Part 3 : Lost

38 4 3
                                    

Rory membuka matanya perlahan. Punggung dan kepalanya terasa berdenyut-denyut. Rory melihat sesuatu di hadapannya. Begitu dia berhasil memfokuskan penglihatannya, dia membeku. Sesosok wajah mengambang di hadapannya, hanya beberapa inci dari wajahnya sendiri. Wajah seorang pemuda yang sangat tampan. Tapi, Rory menyadari sesuatu yang salah. Matanya agak aneh. Dan telinganya... seperti telinga serigala.

Rory mencium bau yang tidak asing. Darah.

Rory menjerit keras, mengejutkan sosok di hadapannya. Refleks, kakinya mengangkat, menendang apapun yang ada di hadapannya. Sosok setengah serigala di hadapannya mengeluarkan suara 'Ughh..' tertahan ketika kaki Rory menjejak perutnya.

Dimana ini? pikirnya.

Rory melihat kiri-kanannya, mencari sesuatu yang bisa dijadikan senjata. Matanya melihat ranting yang cukup besar. Dia meraihnya.

"Pergi! Pergi!" teriaknya seraya memukulkan ranting yang dipegangnya ke sosok di hadapannya. Sosok itu menyilangkan tangannya, yang juga tangan serigala, untuk melindungi wajahnya, tapi sosok itu tidak beranjak.

"Tenang! Tenang!" Sosok lain muncul dari belakang Si Setengah Serigala. Seorang gadis normal. Rory hampir saja ikut memukul gadis itu. Gadis itu meneriakkan sesuatu dalam bahasa yang tidak diketahui Rory ke Si Setengah Serigala. Dia balas meneriakkan sesuatu tapi Sang Gadis balas berteriak lebih keras. Setidaknya, itu membuat Si Setengah Serigala beringsut mundur dengan wajah tertekuk.

Sang Gadis maju menghampiri Rory sambil tersenyum. Dia terlihat baik, tapi Rory tidak melepaskan genggamannya. Di situasi seperti ini, dia tidak dapat mempercayai siapapun.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya gadis itu seraya mengulurkan tangannya.

Ragu-ragu, Rory menyambut uluran tangan itu. Gadis itu membantu Rory untuk berdiri.

"Dimana ini?" tanya Rory, matanya masih mengawasi kedua sosok di hadapannya. Punggung dan kepalanya terasa sakit, tapi dia mengabaikannya.

"Kamu berada di Cresto Gen," jawab Sang Gadis lugas, kontan membuat Rory bingung.

"Cresto Gen? Tempat macam apa itu?" tanya Rory bingung. Dia belum pernah mendengar nama itu.

"Anggap saja kau berada di dimensi lain," jawab gadis itu santai, yang semakin membuat Rory bingung.

"Bagaimana mungkin?"

"Kujelaskan nanti. Sekarang, kamu istirahat dulu. Kamu pasti lelah, kan?"

Ucapan gadis itu mengembalikan penat yang dirasakan Rory. Adrenalin yang sempat mengalir kehilangan efeknya. Mendadak, tubuh Rory terasa berat.

Dia masih ragu, tapi instingnya mengatakan sebaiknya dia memercayai gadis di hadapannya, yang bisa jadi merupakan tindakan bodoh. Tetapi, Rory tidak mampu berpikir jernih. Dia sudah terlalu lelah dan semua yang dia inginkan adalah tidur yang nyaman.

"Baiklah," Rory mengangguk, walau masih agak ragu. Gadis itu tersenyum senang.

"Namaku Helix," gadis itu memperkenalkan diri tanpa basa-basi seraya menjabat tangan Rory.

"Rory."

"Dia Lyca," kata Helix sambil menggestur ke Si Setengah Serigala yang beranjak mendekat.

"Salam kenal," Lyca mengulurkan tangannya seraya menyeringai.

Ragu-ragu, Rory membalas tangan Lyca. Di luar dugaan, bulu di tangannya halus dan lembut, hingga Rory harus mengingatkan dirinya kalau itu tangan serigala.

"Ayo, kuajak ke rumahku," ajak Helix. "Kujelaskan tentang tempat ini sambil jalan."

"Aku saja," sela Lyca. "Kamu angkat rusa-rusanya, biar aku yang—"

Down To Ash(HIATUS)Where stories live. Discover now