s. Jealous Pizza

2.6K 427 29
                                    


Seungwan menangis dengan sesegukan, dan Chanyeol masih berada di sana menemaninya. Rasanya sakit melihat gadisnya menangis seperti ini. Ia harusnya sudah tahu jika kakeknya tidak pernah tulus mengajak Seungwan makan malam, ia harusnya tahu kakeknya akan melakukan ini. Ia harusnya bisa menjaga Seungwan tadi dengan melarang gadisnya pergi berbicara dengan kakenya.

Namun yang ia lakukan tidak ada sampai melihat gadisnya menangis dengan derai air mata yang membuatnya terluka. Chanyeol terus memeluknya di sebuah taman dekat rumah pria itu. Karena Seungwan berlari mengharuskan mereka tetap di sana untuk beberapa menit.

Chanyeol sudah berusaha menenangkannya namun nyatanya perkataan kakeknya begitu memilukan hati Seungwan hingga ia terus menangis tanpa henti. Air matanya seperti belum habis dan terus keluar begitu saja, Chanyeol pun menerima semua tangisan itu di bajunya. Asalkan Seungwan bisa tenang dengan menumpahkannya, maka Chanyeol rela memberikan bahunya.

“Sudah, Seungwan.” Chanyeol mengecup keningnya lama lalu menghapus air mata Seungwan dengan ibu jarinya.

Pria itu menangkup pipi Seungwan dan menatap wajah gadis yang habis menangis itu dengan senyuman kecil. “Di mana wajah gadisku yang selalu tersenyum, hm?” kata Chanyeol menghibur namun Seungwan masih sedih lalu memeluk tubuh pria itu dengan erat.

“Hiks....” tangisannya masih belum mereda. Dan Chanyeol lagi-lagi harus bersabar dan menunggu gadisnya selesai dengan kegiatannya lalu ia bisa berbicara.

Butuh beberapa menit memang sampai Seungwan benar-benar diam dan berhenti menangis. Lantas, pria itu pun menghapus kembali sisa air mata Seungwan dan mengulum senyumannya dengan lebar.

“Kau tahu kan kalau aku menyayangimu?”

Seungwan mengangguk.

“Jadi kau tidak perlu khawatir dengan apa yang orang lain pikirkan. Kita yang menjalani hubungan ini, bukan mereka. Jika kau memikirkan orang lain, bagaimana bisa kau memikirkan dirimu sendiri? Hidup ini adalah hakmu, orang lain tidak pantas mengaturnya. Dan hubungan kita, hanya kitalah yang berhak mengaturnya bukan orang lain. Jadi — jangan memikirkan apa pun lagi dan tetaplah tersenyum.” Chanyeol mengusap surai gadisnya dengan sayang.

Membuat Seungwan kembali merasa nyaman dan melupakan perkataan kakek yang menyakiti hatinya beberapa saat yang lalu. Chanyeol benar, ia tidak boleh memikirkan perkataan orang lain yang hanya bisa memberikan komentar buruk. Ia harus memandang ke depan, hubungannya dengan Chanyeol bukanlah permasalahan. Apa karena ia gadis miskin lalu ia tidak berhak mendapatkan pria kaya seperti Chanyeol? Omong kosong, ia mau menganggap dirinya Putri di sini, seorang Cinderella yang berhasil mendapatkan kebahagiaannya.

Gomawo, sunbae. Maaf sudah mengucapkan yang tidak-tidak tadi,” katanya mengerucutkan bibir lalu menyandarkan kepalanya pada dada bidang Chanyeol.

Baju keduanya memang basah, karena hujan beberapa menit yang lalu seperti keadaan cuaca sangat mengerti kondisi hati Seungwan tadi. Dan saat gadis itu mulai membaik, hujan itu mulai mereda juga. Sungguh menarik jika dipikir.

Chanyeol pun mengusap punggung Seungwan dan membenamkan ciumannya di puncak kepala Seungwan sedikit lama, hingga gadis itu pun melonggarkan pelukannya dan memberikan kecupan di pipi Chanyeol. Ia bahagia memiliki pria itu dan rasanya ia tidak membutuhkan apapun lagi kecuali Chanyeol dalam hidupnya.

“Hanya pipi? Bagaimana dengan bibir?” tanya Chanyeol menunjuk bibirnya membuat pipi Seungwan merona mendengarnya.

“Eum —” Seungwan nampak malu-malu mendekatkan wajahnya pada Chanyeol yang sudah siap menerima ciuman itu.

Dan ketika bibir keduanya bertemu, dan Chanyeol hendak melumat bibir gadisnya, Seungwan buru-buru menjauhkan wajahnya hingga Chanyeol mendesah kecewa, karena aksinya digagalkan oleh kekasihnya sendiri. Seungwan nampak menahan tawanya membuat Chanyeol gemas.

• Perfect Princess | Wenyeol  ✔Where stories live. Discover now