yang kau bawa kemari tengah malam seperti ini bukan sembarang orang," omel Doyoung panjang sambil menunjuk-nunjuk mukanya dengan papan yang sama.

"Dia tidak akan mengatakan apapun yang aneh-aneh. Aku tahu betul itu," balas Mark sambil mengelus-elus kepalanya.

Bahkan Mark berani bertaruh dengan motor balap kesayangannya orang itu akan memilih melupakan kejadian ini alih-alih memperumitnya.

Belum sempat Doyoung membalas jawaban Mark yang kurang ajar seorang pemuda berjalan tertatih-tatih dibantu seroang perawat wanita dari pintu yang sama yang dilewati Doyoung. Mark melirik perban yang melingkari lutut kirinya, beralih menuju kasa putih yang bertengger di pelipis kiri. Ia meringis dalam hati. Doyoung yang juga mengamati pemuda itu hanya menghela nafas lelah.

"Yah, untungnya Renjun tidak sekurang ajar kau ya."

π

A/N : jrengg~~ apaan nih? :"
Wkwkwk *halah* ini cuma trial dan bonus karena author bakal telat up Clairvoyance bcs minggu depan ujian :"

Ini termasuk crack pair gak ya? Gatau deh... btw HBD YA RENJUN, semoga kamu nggak tambah savage wkwkwk bye

Race Of The Heart [COMP.]Where stories live. Discover now