w. Letting Go

2K 275 36
                                    


-typo tandai

Pria tua itu berdecak. Hampie menyerupai takjub dengan kebodohan Seungwan yang tidak mendengarkan perintahnya agar putus dari cucu-nya. Ya, patut pria tua ini akui bahwa Seungwan sangat berani menghadapi maut. Harusnya ia tidak menyepelekan cinta anak SMA yang baru tumbuh.

Ia pun tertawa. Menertawai pilihan yang Seungwan ambil untuk tetap berada di sisi Chanyeol. Pilihan yang cukup berani setelah semua ancaman yang sudah ia berikan pada gadis itu beberapa hari yang lalu. Mungkin, ia kira semua perkataannya hanya angin lalu, kan? Mungkin Seungwan berpikir bahwa kakek sepertinya tidak akan mampu melakukan hal licik lagi, kan?

Semua pikiran Seungwan pun, akan ia jawab dengan segala perbuatan yang telah ia ancamkan kemarin. "Tsk! Akan aku tunjukan bagaimana uang bisa membeli segalanya. Termasuk harga dirinya sekali pun." Kakek tertawa keras dengan seringai di wajahnya. Ia pun menoleh pada sekretaris Moon yang selalu siap akan perintahnya. "Kau tahu yang harus kau lakukan?"

Tuan Moon mengangguk singkat, kemudian keluar dari ruangan kakek. Kali ini, ia yakin Seungwan bukan hanya akan memutuskan Chanyeol, melainkan akan enyah dari kehidupan cucu-nya bak hilang ditelan bumi.

"Kau bukan tandinganku, Seungwan. Sebesar apapun cintamu pada cucu-ku, itu tidak akan berpengaruh jika kekuasaan sudah berbicara."

🍃

Chanyeol mengusap rambut Seungwan. Berkali-kali ia menyelipkan dan membenarkan anak rambut gadisnya yang menutupi wajah cantiknya. Enak saja mengganggu kesenangan Chanyeol memandang wajah lugunya? Tidak. Bahkan rambut Seungwan pun tidak akan ia izinkan turun untuk mengganggu penglihatannya. Seungwan terlalu indah, terlalu cantik untuk Chanyeol abaikan.

Saat ini, gadis itu sedang duduk di meja kafe, karena sejak ia pulang dari pekerjaannya, Chanyeol mengajaknya pergi sebentar, dan berakhir mereka mengunjungi sebuah kafe di tengah kota. Dan karena topik bahasan mereka tidak terlalu penting, Seungwan memilih mengeluarkan buku pelajarannya untuk belajar. Ia ingat bahwa besok ada tes Biologi, dan ia tidak mau melewatkan kesempatan belajarnya hanya karena berkencan dengan Chanyeol.

"Kalau pacarmu diangguri seperti ini, nanti bisa digoda gadis lain, loh. Mau?" Tanya Chanyeol sambil menarik dagu Seungwan memandangnya.

Gadis itu salah tingkah dengan mengedip-ngedipkan matanya dan berusaha mencari objek lain untuk dipandang. Memandang Chanyeol sangat berbahaya. Ia bisa saja terlena dan jatuh dalam perangkapnya, kan?

"Sunbae...," rengeknya sambil menarik kepalanya menjauh dari jangkuan Chanyeol.

Chanyeol terkekeh. "Menggemaskan," bisiknya pelan namun bisa Seungwan dengar dengan jelas.

"Aku mau pulang, Sunbae." Seungwan menutup bukunya lalu meneguk Ice Americano-nya sedikit. "Antar pulang," katanya.

Chanyeol menghela napas dan menurut. Ia mengangkat tangannya memanggil seorang waitress untuk mendatangi meja mereka membawakan tagihan yang harus Chanyeol bayar. Setelah memberikan sejumlah uang, Seungwan berdiri dan memakai tas-nya, diikuti Chanyeol yang juga berdiri dan menggandeng kekasihnya keluar.

Chanyeol juga membukakan pintu mobilnya bagi Seungwan, agar gadisnya bisa langsung masuk dan duduk di dalam dengan nyaman. Setelahnya, Chanyeol pun menyusul dan memakai safety belt-nya. "Pulang, ya?"

Seungwan mengangguk saja tanpa menjawab. Entah kenapa ia sedikit lelah dan pusing.

"Tidak ada rencana membuatku senang begitu?"

• Perfect Princess | Wenyeol  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang