a. Prolog - [How we met]

13.8K 983 72
                                    


Gadis itu berlutut di lantai, sembari membantu ibunya mengatur beberapa pakaian yang sudah di setrika dan siap untuk dimasukkan ke dalam plastik. Pelanggan kali ini sangat banyak, membuat ia dan sang ibu kelelahan me-laundry seluruh pakaian ini. Beberapa kali, ia mendengar suara helaan napas dari sang ibu. Entah kenapa, setiap helaan napas itu terdengar, rasanya seperti suara kelelahan ibunya yang sudah ia tumpuk sejak dulu.

"Eomma, istirahat saja. Biar aku yang selesaikan."

"Eomma bisa, Seungwan." Bantah sang ibu tak menghiraukan ucapan sang putri yang dipanggil Seungwan itu. Lantas, Gadis pemilik rambut ikal cokelat caramel tersebut akhirnya hanya menghela napasnya sebentar kemudian kembali diam seperti semula.

Lama menanti percakapan kembali, akhirnya Seungwan berhasil mendengar sang ibu bersuara. "Bagaimana hasilnya?"

"Hasil?" Seungwan mengerutkan keningnya sedikit bingung dengan pertanyaan ibunya itu. Ia benar-benar bingung, atau memang pura-pura bingung?

Sang ibu menatap Seungwan dengan tatapan cemasnya, namun juga penuh curiga. "Hasil tes-mu, Seungwan. Kau lulus, kan?"

"Eoh?" Seungwan terdiam sejenak sambil berpikir untuk membalas pertanyaan sang ibu yang menurutnya, sangat tiba-tiba itu. "A...aku belum memeriksanya," cicit Seungwan sambil tersenyum kikuk dengan gerakan salah tingkahnya. Entah kenapa, pertanyaan seperti ini sangat sensitif untuknya.

"Kapan keluar?"

"Tanggal 12, eomma," jawabnya dengan penuh kebimbangan.

Sang ibu mengembuskan napas jengahnya, lalu menaruh setrikanya dan dengan gemas, ia menyentil dahi Seungwan agak keras. Seungwan tentu saja meringis sambil memegangi keningnya yang perih akibat sentilan sang ibu. Bahkan, keningnya kini memerah akibat sentilan itu. Ya, salahkan saja kulitnya yang sangat putih cerah itu. Hingga membuat sedikit sentuhan saja, bisa bertanda dengan jelas.

"Mau membohongi, eomma, hm? Ini sudah tanggal 13!" ucap sang ibu retoris pada sang anak.

Seungwan menunduk. Ia pasrah karena tidak berhasil membohongi sang ibu. Ah, kenapa juga, sih, ia harus berbohong mengenai hal ini? Meskipun ia mencobanya berkali-kali, toh gelagatnya sudah pasti langsung ketahuan oleh sang ibu jika ia berbohong. Sial. Seungwan memang susah berbohong.

"Cepat periksa! Eomma mau lihat!"

"Ne..." Seungwan menundukkan kepalanya, lalu mengambil ponsel dari dalam saku depan jumpsuit berbahan jeans miliknya.

Jari-jari Seungwan dengan cepat mengetikkan alamat website pada pencaharian. Tanpa menunggu lama, situs itu terbuka dengan cepat, dan menampilkan daftar nama pengikut tes online jalur beasiswa untuk bersekolah di Hyang Gi International high school.

Mata Seungwan sibuk mencari urutan namanya dari sekian ratus nama yang tertera di sana. Hatinya langsung berdebar-debar kala melihat urutan nomor yang semakin jauh ke bawah. Astaga, apa dia lulus, atau gagal? Kenapa takut sekali rasanya?

Dan...

"EOMMA!" teriak Seungwan mengagetkan sang ibu yang sedari tadi juga memperhatikan Seungwan melihat ponselnya.

"Omo...omo! Kau mau membuat eomma jantungan, hah?!" bentak sang ibu sambil memukul Seungwan dengan pakaian setrikaannya.

"Eomma! Seungwan diterima!" jeritnya bahagia membuat sang ibu melebarkan matanya tak percaya, sampai ia melihat sendiri jika nomor urut 221 dengan nama Son Seungwan dinyatakan lulus tes. Betapa senangnya sang ibu hingga mengeluarkan air mata bahagianya. Seungwan pun ikut terharu merasakan kebahagiaan ini. Keduanya berpelukan erat sambil tersenyum bahagia bersama.

• Perfect Princess | Wenyeol  ✔Where stories live. Discover now