v. Will we together?

3.4K 407 52
                                    


Seungwan terduduk lemas di kamarnya setelah Myungsoo mengantarnya pulang. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan Chanyeol hari ini, namun ia tidak mendengar kabar apapun. Bahkan Chanyeol tidak menghubunginya sama sekali. Benar-benar aneh, namun... Apa lagi yang harus Seungwan harapkan jika pada akhirnya mereka akan putus?

Seungwan tidak bisa berharap banyak jika ia sudah menyetujui ucapan kakek hari ini. Besok ia akan putus dengan Chanyeol. Besok, ya besok. Besok merupakan harinya, hari yang berat, hari yang mungkin tidak akan terlupakan untuk Seungwan. Hari yang mungkin akan menjadi kenangan yang sangat memilukan untuk Seungwan, hari yang akan menjadi kenangan buruk untuknya. Hari yang ia benci, karena harus melepaskan pria yang sudah mengusik hatinya berbulan-bulan.

Ini sakit, bahkan memikirkannya seribu kali Seungwan tidak tahu bagaimana cara untuk baik-baik saja. Seungwan tidak tahu bagaimana cara untuk tetap tegar menghadapi Chanyeol tanpa air mata? Bisakah ia sanggup menatapnya? Bisakah ia mampu memijakkan kakinya sembari mengutarakan kalimat itu pada prianya? Bisakah Chanyeol menerimanya? Bagaimana respon pria itu jika mendengar Seungwan ingin putus darinya.

Seungwan hilang akal. Ia tidak tahu bagaimana kelangsungan hidupnya besok. Ia ingin lenyap rasanya, menghilang dari dunia ini dan tidak pernah terlibat dalam hubungan bersama Chanyeol.

Hatinya sakit. Sangat sakit hingga rasanya dadanya begitu sesak untuk bernapas. Air matanya keluar deras, mewakili bagaimana perasaannya yang hancur malam ini.

Putus. Lima huruf yang sederhana, namun mengundang kesakitan untuk Seungwan. Menghadirkan kepahitan, rasa pilu dan sesak luar biasa.

Isakannya terdengar dalam ruangan kecil itu. Berusaha untuk menahannya agar tidak terdengar sampai luar. Karena ia tidak mau orang tuanya mendengarnya menangis.

"Apa yang harus aku lakukan besok?" Seungwan memeluk lututnya dan membenamkan kepalanya pada celah lutut itu kemudian menangis dengan sangat.

💘💘💘

Seperti biasa Seungwan akan bangun pagi. Namun kali ini berbeda karena wajahnya murung dan tidak bersemangat. Ibunya yang bahkan sering melihay ekspresi ceria Seungwan mendadak bingung dengan putri cantiknya. Seungwan bahkan tidak menyentuh makanannya dan hanya mengaduknya tanpa minat mencicipi sedikit.

Seungwan begitu berbeda memberikan tanda tanya untuk ayah dan ibunya yang berada satu meja dengannya.

"Seungwan?" Ibunya mengusap surai panjang berwarna cokelat milik putrinya.

"Hm?" Seungwan menatap sang ibu.

"Jika kau punya masalah. Ceritakan pada kami. Ibu tidak suka melihat wajahmu murung seperti itu."

Seungwan langsung tersenyum seakan kondisi hatinya baik-baik saja. Ia berusaha menutupinya dari orangtuanya. Berharap ibu dan ayahnya memang tidak akan pernah tahu apa yang sedang ia alami saat ini.

"Gwenchanha. Aku hanya berpikir apa aku akan ikut camping atau tidak." Seungwan mengulas senyuman indahnya membuat ibu dan ayahnya pun berpikir jika memang putrinya hanya memikirkan masalah kecil seperti itu.

"Apa biayanya mahal? Jika eomma dan appa bisa membantu..."

"Eomma... Jangan mengeluarkan uang untuk Camping ini. Seungwan bisa." Gadis itu tersenyum manis.

Teen teen!!

"Dan pangeranmu sudah datang." Sang ayah menggoda membuat hati Seungwan pilu mendengar kata 'pangeran'. Ya, mimpinya untuk tetap menjadi putri mungkin akan berakhir sebentar lagi. Menunggu jam ini terus berputar, detik dan menit terus berjalan hingga tiba waktunya berpisah.

• Perfect Princess | Wenyeol  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang