Part 9 : Spending The Night

13 3 3
                                    


Setelah melewati Hutan Silseva, Padang Rumput Veshal, dan menyeberangi Sungai Mifa, akhirnya Rory dan teman-temannya sampai di Kota Shahrezan, persinggahan sebelum menuju ibukota.

"Hufff..." Helix menghela nafas lega begitu mereka melewati gerbang kota yang dijaga dua orang Guardian. "Untung saja. Terlambat semenit, kacau rencana kita."

Rory hanya melirik sekilas mendengar kalimat Helix yang terkesan dibuat-buat itu. Sementara Lyca di belakangnya berusaha menahan tawa.

"So, kita kemana?" tanya Rory.

"Kita mencari penginapan di tengah kota. Kudengar di sana ada banyak penginapan yang cukup nyaman," Helix menjelaskan.

Rory hanya mengangguk walau tidak paham. Siapa yang bisa menyalahkannya? Ini merupakan pengalaman pertamanya.

Beberapa menit berlalu. Mereka sampai di salah satu penginapan yang menurut Helix lumayan nyaman. Setelah menyerahkan hirg mereka kepada penjaga istal­ yang dengan senang hati menerimanya, mereka masuk ke dalam.

Mendadak, Sombre melemparkan ransel kepada Helix yang terkejut dan reflex menangkapnya.

"Aku pergi dulu, yah! Ada 'urusan'!" dan, dengan itu, sebelum Helix sempat menghentikannya, Sombre telah melesat keluar untuk sesaat kemudian menghilang dari pandangan.

"Sialan," geram Helix. "Anak itu. Selalu saja membuat masalah."

Kali ini, Lyca tidak mampu menahan tawanya.

***

Hari beranjak malam. Tapi, Rory tidak bisa tidur. Mungkin karena kasurnya yang terletak di tingkat kedua, atau dia yang terlalu restless menunggu hari esok.

Rory beringsut duduk. Kamar inap mereka cukup nyaman walau untuk penghematan, mereka memilih kamar dengan tempat tidur tingkat. Dan, inilah hasilnya.

Dalam cahaya remang-remang, Rory bisa melihat Helix tertidur sambil mendengkur keras. Reo tidur dengan tenang dengan rambut tetap menutupi wajahnya. Sementara Sombre masih belum kembali. Sayangnya, dia tidak bisa melihat Lyca. Bukan karena bola api kecil yang hanya menyediakan penerangan minimum, tapi karena justru Ferlyan itu tidur tepat di kasur di bawahnya.

Rory menyandarkan kepalanya ke bantal, membuat kayu yang menopang kasur berderit kecil. Tapi, bukan itu yang mengejutkannya. Suara itu yang membuatnya terlonjak.

"Rory?"

Rory tahu siapa pemilik suara itu. Lyca.

"Kau tidak bisa tidur?" tanya sang Ferlyan.

Rory tidak membalas.

"Ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Tidak," jawab Rory singkat.

Lyca diam begitu lama hingga Rory mengira Ferlyan itu telah tidur.

"Kau mau turun ke sini?" tanya Lyca tiba-tiba.

Rory terdiam. "Buat apa?"

"Ya, entahlah. Mungkin kau mau mempelajari bahasa Hestia? Dengan begitu kau tidak akan tersesat jika terpisah dari kami."

"Hmm... bolehlah." Masuk akal.

Perlahan, Rory beringsut menuruni tangga. Dengan pencahayaan remang, dia bisa melihat mata abu-abu Lyca. Gadis itu menjatuhkan dirinya dan duduk di samping Lyca.

"Jadi... kau mau mengajariku bahasa Hestia?"

"Asal kau bisa."

Rory tersenyum mendengar tantangan itu. "Kau pikir aku bodoh, gitu?" Rory mendengus, pura-pura kesal.

Lyca menyengir lebar. "Kita akan lihat."

Malam itu, mereka berdua menghabiskan waktu bersama, tanpa gangguan siapapun. Seorang Ferlyan dan seorang gadis Manusia. Keduanya secara rahasia saling menginginkan satu sama lain. Pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Secara bergantian, mereka saling mengajari. Rory dengan mudah mampu menguasai sebagian besar Hestia, sementara Lyca dengan susah payah mempelajari berbagai pengetahuan dasar. Diam-diam, Ferlyan itu kagum dengan kecerdasan Rory. Yang semakin memperkuat perasaan di hatinya.

Aku tidak yakin aku mampu bertahan jika Rory pergi kelak, pikir Lyca ketika sang gadis Manusia tengah mengajarinya matematika dasar dengan cara yang menurutnya mengagumkan. Walau itu adalah fakta.

Hingga larut malam, mereka masih sibuk berdiskusi. Hingga saat Rory menguap, barulah mereka menutup 'sesi' malam itu.

Rory merebahkan dirinya di kasur yang sekarang terasa lebih empuk.

"Good night," ucapnya refleks.

Di antara kesadarannya yang menipis, dia bisa menangkap suara seorang lelaki yang membalasnya.

"Good night too, Ro—"

Rory jatuh ke alam mimpi.

———

9 Juni 2018

10:28 AM

YEAH!! IM BACK BABY!! Akhirnya setelah sekian lama di pondok, aku dapet libur!! YEEE!!! Untuk sementara, aku akan terus berusaha mengupdate cerita yang entah ada readernya atau nggak ini xD Jadi... bagi siapapun yang membaca ini... nantikan lanjutannya...

Setidaknya sampe 13 Juli nanti...

^w^

-DheatlyBlaze

Down To Ash(HIATUS)Where stories live. Discover now